Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pengkhianatan Negeri-Negeri Arab Penyebab Genosida Terus Berlanjut di Palestina

Topswara.com -- Sungguh pilu rasanya menyaksikan dan membaca berita warga Palestina yang kekurangan pangan dan tidak tersedia makanan apapun akibat kebrutalan Israel. Mereka sampai terpaksa harus memakan daging kura-kura lantaran tak punya pilihan lain. 

Kondisi mereka yang makin memprihatinkan di tengah situasi perang yang menyebabkan krisis pangan harus menanggung derita yang tak berkesudahan. Situasi krisis pangan dan makanan yang dialami rakyat Palestina makin hari makin nyata. 

Ditambah perbatasan tidak dibuka membuat bantuan logistik dari luar semua tertahan di pintu-pintu perbatasan tanpa bisa melintasi masuk kedalam Gaza. Hal ini makin menambah kegentingan (cnnindonesia.com, 19/04/2025).

Sudah 568 hari pembantaian namun dunia tetap dalam kebungkamannya, diam dalam keheningan. Seolah-olah di Gaza tidak terjadi apa-apa. Betapa kejamnya!. Yah tidak ada lagi yang tersisa selain berharap kepada-Nya. Sedang kepengecutan para pemimpin Arab makin terlihat. 

Diam dari aksi nyata, kecuali hanya sekedar mengerahkan aksi kecaman dan kutukan semata. Padahal, jika saja menggerakkan militer mereka, itu pun sudah cukup menghabisi kekuatan militer Israel di Gaza dalam sepekan. 

Namun sampai saat ini, satupun pemimpin-pemimpin Arab itu tidak menyambut seruan jihad yang telah difatwakan oleh para ulama di seluruh dunia.

Sekat Nasionalisme

Dapat dipahami bungkamnya dunia terutama para rezim-rezim pemimpin Arab disebabkan oleh adanya sekat nasionalisme. Sekat inilah yang menjadikan suatu bangsa fokus dengan urusan dalam negerinya dan menyelamatkan apapun kepentingan negerinya tanpa peduli lagi dengan urusan bangsa lain. 

Ide inilah yang menjadikan kenapa kaum muslimin tidak peduli dengan urusan bangsa atau negara lain sekalipun itu merupakan saudara seakidah yang mengalami ketertindasan dan kezaliman dari kejahatan para penjajah. 

Sayangnya justru ide ini tumbuh subur di benak rezim-rezim pemimpin muslim hari ini. Ide ini telah berhasil memporak-porandakan dan merusak pemikiran kaum muslimin, kemudian mengacak-ngacak tubuh persatuan kaum muslimin dan membuatnya tercerai-berai. Menjadi racun yang membius benak kaum muslimin di seluruh dunia. Menyebabkan umat muslim menjadi terpecah belah. Lalu tersekat-sekat dalam garis-garis batas negara yang sempit. Rezim maupun penguasa boneka ini berharap bala bantuan kekuatan dan belas kasih dari Amerika dan Barat. 

Padahal kekuatan tersebut hakikatnya adalah semu. Sebab negeri yang dipimpin oleh pemimpin muslim itu tetap berada dibawa ketiak hegemoni Amerika dan Barat. Ditambah mereka rela berkhianat pada rakyatnya sendiri demi memperkokoh kepentingan dunianya.

Alhasil, nyatanya nasionalisme itu telah mematikan rasionalitas rasa kemanusiaan, telah menyingkirkan rasa tanggung jawab. Itu semua telah terlihat pada pemimpin-pemimpin muslim yang memilih diam. 

Sementara korban di Gaza terus-menerus berjatuhan. Di sisi lain penjajah zionis makin brutal dan diluar nalar kemanusiaan dalam membabi-buta warga Gaza. 

Barat dengan ideologi kapitalismenya yang berlandaskan sekuler telah berhasil menyuntikkan ide nasionalisme tersebut di seluruh dunia termasuk di bumi muslimin untuk diadopsi dan menerapkan cara pandang ini dalam kehidupan. 

Alhasil sikap dan tindakan dari cara pandang tersebut terlihat jelas di dalam benak kaum muslimin. Yang mana kepedulian kaum muslimin untuk membantu saudara yang terzalimi menjadi terhalang oleh sekat dan batas negara.

Karena itu, selama umat masih terikat pada nasionalisme warisan penjajah, maka mereka masih akan tetap tercerai-berai dan takkan pernah bisa bersatu. Sehingga aksi jihad pun tak akan bisa digerakkan. Sebabnya umat Islam harus mencampakkan nasionalisme. 

Kemudian harus menyadari bahwa penjajahan yang dilakukan oleh entitas Israel hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global yakni (khilafah) yang akan memberikan benteng/perisai bagi kaum-kaum yang terzalimi termasuk rakyat Palestina dari penindasan dan genosida.

Bebaskan Palestina dengan Jihad 

Penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina tak akan pernah berakhir. Nyawa demi nyawa akan terus berjatuhan. Sementara mereka harus segera mungkin mendapatkan pertolongan. Disisi lain umat muslim memiliki kewajiban untuk membantu saudaranya memberikan pertolongan yang tertindas di bumi belahan lainnya. 

Dalam Islam ada banyak ayat-ayat yang memerintahkan untuk menjaga keselamatan jiwa. Bahkan saking pentingnya nyawa manusia, nabi sampai mengatakan membunuh seorang yang tidak bersalah serupa membunuh manusia seluruhnya. 

Nah masalahnya korban-korban yang berjatuhan di Gaza bukan hanya satu jiwa saja, bahkan puluhan ribu jiwa tanpa dosa sudah hilang nyawa. Entah kerusakan macam apa yang akan terjadi. Saking mengabaikan puluhan ribu nyawa tak berdosa.

Sunah nabi untuk menolong saudaranya menjadi tidak bisa diamalkan disebabkan ide nasionalisme. Karena itu sabda Rasulullah bahwa umat muslim adalah bersaudara menjadi tidak bisa dijalankan. 

Maka menjadi perkara urgent umat di seluruh dunia wajib menyerukan dengan satu suara bahwa solusi untuk menghentikan genosida dengan satu seruan yang sama. Umat harus terus mengingatkan dan membentuk opini mengingatkan persatuan umat dan kewajiban menolong saudara kita di Gaza. 

Sehingga pemimpin muslim mau tergerak hatinya untuk melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad secara nyata serta mengirimkan militer dan menegakkan institusi Islam yakni khilafah Islamiah. 

Inilah yang harus diupayakan oleh umat Islam terutama para pemuda-pemuda Islam untuk terus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat terwujud dan berjuang bersama menegakkan khilafah agar persoalan umat termasuk Palestina segera terselesaikan. 

Dengan begitu pertumpahan darah dimuka bumi terhenti dan kehidupan menjadi damai dan umat memiliki perisai. Karenanya kaum manapun tak akan berani menunjukkan taringnya di hadapan wibawa kekuatan khilafah. 

Wallahu’alam.


Oleh: Sumarni, S.Pd.
Pegiat Literasi 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar