Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

The Power of Ramadan Bagian 2

Topswara.com -- Alhamdulillah, memasuki hari kedua bulan suci Ramadhan, tepatnya hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 M, kita tetap diberikan kesehatan, keberkahan, kebahagiaan dan tentu saja semangat. 

Semoga Ramadhan tahun ini kita benar-benar bisa mencapai derajat takwa sebagaimana Allah firmankan dalam Al Qur’an : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183).

The Power Of Ramadhan edisi kedua ini akan membahas bahwa Bulan Ramadhan akan mampu memberikan energi spiritualitas yang tinggi sehingga bisa menjadi energi perjuangan seorang Muslim. Diantara hikmah Ramadhan adalah disaat fisik lemah, namun spiritualnya tinggi, maka akan lahir sebuah semangat perjuangan seorang Muslim.

Oleh sebab itu setidaknya ada empat hal yang harus dipersiapkan oleh seorang muslim saat menjalankan puasa. Pertama, persiapan mental yakni bagaimana seorang muslim sejak awal telah menyiapkan semangat, optimis, dan rasa senang saat menghadapi Ramadhan. 

Tidak ada beban dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan dikarenakan mentalitasnya telah tertanam secara positif. Mentalitas akan menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang membahagiakan yang sejak 11 bulan sebelumnya ditunggu-tunggu. Mental positif menghadapi Ramadhan ini penting.

Kedua, bekal ilmu yakni bagaimana menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini dengan topangan ilmu fikih seputar Ramadhan. Sebab ibadah puasa tidak bisa dilepaskan dari ilmu tentang puasa. 

Seorang Muslim harus terlebih dahulu mengetahui ilmunya sebelum melaksanakan amal ibadah. Sebab sah tidaknya ibadah sangat bergantung kepada ilmunya, jika menyimpang dari ilmunya, maka ibadah menjadi tidak sah. Semisal shalah subuh empat rekaat menjadi tidak sah, sebab ilmu fikihnya menyatakan bahwa shalat subuh itu dua rekaat.

Ketiga, persiapan fisik yakni bahwa seorang Muslim yang berpuasa akan merasakan fisiknya lemah sebab selama 12 jam tidak ada asupan makanan dalam fisiknya. Oleh sebab itu Islam menganjurkan sahur bagi orang yang berpuasa. 

Sahur itu baiknya dilakukan menjelang imsak agar masih punya tenaga saat menjalankan puasa, jangan terlalu pagi menjalankankan sahur. Tahun ini imsak sekitar pukul 04.40 dan subuh pukul 04.50, maka baiknya sahur bisa dimulai pukul 04.00 WIB. Dalam sahur ada keberkahan. Adanya sahur menunjukkan bahwa Allah tidaklah ingin menyiksa ketika umat Islam menjalankan puasa Ramadhan.

Keempat, persiapan pengkhayatan yakni pentingnya mengkhayati setiap detik dari ibadah Ramadhan ini sehingga benar-benar terjalin sebuah kesadaran spiritual bagi seorang Muslim yang menjalankan puasa. Menghayati Ramadhan betapa bulan ini penuh dengan kebaikan, sebagaimana Allah tetapkan bahwa amalan sunnah akan dihitung sebagai amalan wajib.

Sementara amalan wajib akan dilipatgandakan menjadi 70 kali kebaikan. Penghayatan ini akan menjadikan seorang muslim yang berpuasa akan benar-benar memanfaatkan tiap detiknya untuk menjalankan berbagai bentuk ibadah. Penghayatan atas keistimewaan Ramadhan akan menjadikan seorang muslim tidak menyia-nyiakan tiap waktunyanya.

Jika diibaratkan seperti seorang karyawan pabrik yang dijanjikan oleh bosnya bahwa gajinya akan dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat, maka tentu saja karyawan itu akan sangat semangat menjalankan tugas dan pekerjaannya. 

Sementara Allah menjanjikan akan melipatgandakan pahala sebanyak 70 kali selama bulan suci Ramadhan, tentu saja akan lebih semangat dari seorang karyawan tadi, sebab selain lebih banyak, Allah juga tidak akan pernah mengingkari janji.

Karena itu menjalankan Ramadhan agar menjadi power untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah soal mindset atau paradigma yang benar tentang Ramadhan ini. Jika paradigmanya salah sejak awal, maka menjalankan Ramadhan akan menjadi berat dan beban. Paradigma yang benar tentang Ramadhan akan sangat berpengaruh bagi seorang muslim dalam menjalankan puasa ini.

Paradigma menurut G Ritzer adalah pandangan fundamental tentang apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu. Paradigma membantu merumuskan apa yang harus dipelajari dan pertanyaan-pertanyaan apa yang harus dijawab. Paradigma adalah kesatuan konsensus yang terluas dalam satu bidang ilmu dan membedakan antara kelompok ilmuwan yang lain.

Adapun Thomas Samuel Kuhn memandang paradigma sebagai sebuah cara meninjau benda-benda, asumsi yang dipakai bersama yang mengatur pandangan dari suatu zaman dan pendekatnnya atas masalah-masalah ilmiah. Istilah paradigma dalam arti teknis mengacu pada filsafat ilmu (epistemologi). 

Sedangkan menurut Baharuddin istilah paradigma memiliki arti pandangan fundamental atau pandangan mendasar yang menjadi asumsi dasar sekaligus aturan main dalam suatu kajian ilmu.

Meski saat puasa secara fisik lemah, namun karena secara spiritual kuat, maka Ramadhan bisa menjadi sumber kekuatan seorang muslim sebagai bulan perjuangan. Buktinya ada banyak peristiwa agung dalam sejarah Islam yang melibatkan jihad dan perjuangan justru terjadi di pada bulan Ramadhan disaat umat Islam dalam keadaan menjalankan ibadah puasa.

Seperti peristiwa hijrah, Perang Badar Kubro, Fathu Makkah, bahkan kemerdakaan Indonesia juga dinyatakan saat bulan suci Ramadhan. Inilah bukti betapa besar energi yang ditimbulkan dari Ramadhan ini. Energi besar ini akan lahir dari bulan Ramadhan jika bulan ini benar-benar dihayati tiap detiknya.

Hijrah Rasulullah SAW dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah juga terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya pada tahun 622 M. Hijrah ini menjadi titik balik penting dalam sejarah Islam dan menjadi dasar penanggalan Hijriyah.

Terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriyah (624 M), Pertempuran Badar merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam. Pasukan Muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW berhasil menghadapi pasukan Quraisy yang jauh lebih besar di daerah Badar.

Meskipun dalam jumlah yang lebih kecil, pasukan Muslim menang secara mengejutkan, mengakibatkan banyak korban di pihak Quraisy dan mendapatkan kemenangan yang signifikan. Pertempuran Badar dianggap sebagai titik balik dalam sejarah Islam dan memperkuat posisi Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya di Mekah.

Pada tahun 630 M, Rasulullah SAW dan pasukan muslim menaklukkan kota Mekah pada bulan Ramadhan. Ini adalah salah satu momen paling penting dalam sejarah Islam, di mana Rasulullah masuk ke kota Mekah dengan damai dan memberikan pengampunan kepada penduduknya.

Penaklukan Yerusalem oleh Umar bin Khattab, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dan khalifah kedua dalam sejarah Islam, terjadi pada bulan Ramadhan. Pada tahun 637 Masehi (tahun ke-16 dari Hijriyah), Yerusalem jatuh ke tangan tentara Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab. 

Penaklukan tersebut merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Islam karena Yerusalem adalah salah satu kota suci dalam agama Islam dan situs penting bagi umat Muslim. Penaklukan ini juga menandai pembukaan kota tersebut bagi pemeluk agama-agama lain, menunjukkan toleransi dan penghormatan terhadap beragam kepercayaan dalam kekuasaan Islam pada masa itu.

Dalam catatan sejarah, tentara Muhammad Al-Fatih, yang berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, berpuasa selama bulan Ramadhan sebelum penaklukan tersebut. 

Konon, Muhammad Al-Fatih dan tentaranya memperoleh kekuatan dan semangat tambahan dari ibadah puasa mereka selama bulan suci tersebut. Ramadhan dianggap sebagai waktu yang penuh berkah, di mana umat Muslim diberikan kesempatan untuk memperdalam ketaatan mereka kepada Allah SWT. 

Dalam sejarah Islam, banyak peristiwa penting terjadi selama bulan Ramadhan, dan penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih adalah salah satu contohnya.

Di nusantara pada zaman terdahulu juga banyak peristiwa peperangan pada bulan Ramadhan. Diantaranya adalah pertama, Perang Banjar (1859-1863). Perang Banjar merupakan konflik besar antara Kesultanan Banjar melawan pasukan Belanda yang berlangsung dari tahun 1859 hingga 1863. 

Meskipun tidak dimulai secara spesifik pada bulan Ramadhan, perang ini berlangsung selama beberapa tahun dan kemungkinan terjadi perselisihan dan pertempuran di bulan Ramadhan.

Kedua, Perang Diponegoro (1825-1830). Perang Diponegoro merupakan pemberontakan besar-besaran yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro melawan pemerintahan kolonial Belanda. Konflik ini dimulai pada tahun 1825 dan berlangsung hingga 1830. Meskipun tidak dimulai pada bulan Ramadhan, perang ini mungkin juga melibatkan pertempuran dan konfrontasi selama bulan suci tersebut.

Ketiga, Perang Aceh (1873-1904). Perang Aceh adalah serangkaian konflik antara Kesultanan Aceh dengan Belanda yang berlangsung dari tahun 1873 hingga 1904. Konflik ini mencakup serangkaian ekspedisi militer Belanda ke wilayah Aceh, yang mungkin melibatkan pertempuran dan konfrontasi di bulan Ramadhan.

Keempat, Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Meskipun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak terjadi pada bulan Ramadhan, perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda dan tentara pendudukan Jepang terus berlanjut selama beberapa tahun setelah proklamasi. Konflik ini mungkin juga melibatkan pertempuran di bulan Ramadhan.

Dengan demikian, mindset atau paradigma yang tepat tentang Ramadhan akan menjadikan bulan ini memberikan energi ruhiyah yang hebat, meskipun secara fisik dalam keadaan lemah. 

Sebaliknya, mindset atau paradigm yang salah tentang Ramadhan akan menjadikan seolah bulan ini sebagai beban yang memberatkan. Jika para pendahulu mampu berperang pada bulan Ramadhan tentu saja karena memiliki paradigma yang tepat. Bagi mereka Ramadhan adalah bulan perjuangan membela agama.

(Kota Hujan, 12/03/24 M – 2 Ramadhan 1445 H, 09.40 WIB)


Oleh : Dr. Ahmad Sastra
Dosen Filsafat 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar