Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jalinan Thariqah, Uslub, Wasilah, dan Parenting

Topswara.com -- Dalam keseharian ayah bunda mendidik anak pastinya tidak terlepas dari menggunakan wasilah, yaitu sarana berupa fisik yang mengiringi kegiatan belajar ananda. Semisal buku pelajaran, alat tulis, waitboard adalah sarana belajar.

Sedangkan uslub merupakan bentuk penggunaan wasilah yang bisa dalam bentuk program atau kegiatan dimana di dalamnya membutuhkan sarana untuk meraih target dan tujuan.

Wasilah adalah sarana yang berbentuk fisik yang harus ada dalam merealisasikan suatu aktifitas, jika tidak tersedia maka aktifitas itu akan gagal, konsekuensinya tujuan belajar kita pun juga gagal. 

Dalam menentukan satu uslub maka kita harus menentukan jenis aktifitas dan wasilah yang bersifat fisik, setiap uslub yang berbeda maka akan berbeda pula jenis aktifitas yang dilaksanakan namun bisa jadi dengan menggunakan sarana yang sama.

Demikianlah kaitan yang sangat erat antara wasilah dan uslub, dimana setiap pendidik termasuk ayah bunda harus memikirkannya, agar banyak kreatifitas yang muncul.

Dengan beragam kegiatan ananda akan terlibat dalam pengalaman belajar yang beragam pula yang akan melibatkan banyak penginderaan dan banyak informasi yang diterima.

Dengan pengalaman belajar ini ananda akan mengasah fisik, akal dan emosinya seiring bertambah usia bertambah pula prestasi keilmuannya, prestasi kesalehannya.

Jika uslub bersifat temporal maka thariqah (metode) belajar adalah baku (fixed) dan keduanya bersifat fisik. Tharqah cendrung tidak berubah dan tidak beragam serta tidak berbeda-beda. Namun thariqah belajar harus dijalankan dengan menggunakan uslub dan sarana yang berubah-ubah dan berbeda-beda.

Dalam memainkan thariqah, uslub dan wasilah maka ayah bunda pastinya ingin meraih tujuan baik itu tujuan jangka panjang (ghayah) maupun tujuan jangka pendek atau target (ahdaf). Akan lebih sempurna target-target belajar jika diiring dengan tujuan jangka panjang.

Sejatinya setiap orang tua dalam mendidik anaknya selalu menggunakan thariqah, uslub dan wasilah dalam mencapai tujuannya, namaun seringkali semua itu tidak dilakukan dengan pemikiran sehingga penentuan thariqahnya tidak baku, uslubnya tidak tepat bahkan salah uslub, sarananya tidak dimainkan bahkan tidak dihadirkan saat belajar sedang berlangsung.

Misalkan ayah bunda ingin mengajarkan ananda iman kepada Allah sebagai Al-Khlaiq Al-Mudabbir dalam Pelajaran Sains dengan topik bahasan tentang “Beragam Jenis Ikan“. Beberapa uslub bisa dipikirkan, pertama mengajak anak mewarnai berbagai jenis ikan, kedua membawa beberapa jenis ikan di hadapan ananda, ketiga membawa ananda ke pasar ikan, keempat membawa ake nanda ke kolam ikan, lautan, dan ke sungai.

Ketika kita ingin meraih tujuan belajar, ayah bunda harus memikirkan dan memilihkan uslub yang sekiranya tujuan belajar tersebut bisa dicapai atau mendekati berhasil. Manakah beberapa uslub diatas yang memungkinkan dilakukan dan memungkinkan terealisasinya tujuan? 

Maka membawa ananda ke pasar ikan atau ke kolam ikan, ke sungai ke laut adalah aktifitas yang memungkinkan sampai kepada tujuan menanamkan akidah Islam Allah Al-Khlaiq Allah Al-Mudabbir.

Kenapa? Karena ananda akan memiliki pengalaman yang melibatkan panca inderanya lebih banyak mengenal alam semesta diantaranya adalah ikan. Juga informasi yang diberikan ayah bunda untuk mengenal beragam hayati ikan akan lebih banyak pula dan lebih mendalam. 

Saat itu pula akal ananda mampu menjangkau keberadaan sang Pencipta dan Pengatur dan mengagungkan keMahabesaran Allah dan seluruh Asma Allah lalu meanriknya hingga sampai di tahapan yakin. Dalam proses pembelajaran seperti ini berjalan metode belajar talaqqiyan fikriyyan.

Bagaimana jika yang diambil ada;ah uslub dan sarana menggambar atau mewarnai? Juga sebuah uslub yang keren untuk tahapan tertentu dan di usia anak tertentu dengan mempertimbangakn situasi tertentu. Kegiatan mewarnai atau menggambar ikan juga bisa mencapai tuluan walau pengalamannya tentu lebih berkesan jika di mawa outlearning class di ruang terbuka, membentangkan alam semesta.

Nah, kelemahan banyak ayah bunda tidak mau mengulik proses belajar dengan beragam uslub seperti ini. Bisa jadi karena kesibukan dan yang lebih parah karena kemalasan berpikir. Bisa dipastikan ayah bunda memiliki kemampuan untuk itu, namun akan terhambat dan mande jika yang terjadi ayah bunda tidak mau. 

Karenanya kehebatan anak-anak kita dan prestasi ketakwaan dan lainnya hanya bisa terwujud dalam rancangan ayah bunda yang dihasilkan dari sebuah proses berpikir tentang konsep, metode, uslub dan sarana.

Wallahu a'lam.


Oleh: Ustazah Yanti Tanjung
Pemerhati Keluarga dan Generasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar