Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

AI, Duplikasi Surga?


Topswara.com -- AI, Duplikasi Surga?
Surga adalah kebalikan atau lawan neraka. Sebagai tempat tujuan akhir perjalanan manusia, sifat surga bertentangan dengan api neraka yang menyala-nyala. 

Surga penuh keindahan, kenikmatan tiada tara, tiada ujung usia dan tiada rasa lelah untuk menikmatinya bahkan tidak dapat digambarkan oleh manusia sebagai tempat yang penuh kemuliaan di dalamnya.

Sebaliknya dunia penuh fitnah, dalam arti kenikmatan di dalamnya adalah semu, keindahannya dapat menipu, tidak jarang kebaikan dunia justru melalaikan manusia. Sebagai makhluk yang dibebankan kepadanya kewajiban manusia sendiri sering lupa. 

Padahal kesemuan dunia sebagai tempat persinggahan sementara sejatinya dimanfaatkan untuk bekal menjadi hamba Allah yang akan kembali ke surgaNya sebagai tempat kembali yang sesungguhnya.

Kecanggihan Kecerdasan Buatan

Orang zaman dulu sulit membayangkan bagaimana caranya terbang mengelilingi angkasa raya dengan menggunakan kendaran, alat apa?! Orang dulu juga sulit membayangkan bagaimana caranya bisa berbicara bahkan tatap muka layaknya bertemu langsung dengan orang dalam jarak jauh, dan seterusnya dan seterusnya. Melalui kecerdasan buatan atau disebut AI, zaman sekarang apa yang tidak bisa dijangkau?

Muncul pertanyaan, apakah benar, AI merupakan usaha menciptakan duplikasi surga? Apakah benar kemajuan teknologi, merupakan duplikasi surga yang sesungguhnya? Bagaimana bisa?! Pertanyaan-pertanyaan demikian kiranya yang memunculkan kegelisahan nyata, bagi sebagian kalangan menjadi persoalan yang memunculkan kebingungan-kebingungan. 

Bagaimana bisa surga yang begitu abstrak, dikenal melalui uraian dalam kitab suci serta penjelasan tutur kata berupa contoh-contoh keindahan!

Keagungan surga beserta kenikmatan di dalamnya, terpisah dari makna yang sesungguhnya menjelma kenikmatan, keindahan, dan kemudahan berupa serangkaian mesin. 

Keterjangkauan alat untuk memfasilitasi manusia meraih apa yang bisa diraih dengan akses mudah. Seolah dapat memenuhi seluruh kebutuhan, AI mewujudkan gambaran imajinatif sebagai kenyataan alternatif manusia sementara mencari kebaikan dunia lainnya.

Gambaran imajinatif, perwujudan contoh berupa alat-alat canggih, wadah aktualisasi semakin beragam menjadikan segala seolah ada. Teknologi dengan kecerdasan buatan menjadi kesungguhan adanya usaha untuk membentuk serangkaian realita dalam rancangan manusia. 

Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa rapi langkah-langkah tersebut, apa sebenarnya yang disasar mereka, bagaimana pengaruhnya bagi masa depan manusia khususnya umat Islam di Inbdonesia?!

Penting jadinya untuk merefleksikan diri seberapa besar usaha kita untuk membentengi diri dari dunia dengan segala tipu dayanya. Berpikir (tafakkur) sebagai metode untuk mengingat Keagungan sang Maha Pencipta. Senantiasa berhati-hati dalam beramal berupa melakukan amalan-amalan kebaikan dan berusaha menjauhi segala larangan.

Bertaqwa kepada Tuhan

Terdapat sebuah ungkapan tentang kemajuan dan perkembangan yang dialami suatu bangsa adalah hasil pembelajaran terhadap kitab suci. Bermacam latar belakang orang yang dikenal sukses sejatinya menerapkan secara ketat apa yang diperintahkan Allah.

Secara ketat, artinya berpikir kritis, bertindak dengan penuh kehati-hatian serta berkarya dengan kegigihan penuh keseriusan dipraktekkan.

“Tidak ada keraguan terhadap kebenaran Tuhan” berupa kepastian hukum, kebaikan dalam hikmah-hikmah, janji dan ancaman adalah suatu keniscayaan untuk menetapkan pilihan. Maka jalan Taqwa adalah tidak terhindarkan dan justru yang harus dititi. 

Demikian jalan menuju surga yang sesungguhnya, mengharap ridlo Allah bukan seperti membuat surga duplikasi. Sejatinya tidak pernah ada surga imitasi hingga orang percaya bahwa itu adalah surga meski hanya duplikasi. Tidak akan ada!


Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.
Penulis Lepas Yogyakarta
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar