Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Begini Solusi Tuntas TBC

Topswara.com -- Sungguh menyedihkan, di negeri ini sebanyak 16 orang meninggal tiap jam karena tuberkulosis (TBC). Bahkan Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia. Data ini disampaikan oleh Prof Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), M.Sc di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Kota Depok, Sabtu (17/02/2024). 

Menurut Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Agus Dwi Susanto mewanti-wanti Kemenkes supaya pasien TBC diobati sampai sembuh. Sebab jika pengobatannya tidak optimal, maka tidak akan sembuh dan bakal menyebarkan kuman ke orang lain. Selain juga terus meningkatkan cakupan deteksi secara luas di layanan kesehatan primer atau puskesmas, rumah sakit, dan praktik-praktik dokter pribadi. (BBC News Indonesia, 2 Februari 2024)

Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah sudah melakukan upaya untuk mengatasi problem TBC. Namun melihat angka penderita TBC yang semakin meningkat, maka urgen memberikan solusi menyeluruh diantaranya tidak hanya mengobati bagi yang sudah terlanjur sakit atau memberikan vaksin, tetapi juga memberikan edukasi yang tepat agar masyarakat seluruhnya hidup dalam kondisi yang sehat. 

Tidak dipungkiri bahwa lingkungan yang kurang sehat dan rumah dengan sirkulasi yang kurang memadai akan memudahkan terjadinya penularan tuberkulosis. Maka dari itu untuk memutus rantai TBC, seharusnya dilakukan dari akarnya dan bekerjasama dengan berbagai komponen di masyarakat.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 7,94 persen rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah kumuh pada 2023. Artinya 8 dari 100 rumah tangga di Tanah Air yang tinggal di rumah kumuh sepanjang tahun lalu. 

Termasuk kategori rumah kumuh adalah jika sebuah hunian tidak memenuhi komponen ketahanan bangunan, kecukupan luas tempat tinggal, serta kepemilikan akses terhadap layanan sumber air minum dan sanitasi yang layak. 

Memutus Rantai TBC

Salah satu PR besar di negeri ini adalah belum ada jaminan tempat tinggal yang layak dan sehat bagi seluruh warganya. Wajar hal ini terjadi, karena jaminan tempat tinggal tentu selaras dengan masih tingginya angka kemiskinan. 

Maka langkah pertama, untuk memutus rantai tuberkulosis adalah negara sebagai pelayan umat memberikan lapangan pekerjaan yang luas bagi para pria (terutama kepala keluarga) untuk mendapatkan pekerjaan yang halal dan gaji yang layak. 

Kedua, masyarakat mendapatkan haknya untuk diberikan edukasi tentang bagaimanakah rumah dan lingkungan yang sehat, pengetahuan tentang sanitasi, pentingnya budaya berolahraga dan tubuh sehat dengan mendapat asupan sinar matahari yang cukup, serta pengetahuan tentang makanan bergizi.

Ketiga, bicara soal kesehatan tentu tidak bisa lepas dari sektor ekonomi. Karena antara satu sektor dengan sektor lainnya pasti akan saling berkaitan. Allah Ta'ala sudah mengingatkan kita di dalam surah Al Baqarah ayat 208 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman. Masuklah ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu".

Maka perlu untuk mengatur SDA sesuai dengan panduan syariah Islam. Sehingga nanti hasilnya akan digunakan untuk pembangunan sarana kesehatan dan pengobatan yang berkualitas sehingga bisa dijangkau oleh seluruh penduduk. 

Semoga dengan tiga langkah ini, maka problem TBC benar-benar bisa diputus dan kita semua bisa hidup dalam ketaatan sempurna dan tubuh yang sehat. Wa ma tawfiqi illa billah wa’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unib. 


Oleh: Dahlia Kumalasari
Pendidik 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar