Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Nestapa Palestina, Kapan Berakhir?


Topswara.com -- Menjelang bulan suci Ramadhan, situasi di Palestina kembali memanas. Belum reda amarah dan kecaman publik internasional karena pernyataan kontroversial Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich pada Rabu(1/3/2023), yang mendesak agar kota Huwara, Palestina 'dimusnahkan'. 

Dunia kembali disuguhi aksi brutal Israel membunuh 6 warga Palestina, termasuk seorang anggota Hamas dari Nablus, melalui baku tembak sengit dan serangan roket Israel ke sebuah rumah di kamp pengungsian Jenin.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdalih pasukan Israel telah memusnahkan teroris keji yang  melakukan penembakan terhadap dua bersaudara pemukim  Israel pada 26 Februari 2023 (Sindonews.com,8/3/2023).

Apabila kita menengok fakta sejarah, tanah Palestina dulunya adalah bagian dari kekhalifahan Turki ‘Utsmani dan dikuasai Daulah dalam waktu tidak kurang dari tiga abad. 

Namun keterlibatan kekhalifahan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I yang berlangsung 28 Juli 1914 sampai dengan 11 November 1918, membawa dampak besar bagi Daulah Khilafah saat itu. Turki Utsmani yang bersekutu dengan Jerman dan Austria-Hongaria, mengalami kekalahan dari Inggris, Perancis dan Rusia yang tergabung dalam Triple Entente. 

Meski akhirnya menang perang,  Inggris sempat ketakutan apabila kaum Yahudi di Amerika Serikat  akan merayu negara tersebut berpihak ke Jerman pada Perang Dunia I. 

Karena itu, pada tahun 1917 Inggris menerbitkan Deklarasi Balfour, yang menjanjikan pendirian negara Israel di Palestina. Saat itu Palestina adalah salah satu daerah di dalam wilayah  kekhalifahan Turki Utsmani dan warga Yahudi di Palestina masih menjadi kaum minoritas 

Deklarasi ini sekaligus merupakan  dukungan Inggris bagi pembentukan sebuah "kediaman nasional bagi bangsa Yahudi" di Palestina. Deklarasi yang terus menjadi kenangan pahit warga Palestina karena menyebabkan mereka terjajah dan terusir dari tanah mereka sendiri hingga saat ini.

Zionis Israel menguasai Palestina karena mendapat dukungan dari sekutu utamanya yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Prancis. Sementara Palestina berjuang sendiri, karena negara-negara Islam di sekitarnya yang pernah ingin membantu pada tahun 1968, mengalami kekalahan dalam “peperangan enam hari” melawan Israel. Akibatnya, Mesir, Suriah, Yordania dan Palestina lepas sebagian wilayahnya. 

Sejak runtuhnya Daulah Khilafah Islam pada 1924 Masehi, kaum Muslimin tidak memiliki kekuatan yang padu. Kaum Muslimin bukan lagi umat yang kuat dan disegani. Wajar jika saat ini Israel seperti berada dalam posisi kuat dan selalu mendapatkan kemenangan, yang sampai hari ini sudah mencaplok 85 persen wilayah Palestina. 

Perundingan antara pejabat keamanan Israel dan Palestina, didampingi penasihat urusan Timur Tengah AS, pejabat Yordania dan Mesir pada 26/02/2023 di kota Aqaba, Yordania, tidak mampu menyelesaikan konflik Palestina. 

Karena pertemuan itu hanya untuk memulihkan ketenangan menjelang bulan suci Ramadhan, setelah kekerasan di wilayah sekitar Tepi Barat selama bertahun-tahun, bukan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Palestina

Permasalahan Palestina tidak akan bisa diselesaikan kecuali oleh kaum Muslim sendiri. Upaya menyerahkan penyelesaian masalah Palestina kepada dunia internasional justru semakin mengokohkan eksistensi Israel di bumi tempat lahirnya para Nabi tersebut.

Fakta sejarah membuktikan bahwa Palestina berhasil direbut dari kekuasaan kaum Nasrani dengan kekuatan pasukan kaum Muslim. Penguasa kaum Muslim saat itu terus-menerus melakukan peperangan untuk menaklukan Palestina selama 200 tahun hingga akhirnya Palestina berhasil dikuasai kembali di bawah pimpinan Sultan Shalahuddin Al Ayubbi.

Dalam QS Al Isra’ ayat 4-8, Allah telah menjelaskan perilaku kaum Yahudi yang selalu membuat kerusakan di muka bumi. Pada ayat ke-8, Allah SWT kembali memberikan peringatan (artinya),  “.....tetapi jika kalian kembali (melakukan kerusakan), niscaya Kami  kembali (mengazabmu).....” . 

Terkait dengan ayat ini, Sayyid Qutb Rahimahullah berkata dalam tafsirnya, bahwa hari ini kaum Yahudi dalam bentuk Israel kembali melakukan kerusakan. Mereka telah menimpakan berbagai kerusakan dan malapetaka kepada bangsa Arab, khususnya Palestina. 

Karenanya, pasti Allah akan menghancurkan kekuatan mereka dengan lahirnya kekuatan pasukan umat Islam. Inilah janji Allah yang pasti akan terjadi bahwa bumi Palestina kelak akan kembali ke pangkuan kaum Muslim. 

Karena itu, pendudukan Israel atas Palestina saat ini hanya bisa diakhiri dengan kekuatan pasukan. Sehingga wajib bagi penguasa negeri-negeri Muslim terdekat untuk mengirimkan kekuatan militernya guna mengenyahkan kaum Zionis tersebut.

Sebagaimana janji Allah dalam surat Al Isra’ ayat 8, tidak mungkin membebaskan Palestina dari cengkeraman Yahudi Israel, kecuali melalui kekuatan pasukan yang hebat di bawah komando Amirul Mukminin. Dan pasukan yang hebat itu hanya dimiliki oleh negara yang besar dan kuat, yang menerapkan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan dalam naungan Daulah Islam. 

Wallahu a’lam bishshawab.


Oleh: Pujiati SR, S.ST.
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar