Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Poligami Kok Untung-untungan

Topswara.com -- Sobat, saya tergelitik untuk buat coretan lagi tentang poligami nih. Kenapa? Mestinya ada "sababul wurudnya" nih. Iya tentu dong. Apa sih

Ya, betul sekali. Karena faktanya masih saja terjadi suami pejuang korban keputusannya sendiri. Lho kok jadi korban? Bukannya korban mestinya istrinya? Iya deh. Korbannya jadi suami, istri dan anak deh

Kok bisa? Gini sobat, adakah suami dan ayah yang berakal sehat tega menghancurkan keluarganya sendiri? Sampai hati menghancurkan rumah tangga yang sudah dibangun belasan tahun? Tega membuat trauma bagi anak-anak tercinta? Pastinya tidak bukan? 

Nah, itu dia. Ternyata ada suami sekaligus ayah yang mengambil keputusan poligami kemudian jadi korban. Jadinya dia bukannya nambah istri eh malah ganti istri. Rumah tangga bahagia belasan tahun itu pun runtuh bagaikan kena bom nuklir. Sementara istri dan anaknya mengalami trauma yang tidak semestinya. 

Ini saya sampaikan berdasarkan pengalaman saya menjadi konsultan rumah tangga. Sudah sangat sering langkah poligami suami pejuang menjadi langkah mematikan untuk rumah tangganya. Alih-alih nambah jadinya ganti. 

Terlepas dari berbagai penyebab dari pihak istri maka yang membuat hal diatas terjadi sebenarnya adalah karena suami enggak layak poligami. Kunci poligami sukses itu paling pokok dari suami. Yakni jika suami layak poligami.

Diantaranya beberapa kelayakan yang paling penting:

Pertama, layak memimpin dua, tiga, empat istri. Di dalamnya ada banyak faktor. Baik kepemimpinan terhadap istri pertama dan anak anak. Baik dari sisi manajemen keluarga, kasih sayang kepada keluarga dan paling penting mejadi problem solver bagi keluarga. Kalau banyak problem keluarga yang menjadi problem solver malah istri karena suami tak mampu. Bagaimana mungkin akan menjadi pemimpin untuk dua istri? 

Kedua, layak nafkah. Memang rezeki itu Allah jamin. Namun untuk nafkah itu ada nominalnya. Ada itungannya. Harus siap (bukan janji) menafkahi dua istri dan anak-anak. Jika selama ini nafkah satu istri dan anak-anak banyak diback up istri bagaimana mungkin mau poligami? Tidak tahu malu! 

Ketiga, layak karena logis bukan menuruti keinginan. Apalagi sekedar cinta. Cinta? Iya ada orang ngebet mau poligami sekedar alasan cinta. Dia ketemu mantan SMA nya. Terus bilang ke istri mau nikahin karena cinta membara. Sementara nafkah selama ini saja lebih banyak istri yang penuhi. Rumah dan tanah yang ditinggali punya istri. Bahkan yang rawat dia dengan penyakit menahun juga istrinya. Usia juga tidak lagi muda. Ya Allah. Kok bisa setega itu dia sama istri dan kelima anaknya? Logika nya dimana? Kebanyakan poligami bubar itu karena suami tidak logis seperti ini. 

   Ø¹َÙ†ْ Ø£َبِÙŠ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ Ù‚َالَ: Ù‚َالَ رَسُول اللَّÙ‡ صَÙ„َّÙ‰ الله عَÙ„َيهِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ : Ø£َÙƒْÙ…َÙ„ الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِينَ Ø¥ِيمَانًا Ø£َØ­ْسَÙ†ُهمْ Ø®ُÙ„ُÙ‚ًا، ÙˆَØ®ِÙŠَارُÙƒُÙ…ْ Ø®ِÙŠَارُÙƒُÙ…ْ Ù„ِÙ†ِسَائِÙ‡ِÙ…ْ … رواه الترمذي وغيره 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya”[HR Tirmidzi dan Ahmad].

Karena sebenarnya enggak layak poligami itulah banyak yang melakukan diam-diam. Tanpa pemberitahuan kepada istri pertama. Namanya rahasia macam ini kan pasti terbongkar. Akhirnya istri pertama protes keras ribut. Nah kebanyakan istri tidak mau Terima karena telah merasa dikhianati. Merasa perjuangannya belasan tahun tidak dihargai. Apalagi kalau istri pejuang mestinya sudah faham tentang poligami. Merasa sakit karena diperlakukan tidak sepantaanya oleh orang yang paling dekat dalam hidupnya. 

Kok poligami bisa seruwet itu saat ini? Dulu dijaman Nabi dan Sahabat kan simpel. Nikah saja beres. Yang penting sah dan halal. 

Betul! Mengapa? Karena dalam sistem kufur ini hidup kita dalam keadaan darurat. Jangankan poligami nikah pertama saja menajdi problem yang tidak mudah bagi banyak orang. Apalagi kita memilih hidup sebagai pejuang Islam. Maka banyak hal yang membatasi berbagai perkara hidup kita.

Nah, Sobat. Jadilah suami layak poligami jika memang ada rencana. Jangan jadi sekedar suami beruntung. Yakni jika istri pertama akhirnya bisa Terima setelah mengetahui, maka anda adalah laki laki beruntung. Bisa poligami bukan karena layak tapi karena nasib baik. Kalo tidak, maka " Ngempet" Lebih selamat. 

Yuk sudah ya Sobat. Selamat berjuang. Semoga khilafah segera hadir. Aamiin. []


Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar