Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pendidikan dalam Sistem Kapitalisme Sekuler Meniscayakan Lahirnya Koruptor


Topswara.com -- Hingga hari ini korupsi makin merajela, seolah negeri ini kesulitan membrantas hingga ke akarnya. Bahkan ada sebuah kabar yang mencengangkan kalau koruptor kebanyakan dari lulusan perguruan tinggi.

Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD. Yang dalam acara pidato di hadapan ribuan wisudawan Univeraitas Negeri Padang, pada minggu 17/12/ 2023, beliau menyatakan bahwa 85 persen koruptor merupakan lulusan perguruan tinggi. (TribunJateng.com, 17 Desember 2023)

Hal ini mencerminkan bahwa perguruan tinggi telah gagal mencetak generasi yang berkepribadian mulia. Hal ini juga mencerminkan betapa lemahnya negeri ini dalam membrantas korupsi.

Dalam sistem kapitaisme sekuler yang diterapkan di negeri ini, seakan sudah wajar jika meniscayakan lahirnya generasi rusak. Hal ini karena dalam sistem sekulerisme telah memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga melakukan apapun tanpa takut dosa. 

Di tambah lagi diperkuat dengan sistem kapitalisme, yang memandang kebahagiaan dan kesuksesan hanya diukur dari terpenuhinya kenikmatan jasadiyah dengan memperoleh harta yang melimpah. Berseliwerannya iklan barang-barang branded menggiurkan orang untuk mendapatkannya dengan cara apapun. 

Maka korupsi dilakukan sebagai pilihan mendapatkan tambahan pendapatan tanpa berfikir hukum halal dan haram. Ditambah lagi demokrasi yang diterapkan saat ini yang jelas berbiaya mahal, dimana seseorang bisa memperoleh jabatan, baik menjadi legislatif maupun eksekutif, bukan rahasia lagi jika kebanyakan ditempuh dengan jalan pintas yakni menyuap sana sini. 

Maka ketika seseorang telah menduduki jabatan tertentu dia akan memikirkan bagaimana cara mengembalikan modal awal, korupsipun dilakukan.

Jika kita menilik kurikulum perguruan tinggi saat ini mengacu pada dunia bisnis, hal ini nyata dengan adanya program knowledge Bases Economic (KBE). Yaitu sistem ekonomi yang didasarkan pada modal intelektual dan produksi, konsumsi dan penyebaran pengetahuan. Dalam kemajuan baru ini, kemajuan teknologi, pengetahuan baru dan modal manusia bekerja sebagai basis pertumbuhan ekonomi.

Tidak heran, pendidikan seperti ini akan melahirkan generasi yang hanya sekedar bisa mencapai kemajuan dibidang ekonomi. Moral, etika, kepribadianpun akan ditanggalkan.vBerbeda dengan pendidikan dalam Islam, kurikulum pendidikan dilandasi akidah Islam mencetak generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang dilandasi oleh tujuan penciptaan manusia yaitu mengabdikan diri kepada Allah.

Maka melahirkan generasi yang mampu menyelesaikan problematika kehidupan dengan landasan Islam serta menguasai ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk menjawab tantangan zaman. Senantiasa melakukan apapun didasarkan pada hukum yng ditetapkan oleh Allah SWT, jika halal ia laksanakan jika haram ia tinggalkan.

Korupsi dalam Islam disebut jarimah atau jinayah yaitu perbuatan yang dilarang, baik perbuatan itu mengenai jiwa, harta, atau lainnya. Korupsi disebut juga dengan ghulul yaitu pengkhianatan atas amanah yang seharusnya dijaga. 

Karena korupsi adalah perbuatan yang dilarang maka negara dalam Islam akan melakukan mekanisme untuk menutup peluang korupsi antara lain:

Pertama, negara memberikan upah pegawi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. 

Kedua, negara melakukan pengecekan harta calon pegawai sebelum ia menjabat, ditengah tengah ia menjalankan tugas dan diakhir jabatannya, jika ada kelebihan harta yang dimiliki dengan sumber yang tidak jelas maka kelebihan harta itu akan diambil oleh negara dan masuk pada pos harta negara. 

Ketiga, pelaku korupsi akan diberikan sanksi tegas sehingga mejerahkan para pelakunya dan menjaga orang lain untuk tidak melakukan kejahatan yang sama. 

Keempat, paling penting adalah ketakwaan individu para pegawai dan pejabat yang senantiasa mengendalikannya karena mereka yakin semua perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban. 

Wallahua'lam bish shawab.


Dewi Asiya
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar