Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Persatuan Hakiki

Topswara.com -- Dalam permainan sepak bola selalu ada suporter dan klub yang didukung. Suporter ini adalah mereka yang bersatu mendukung tim kebanggaannya. Bahkan sebagian bersatu mengorbankan hidupnya demi klub yang dibanggakannya. Mereka bersatu melawan siapa yang tidak mereka sukai.

Misalnya saja ketika Kita melihat Arema dengan suporternya Aremania mereka begitu totalitas mendukung timnya, bahkan mereka rela berkorban demi timnya. Mereka rela bertengkar bertaruh nyawa ketika bertemu dengan suporter Persebaya Bonek mania yang menjadi musuh bebuyutan mereka.

Akan tetapi ketika timnas Indonesia main mereka mampu untuk bersatu. Menjadi kesatuan di bawah satu komando untuk mendukung negara Indonesia. Walaupun begitu persatuan mereka hanya sementara, setelah pertandingan selesai semua berpisah kembali ke tim kebanggaan mereka masing-masing. Lantas persatuan apakah yang hakiki?

Persatuan yang hakiki hanya bisa didapatkan dengan persatuan secara akidah. Kekuatan persatuan akidah melebihi persatuan antara satu nasab ataupun saudara. 

Mengapa demikian? Karena persatuan dengan akidah Islam melahirkan sekelompok orang yang memiliki tujuan dan pemikiran yang sama. Sehingga persatuan dengan akidah lebih kuat dari pada persatuan berdasarkan nasab dan saudara.

Buktinya saja, ketika kita melihat awal peradaban Islam yang dibangun oleh Rasulullah tidak sedikit dari sahabat yang ketika berperang mereka harus melawan saudara atau bahkan bapak mereka sendiri yang saat itu masih dalam keadaan kafir. Misalnya saja Abu Ubaidah ketika dalam perang badar, ia membunuh tidak lain ialah Abdullah bin Jarrah ayah kandung Abu Ubaidah sendiri.

Maka ketika melihat kasus tersebut kekuatan imanlah yang membuat abu Ubaidah berani untuk mebunuh ayah kendungnya sendiri. Inilah kekuatan iman sebagai mana yang disebutkan dalam Al-Qur'an "Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung," (QS Al-Mujadalah: 22).

Inilah kunci persatuan umat Islam saat itu, persatuan berdasarkan satu akidah di bawah naungan daulah Islam. Persatuan itu mampu berjalan selama 14 abad lamanya menjadikannya peradaban terbaik sepanjang sejarah yang pernah ada. Menjadikan peradaban paling gemilang baik secara keilmuan ataupun militer. Sebelum akhirnya persatuan itu dihancurkan oleh misionaris Inggris Mustafa kemal Attaturk yang menjadikan umat terpecah belah.

Oleh karena itu it is to be one ummah (saatnya umat kita bersatu). Dibawah naungan khilafah ala minhajin nubuwwah sesuai ajaran Rasulullah SAW.


Oleh: M. Amrullah Azzaky Ali
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar