Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Diperlukan Peran Penting Negara Atasi Masalah Mahalnya Gula

Topswara.com -- Tenaga Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi Yusriadi menyampaikan tentang penyebab stok gula dalam negeri yang menipis hingga harganya yang melesat naik belakangan ini. Menurutnya penyebabnya adalah hanya ada beberapa pabrik gula yang sudah mulai giling sementara sebagian besar lainnya belum mulai giling. 

Stok gula menipis untuk yang kemasan branded yang dijual di ritel modern sedangkan yang kemasan konvensional non branded yang dijual di pasar tradisional masih cukup meskipun jumlahnya terbatas sehingga di beberapa daerah mengalami kelangkaan dan harganya pun menjadi naik.

Adanya kelangkaan gula ini menurut Yadi bahwasanya akibat keterlambatan masuknya gula impor, harga gula dunia yang tinggi, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Menurutnya kondisi ini akan membaik jika impor ID Food sebesar 296 ribu ton sudah didistribusikan dan beroperasinya pabrik gula lokal dari bahan baku tebu pada Mei mendatang. (cnnindonesia.com/21/4/2024)

Gula pasir merupakan salah satu kebutuhan pokok. Ketersediaannya adalah bagian dari tugas negara. Tidak hanya menyediakan, negara juga harus mampu memberikan kemudahan bagi rakyat untuk memenuhinya dengan distribusi yang merata dan harga yang sangat terjangkau tidak memberatkan. 

Berdasarkan fakta yang disampaikan oleh Tenaga Ahli Asosiasi Gula Indonesia dan Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kemendag menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan rakyat terkait gula ternyata negara mengambil kebijakan harus impor. 

Ditambah lagi harga gula impor dapat pasokan yang harganya masih tinggi. Sudah tentu kalau sampai di dalam negeri harganya menjadi makin naik. Kenaikan satu barang komoditi biasanya kebiasaan disini membuat iri komoditi barang yang lain (terutama bahan pokok) ikut-ikutan naik juga. 

Dengan penjelasan yang sama yaitu ketersediaan barang menipis, terjadi kelangkaan, harus impor, harga barang impor sedang naik, maka mahal-lah harga barang kebutuhan pokok tersebut. Meski terkadang yang terjadi adalah barang hasil panen dalam negeri masih banyak, ada yang menimbun, ada yang tidak, dan ada yang belum bisa terdistribusi sebab terhalang barang yang impor. 

Sebenarnya jika dilihat dari kondisi perkebunan tebu di dalam negeri, yang berhektar-hektar sangat mudah ditanami tebu di berbagai wilayah. Negeri ini pun dapat dikatakan tergolong sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan gula bagi rakyat dengan harga yang murah sehingga siapapun dari kalangan rakyat manapun mampu membelinya. 

Hanya saja saat ini sulit melaksanakan hal tersebut. Terlalu banyak pelaku kong-kalikong, pelaku korupsi, dan pelaku kepentingan pribadi yang beredar disekitaran kebutuhan rakyat. Maka tidak heran jika kondisi rakyat melarat yang menjadi tumbal kerakusan para kapitalis. 

Demikianlah jika pengaturan urusan rakyat menggunakan sistem buatan manusia yang lemah, terbatas, dan membutuhkan yang lain. Sebagus apapun sistem kehidupan yang dibuat manusia, pasti akan ada cacatnya. Kecacatan itulah yang pada akhirnya akan menyengsarakan manusia itu sendiri. 

Sudah seharusnya manusia itu menyadari bahwa dirinya hanyalah makhluk dengan banyak kekurangan dan keterbatasan. Tidak pantas makhluk ini dengan lancang mengatur kehidupan makhluk yang lain. Ia harus mengembalikan pengaturan urusan ini kepada pencipta manusia, alam semesta, dan kehidupan, yaitu Allah SWT. 

Kembali pada aturan Allah dalam penerapan Islam kaffah di setiap lini kehidupan adalah solusi satu-satunya untuk mengembalikan kehidupan yang kini penuh dengan kerusakan agar berubah menjadi kehidupan yang diberkahi.

Wallahua'lam bishshawab.


Oleh: Iliyyun Novifana, S.Si
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar