Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gaza Memanggil

Topswara.com -- Militer Israel menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza sejak Senin dini hari, dengan banyak korban jatuh dalam serangan terhadap kamp-kamp tenda pengungsi. www.aljazeera-com. 21 April 2025

Krisis pangan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Israel memaksa warga Palestina mengonsumsi daging kura-kura sebagai sumber protein. 

Di tengah konflik yang terus memburuk, jurnalis foto Fatima Hassouna, yang sebelumnya viral karena pesan dukungannya untuk Gaza, turut menjadi korban. Ia tewas bersama tujuh anggota keluarganya dalam serangan di kediamannya di Jalan Al Nafaq, Kota Gaza, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza. (CNN Indonesia 19 April 2025)

Gaza masih berdarah. Dunia hanya menonton. Umat Islam masih diam, terbelenggu oleh sekat-sekat buatan penjajah.

Serangan demi serangan terus dilancarkan oleh Zionis penjajah. Anak-anak dibantai, rumah-rumah dihancurkan, masjid-masjid dibom, dan rakyat sipil menjadi target genosida yang sistematis. 

Dunia internasional memang memberikan kecaman, namun semua itu hanya menjadi deretan retorika tanpa kekuatan. Zionis tetap merasa aman karena tahu tak akan ada sanksi atau perlawanan yang nyata.

Ironisnya, negeri-negeri Muslim pun hanya mengikuti jejak yang sama. Kecaman dan pernyataan keprihatinan terus dilontarkan, namun tak satu pun yang benar-benar menggerakkan kekuatan militer untuk membela Gaza. Penguasa negeri-negeri Muslim lebih takut pada tekanan Barat daripada seruan umat yang mendesak jihad. 

Bahkan ketika umat mulai bersuara lantang, menyerukan jihad sebagai solusi, penguasa justru menutup telinga dan membungkam suara itu.

Padahal, Islam telah memberikan solusi yang tegas dan jelas. Allah SWT berfirman:

"Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan..." (QS. Al-Anfal: 72).

"Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara..." (QS. Al-Hujurat: 10).

Rasulullah SAW pun bersabda, "Perumpamaan kaum Mukmin dalam kasih sayang mereka, cinta dan empati di antara mereka, seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya, dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, menolong Palestina bukanlah pilihan melainkan kewajiban. Umat Islam adalah satu tubuh. Dan tubuh itu kini sedang terluka parah di Gaza. Maka, kewajiban kita adalah merespons luka itu dengan tindakan nyata, bukan hanya simpati atau donasi.

Namun, selama umat Islam masih terkungkung oleh paham nasionalisme warisan kolonial yang telah memecah belah umat menjadi lebih dari 50 negara maka jihad tak akan pernah digerakkan. 

Tiap negara sibuk dengan urusan dalam negerinya. Tidak ada yang benar-benar bergerak untuk menyatukan kekuatan umat secara kolektif dan global.

Padahal, sejarah mencatat bahwa hanya institusi Khilafah-lah yang mampu menyatukan umat dan menggerakkan pasukan untuk membebaskan wilayah Muslim yang dijajah. 

Khilafah adalah institusi kepemimpinan global yang menjadi pelindung umat, pemersatu barisan, dan penggerak jihad. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu laksana perisai, di mana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Muslim)

Khilafah bukan utopia. Ia adalah keniscayaan sejarah dan perintah syariah. Tanpa khilafah, jihad menjadi terhambat. Tanpa khilafah, umat terus tercerai-berai. Dan tanpa khilafah, Gaza akan terus berdarah.

Karena itu, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme dan seluruh ideologi kufur yang memecah-belah barisan kaum Muslimin. Sudah saatnya umat bersatu dalam satu visi perjuangan: menegakkan kembali khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah. 

Hanya dengan khilafah, seluruh kekuatan militer negeri-negeri Muslim dapat disatukan, diarahkan untuk membela kehormatan umat, termasuk membebaskan Palestina secara tuntas dan permanen.

Gerakan ini tidak bisa sporadis. Ia harus dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis yang istiqamah menyeru kepada Islam kaffah. Jamaah dakwah ini harus terus menyadarkan umat, membina mereka secara pemikiran, dan menggerakkan opini umum agar umat memiliki kesadaran politik Islam. Kesadaran ini akan menjadi kekuatan perubahan sejati yang tidak bisa dihentikan oleh siapa pun.

Gaza memanggil. Dan panggilan itu tidak cukup dijawab dengan air mata dan orasi. Ia harus dijawab dengan tindakan nyata, melalui perjuangan ideologis yang terarah. Saatnya umat bersatu, bergerak, dan memperjuangkan khilafah sebagai satu-satunya jalan menyudahi penjajahan.

Karena hanya dengan khilafah, jihad akan digerakkan. Dan hanya dengan jihad yang dipimpin oleh khilafah, Palestina akan benar-benar merdeka. Bukan semu, bukan kompromi, tetapi pembebasan sejati di bawah panji. 

Gaza memanggil. Khilafah adalah jawabannya. Maka bersatulah, wahai umat Islam, dan bergeraklah. 

Wallahua'lam bishawab.


Oleh: Retno Indrawati, S.Pd.
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar