Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hubungan Diplomatik KTT Arab Cina di Riyadh


Topswara.com -- Hubungan diplomatik antara Arab dan Cina semakin harmonis dan mendalam. Cina terus berusaha untuk menjadi super power dibidang ekonomi, walau dalam kepemimpian berideologi sosialis komunis namun dalam ekonomi berideologi kapitalistime. 

Sama-sama hanya untuk meraup keuntungan semata dan berkuasa. Arab masuk dalam lingkaran pertukaran perdagangan yang diikat dengan perjanjiaan internasionalnya, alhasil Arab tidak bisa berkutik dari sisi kekuatan militernya untuk membantu saudara semuslimnya di Uyghur, jika mau membantu.

Presiden Cina Xi Jinping tiba di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (7/12), untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-Arab pertama dan KTT China-Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC), serta melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi atas undangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud. 

Rasa saling percaya strategis Cina-Arab Saudi terus diperkuat dan kerja sama praktis bilateral di berbagai bidang telah membuahkan hasil yang bermanfaat sejak terjalinnya hubungan diplomatik 32 tahun silam, catat Xi. Antaranews.com. 9/12/2022. 

"Cina akan bekerja sama dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab untuk menjadikan kedua KTT sebagai sebuah pencapaian besar dalam sejarah hubungan China dan Arab atau China dan GCC,” kata Xi, Kamis, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan stasiun televisi pemerintah, CCTV. 

Negara-negara Teluk sejatinya adalah sekutu lama Amerika Serikat. Kemesraan baru dengan Cina sebabnya dianggap sebagai pergeseran haluan ke Asia, antara lain demi diversifikasi ekonomi yang masih ditopang sektor energi. 

Cina di pihak lain berusaha memperluas pengaruhnya. Beijing misalnya sering kali mengaitkan kedekatan diplomasi dengan proyek infrastruktur raksasa seperti Belt and Road Initiative, yang kini digarap di 149 negara di dunia. Kompas.com, 10/11/22.

Melansir dari Media Politik dan Dakwah Al Wa’ie pada sub tema “Dunia Islam” Oleh Asad Mansouri yang bersumber pada www.alraiah.net, 14/12/2022. Ada delapan pernyataan bersama dari KTT tersebut sebagai berikut :

Pertama, memperkuat kemitraan strategis antara negara-negara Arab dan Tiongkok; bekerja untuk memperdalam kerjasama Arab-Tiongkok diberbagai bidang; menghormati kedaulatan negara; tidak menggunakan kekerasan atau ancaman; tidak mencampuri urusan dalam negeri negara; bekerja untuk menjaga hubungan internasional-ketertiban berdasarkan hukum internasional; memperkuat prinsip-prinsip kerjasama; solidaritas dan keadilan internasional.

Kedua, menekankan sentralitas masalah Palestina ke Timur Tengah; menemukan solusi yang adil dan abadi berdasarkan solusi dua negara; serta upaya regional dan internasional bersama untuk menemukan solusi politik atas krisis regional sesuai dengan legitimasi internasional, terutama di Suriah, Libya dan Yaman; juga perlu tindakan bersama untuk menghadapi organisasi teroris dan ekstremis yang beroperasi di wilayahnya, termasuk mendukung upaya Libanon, Somalia dan Sudan dalam melakukan upaya untuk mencapai keamanan, stabilitas, pembangunan dan kemakmuran, serta memerangi terorisme.

Ketiga, bekerja dengan segala upaya untuk membangun masyarakat Arab-Cina demi masa depan bersama menuju era baru dan mendukung terwujudnya kabnagkitan bangsa mereka masing-masing.

Keempat, melanjutkan konsultasi politik dan dukungan antara kedua belah pihak mengenai isu-isu yang terkait dengan kepentingan inti mereka; memperkuat solidaritas diantara mereka di forum internasional tentang isu-isu yang menjadi perhatian bersama dan berpartisipasi dalam implementasi Belt and Road initiative.

Kelima, mendedikasikan nilai-nilai bersama kemanusiaan yang diwujudkan dalam perdamaian, pembangunan, keadilan, demokrasi dan kebebasan; menghormati hak rakyat dalam memilih cara mereka sendiri untuk mengembangkan demokrasi sesuai dengan kondisi nasional mereka; menolak campur tangan dalam urusan negara dengan dalih melestarikan demokrasi; bekerjasama di bidang hak asasi manusia atas dasar kesetaraan dan saling menghormati; serta menolak mempolitisasi masalah hak asasi manusia dan menggunakannya sebagai alat untuk menekan negara dan mencampuri urusan dalam negerinya.

Keenam, mendukung upaya untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan senjata pemusnah massal, serta pentingnya membebaskan Timur Tengah dari senjata pemusnah massal.

Ketujuh, memperkuat dialog antar peradaban; menghormati budaya yang berbeda; menolak konflik peradaban, serta menekankan bahwa peradaban Arab Cina telah memberikan kontribusi yang tiada duanya bagi kemajuan peradaban manusia.

Kedelapan, tidak menyisihkan sumber-sumber energi utama dan mengabaikan investasi didalamnya, yang menyebabkan tantangan bagi negara berkembang.

Kedelapan pernyataan KTT Arab Cina ini menandakan ketundukan Arab pada Cina dengan memberikan restu penganiayaan terhadap Muslim Uyghur dan berharap mendapatkan bantuan dana.

Alhasil Arab hanya dijadikan obyek bukan subyek dan semakin nyata bagaimana Cina ingin memperkuat posisinya secara global untuk kepentingan negaranya sendiri. 

Atas nama nasionalisme, Arab menjauhkan kewajibannya melindungi saudara semuslim yang berada dalam kezaliman penguasa kafir. Melihat berbagai kebijakan dan langka-langkah yang dilakukan penguasa Arab Saudi makin derasnya sekulerisme dan liberalisme, diperparah hubungan diplomatik KTT ini, akan makin jauh adanya wajah perubahan Islam.

Urusan politik luar negeri diatur dalam Islam secara terperinci dan sempurna, penerapan islam dikaburkan dan dikubur sedalam-dalamnya di benak kaum muslimim. 

Padahal dalam Islam secara jelas dan menyeluruh bagaimana jika ideologi islam diadopsi oleh suatu negara maka hanya akan ada kesejahteraan, kedaulatan utuh, kemandirian, tidak adanya intervensi asing sehingga keamanan dan ketenangan jiwa senantiasa terlindungi oleh Pengatur kehidupan manusia karena menjadikan aturan syariat islam secara menyeluruh sebagai way of life.

Politik Luar Negeri Dalam Islam

Politik luar negeri adalah hubungan antara suatu negara dengan negara, bangsa, atau umat yang lain. Hubungan ini merupakan bentuk pemeliharaan urusan umat di luar negeri. 

Politik luar negeri ini terdiri atas pemikiran yang tetap hingga kapanpun. Yakni, penyebarluasan Islam ke setiap umat dan bangsa. Allah SWT telah menjadikan Rasulullah SAW sebagi Rsul bagi seluruh umat manusia. Risalahnya berlaku untuk seluruh umat, hingga hari kiamat. Allah SWT berfirman dalam surah Saba’ (34) ayat 28

وما ارسلنك إلا كافة للناس بشيرا ونذيرا

“Dan Kami tidak mengutus engkau, kecuali kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan.”

Perjanjian dengan penguasa lain dalam rangka penyebaran islam dengan berdakwah dan berjihad. Hubungan diplomatik seperti yang Rasulullah lakukan saat perjanjian Hudaibiyah. Islam memiliki kedaulatan penuh dalam seluruh isi perjanjiannya. Berdakwah menyebarkan rahmat Alla SWT, seperti firman Allah SWT dalam Qs. Al Anbiya (21) ayat 107.

وما ارسلنك إلا رحمة للعالمين

“Dan Kami tidak mengutusmu, kecuali untuk membawa rahmat bagi seluruh alam.”

Semua umat Nabi Muhammad, baik Muslim dan non muslim yang mau diatur oleh aturan Allah SWT dalam seluruh kehidupannya terlebih utama dalam penerapan kekuasaan bukan malah menjauh dan alergi dengan syariat islam.
Allahu A’lam Bishawab 



Oleh: Diani Ambarwati
Forum Literasi Muslimah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar