Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Begini Tanggapan Pengamat tentang HSN yang Bertema "Jihad Santri Jayakan Negeri"


Topswara.com -- Pengamat Kebijakan Publik Hayyin Thohiro, S.Pd., menanggapi bahwa tema hari santri "Jihad Santri Jayakan Negeri" harus ditilik lebih mendalam, karena tidak bisa dimungkiri yang dimaksud dengan jayakan negeri adalah jelas dalam perspektif national state.

"Tema ini harus ditilik lebih mendalam, karena tidak bisa dimungkiri yang dimaksud dengan jayakan negeri adalah jelas dalam perspektif national state," ungkapnya dalam Live Discusion Hari Santri: Saatnya Mengembalikan Spirit Resolusi Jihad yang Hakiki di FP MuslimahNews, Jumat, 27 Oktober 2023.

Ia menjelaskan, tema yang diusung tersebut terus dimasifkan agar para santri semakin memiliki kecintaan yang begitu kuat terhadap negerinya dalam bingkai national state. Sehingga jika kemudian terlihat saat sekarang sedang dihadapkan dengan persoalan-persoalan keumatan yang sangat banyak sekali, dan persoalan yang tidak hanya menuntut perkara-perkara yang sifatnya national state, atau dalam negeri saja, namun karena perspektif yang sedang dibangun, akhirnya apa yang nampak bagi para santri sangat hanya terbatas. Jadi hanya persoalan negerinya saja. 

"Sementara hari ini kaum Muslim di belahan bumi lain berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja," jelasnya.

Ia mengatakan, kondisi seperti sekarang seharusnya bisa membuat santri tersadar sehingga akan terbentuk pada diri santri pribadi-pribadi yang punya kepribadian Islam yang kuat, punya keimanan yang kuat, punya perasaan dan persaudaraan sesama Muslim yang kuat. Hal ini justru tidak dimunculkan.

"Tuntutan untuk munculnya satu perasaan yang satu, tumbuh dia sebagai sesama umat Islam, apalagi kemudian para santri yang seharusnya punya syuur keislaman yang kuat, bisa memiliki rasa untuk membela saudara muslimnya, harus ditumbuhkan," katanya.

Ia melanjutkan, memang hari ini santri-santri kita di negeri ini cenderung berada pada kondisi yang mereka sibuk dengan urusan-urusan lain. Mereka disibukkan ketika memandang Islam hari ini yang berhubungan dengan persoalan jihad yang yang seharusnya itu jihad untuk memerangi kekufuran, justru tidak ke arah sana.

"Mereka harusnya langsung untuk dikerahkan jihadnya di medan secara langsung, ketika harus membela saudara Muslim kita, tapi ternyata tidak seperti itu. Jadi santri-santri kita itu justru tersibukkan dengan urusan-urusan yang ada dalam negeri ini sendiri, yang kemudian juga malah mereka para santri itu saat ini memandang Islam itu terkotak-kotakan," lanjutnya.

Ia mengatakan, kalau ada yang punya pandangan bahwa jihad adalah berperan secara langsung melawan kekufuran akan dianggap sebagai sesuatu yang yang radikal. Sehingga yang terjadi justru para santri diarahkan kepada jangan ke arah Islam radikal. 

"Mereka pun ikut dengan Islam yang cenderung damai, jauh dari muatan nuansa dan makna jihad itu sendiri. Akhirnya biasa cenderung untuk berada pada kesibukan- kesibukan yang menjadi program Islam damai atau Islam moderat Itu. Sementara jihad yang seharusnya sesuai dengan tuntunan syariat-Nya tidak ada.

"Ketika menggunakan tema "Jihad Santri Jayakan Negeri" akhirnya benar-benar hanya dalam keterbatasannya itu saja, jauh dari makna jihad yang seharusnya," pungkasnya.[] Isty Da'iyah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar