Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kesalahan Pola Asuh, Cermin Negara Abai Persiapkan Orang Tua dalam Mendidik Anak


Topswara.com -- Peran orang tua dalam mewujudkan generasi yang cemerlang, berakhlak mulia, berprestasi, dan bermanfaat bagi siapa pun adalah tanggung jawab yang tidak mudah dilakukan. 

Apalagi karena sibuknya bekerja demi terpenuhnya kebutuhan hidup atau mungkin sekadar keinginan, sampai anak pun bisa kehilangan perhatian dari orang tuanya, sehingga tidak membentuk kepribadian yang baik dalam dirinya.

Ditambah lagi adanya fasilitas dari orang tua seperti kendaraan yang mewah, uang saku yang banyak, seakan-akan fasilitas tadi membuat anak menjadi mandiri dan tidak mengapa tanpa perhatian orang tua. 

Maka, saat anak kehilangan arah fasilitaslah menjadi penolongnya. Tindakan orang tua semacam ini yang membuat anak menjadi manja, terbiasa tanpa didikan orang tua, sehingga anak akan cenderung bertindak sesukanya.

Sama halnya yang dialami Mario Danty Satriyo (20), anak mantan pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu telah menjadi tersangka karena kasus penganiayaannya terhadap David (17), putra dari pengurus pusat GP Anshor. 

Kini kasus Mario masih mengalami proses penyelidikan kepolisian, mengenai penetapan berapa tahun di penjara atau hukuman apa yang pantas bagi Mario belum ditetapkan (detik.com, 02/04/2023).

Itulah sebabnya generasi sekarang sedang mengalami krisis akhlak dan minimnya pendidikan yang mampu mengarahkannya menjadi lebih baik lagi. Peran orang tua saat ini telah hilang dan banyak anak yang tidak tahu mana yang salah, mana yang harus dilakukannya. 

Seolah-olah peran orang tua sekarang hanya sebatas memenuhi kebutuhan anak, alhasil anak akan berpikir bahwa segalanya bisa dilakukan asal mempunyai harta dan jabatan dari orang tua bisa menunjukkan bahwa anaknya bisa bertindak bablas tanpa pengawasan orang tua.

Sangat memilukan kasus yang terjadi, sekali pun status orang tuanya adalah pejabat seharusnya tidak menghilangkan perannya sebagai orang tua yang harus mendidik anaknya ke jalan yang benar, kini kalau sudah terjadi, tidak bisa diulang kembali, nasi sudah menjadi bubur.

Hanya bisa dijadikan pelajaran ke depannya agar hal yang serupa tidak terulang kembali, jangan sampai para pejabat yang menyaksikan berita ini tidak mengambil pembelajaran berharga agar anaknya tidak mengikuti jejak buruk seperti ini.

Maka, dibutuhkan adanya peran penting dari pemerintah dalam mengatasi kasus penganiayaan, bukan hanya soal kekerasan sesama anak yang harus diperhatikan, tetapi juga dari secara keseluruhan hal apa pun itu harus menjadi perhatian pemerintah, agar generasi negeri ini bisa menjadi generasi yang memiliki kepribadian yang baik, cerdasnya akan membawa kesejahteraan, dan menguntungkan banyak orang.

Kejadian ini pun tidak terlepas adanya peran buruk dari media sosial yang ada di dalam kehidupan saat ini, sehingga generasi sekarang akan merekam dan melakukan apa pun sesuai yang ia lihat, kemudian dipraktikkan dalam kesehariannya. 

Jika yang dilihatnya baik maka baiklah hasilnya, sebaliknya apabila keburukan yang dilihatnya maka hasilnya akan terlihat buruk. Maka, pemerintah harus bergegas memberantas media mana saja yang berpotensi membuat generasi menjadi hancur, sehingga tidak nekat melakukan perbuatan buruk lainnya.

Tidak hanya media sosial saja yang menjadi penyebabnya, dalam hal pekerjaan pun bisa menjadi penyebab anak bertindak nekat atau berperilaku yang tidak baik, karena tuntunan pekerjaan atau ekonomi yang tidak stabil mengharuskan kedua orang tuanya sibuk bekerja. Sehingga perhatian khusus terhadap anak pun tidak didapatkan dan tidak adanya kesadaran penuh dari orang tuanya. 

Artinya, pemerintah dalam hal ini tidak hanya bersikap tegas terhadap pencegahan generasi berperilaku buruk dari media sosial, tetapi turut memperhatikan tanggung jawab setiap orang tua yang ada saat ini.

Bahwa pekerjaanlah yang menjadi penyebab utama anak berperilaku tidak baik dan lain sebagainya, diharapkan pemerintah harus sadar, bahwa adanya hak masyarakat yang harus diberikan, seperti halnya pekerjaan. 

Dengannya pemerintah menjamin pekerjaan yang layak sehingga perekonomian setiap masyarakat aman, akan membuat peran orang tua tadi berjalan dengan baik.

Karena ketika pekerjaan dan perekonomian masyarakat terjamin, maka orang tua tidak akan sibuk memikirkan bagaimana caranya menghasilkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya.

Sehingga peran orang tua terhadap anak akan diberikan tanpa hambatan pekerjaan, anak pun akan mendapatkan kasih sayang, perhatian yang membuatnya nyaman dan tidak mudah bertindak buruk, bahkan didikan baik dari orang tua bisa mewujudkan anak yang saleh dan bermanfaat untuk yang lainnya.

Memang sulit saat ini mewujudkan generasi yang berakhlak mulia, cemerlang, bermanfaat bagi semua orang, begitu pun dengan terlaksananya peran orang tua dalam mendidik anak tidak dapat dijalankan dengan benar, karena banyaknya faktor penyebab yang menghalang pola asuh yang baik dan benar. 

Upaya-upaya atau solusi yang ditawarkan pemerintah setiap negeri yang ada saat ini tidak mampu menuntaskan persoalan generasi, bahkan berbagai permasalahan tidak mampu tertuntaskan malah masalah lainnya makin bertambah.

Maka, dibutuhkanlah solusi tuntas yang mampu menyelesaikan setiap persoalan masyarakat, yakni hanya ada ketika masyarakat berkiblat kepada apa yang dicontohkan dan ditawarkan di dalam Islam, yang pernah memiliki sistem kehidupan yang berlandaskan akidah dan keimanan yang kokoh dalam mewujudkan generasi yang tangguh, cemerlang, dan lain sebagainya, pun Islam mampu mewujudkannya.

Ketika pemimpin mengikuti solusi yang ada di dalam Islam, maka setiap persoalan tadi akan mampu diselesaikan, dilihat dari satu per satu persoalannya. 

Dalam kasus yang terjadi, maka tindakan yang harus dilakukan pemimpin adalah memberikan jaminan dalam hal finansial, perekonomian setiap masyarakat harus dipastikan terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya.

Kedua, pemimpin harus mewujudkan pendidikan yang layak dijadikan tempat menuntut ilmu dengan basis akidah Islam dan adanya keimanan setiap ilmu yang didapatkan. 

Karena dengan kurikulum yang berbasis akidah Islam, maka setia ilmu yang didapatkan generasi tidak terlepas dengan keimanan yang berkaitan dengan rukun iman, salah satunya mengimani Allah sebagai pengatur yang wajib dipatuhi.

Saat keduanya saja sudah dipenuhi hak dan kewajiban pemimpin dilaksanakan, maka peran orang tua dalam mendidik anaknya agar tidak salah arah dapat dilaksanakan dengan baik, karena permasalahan terhadap ekonomi sudah terwujudkan, tinggal bagaimana peran orang tua hadir dalam membimbing setiap anak-anaknya harus dilaksanakan.

Jelas, saat peran pemimpin terlaksanakan dengan baik sesuai kebutuhan masyarakat saat ini maka permasalahan sampai ke penganiayaan pun tidak akan pernah terjadi. 

Bahkan, setiap kaum muslim yang memahami perannya sebagai manusia bukan perkara urusan dunia, tetapi soal urusan akhiratnya pun tidak pernah ditinggalkan, karena sistem yang dianut pemimpin Islam harusnya sistem Islam dengan menerapkan syariat-Nya, maka dalam segala aspek kehidupan akan berjalan dengan baik.

Sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah bahwa ketika pemimpin memahami tanggung jawabnya dan melaksanakan perintah Allah, maka peran orang tua akan terwujudkan sesuai yang diinginkan, hingga keluarganya pun bisa terhindar dari pedihnya siksa api neraka.

Allah Subhanahu Wa Taala, berfirman :

ÙˆَالَّØ°ِÙŠْÙ†َ ÙŠَÙ‚ُÙˆْÙ„ُÙˆْÙ†َ رَبَّÙ†َا Ù‡َبْ Ù„َÙ†َا Ù…ِÙ†ْ اَزْÙˆَاجِÙ†َا ÙˆَØ°ُرِّÙŠّٰتِÙ†َا Ù‚ُرَّØ©َ اَعْÙŠُÙ†ٍ ÙˆَّاجْعَÙ„ْÙ†َا Ù„ِÙ„ْÙ…ُتَّÙ‚ِÙŠْÙ†َ اِÙ…َامًا

“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan [25]: 74).

Allah juga berfirman dalam ayat yang lain, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (TQS. At-Tahrim [66]: 6).

Untuk itu, tidak layak bagi pemimpin mengabaikan tugas dan tanggung jawab yang benar dalam mewujudkan masyarakat yang taat dengan syariat dan memberikan hak kepada masyarakat, tidak layak diabaikannya. Wajib hukumnya pemimpin menjadi penjamin terwujudnya generasi dan masyarakat yang cemerlang dengan taat pada syariat-Nya.

Semua ini akan terlaksanakan apabila masyarakat sadar, bahwa sistem demokrasi-kapitalis sudah tidak layak dijadikan kiblat dalam menjalani kehidupan bahkan berbagai permasalahan tidak mampu tertuntaskan, dan dibutuhkan kesadaran dengan memiliki ilmu Islam yang memadai agar masyarakat paham bahwa sistem Islam saja yang dapat mewujudkan keluarga yang sakinah dan anak yang salihah.

Wallahualam bissawab.


Oleh: Muzaidah
Aktivis Dakwah Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar