Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Perempuan Butuh Perlindungan Nyata, Bukan Seremonial Belaka


Topswara.com -- Serasa tak cukup ada Women Day, kini dunia memberi 16 HAKtP untuk kaum hawa. Beberapa tahun terakhir isu yang diangkat saat peringatan hari ini pun tak jauh berbeda. Masalah kekerasan terhadap perempuan selalu masuk dalam pembicaraan peringatan hari untuk perempuan.  

Ironisnya semakin gencarnya kampanye anti kekerasan terhadap perempuan, bahkan kampanye tersebut telah mendorong lahirnya berbagai regulasi ternyata tak membuat angka kekerasan terhadap perempuan menurun. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini yang perlu kita kaji lebih mendalam. Agar kejadian serupa tak lagi berulang.

Salah Memandang Akar Persoalan

Dalam kaca mata feminis, akar masalah kekerasan terhadap perempuan adalah ketidaksetaraan gender. Hal ini yang menyebabkan perempuan kerap menjadi korban, karena posisinya yang termarginalkan serta tersisihkan secara ekonomi. Benarkah demikian? Jika demikian adanya, semestinya para perempuan yang memiliki kedudukan, berdaya secara ekonomi bebas dari kekerasan. Nyatanya mereka tetap menjadi korban kekerasan. 

Kekerasan terhadap perempuan hakikatnya bukan masalah kesetaraan. Namun karena cara pandang keliru terhadap sosok perempuan. Kapitalisme dengan ide kebebasannya serta maruknya dalam menjarah harta inilah yang melahirkan cara pandang yang keliru terhadap perempuan.  

Perempuan sebagaimana laki-laki dianggap sebagai penggerak ekonomi. Dari anggapan inilah eksploitasi besar besaran mulai terjadi pada perempuan. Dengan iming-iming bebas, perempuan ditarik keluar rumah dan diminta bersaing dengan laki-laki. 

Segala hal yang bisa mendatangkan cuan dari perempuan akan terus dibuka lebar-lebar. Termasuk jika harus menjual kecantikan dan tubuh perempuan. Akhirnya perempuan mudah menjadi korban kekerasan seksual.  

Adanya opini kesetaraan dan kemandirian ekonomi yang diamini kaum perempuan ternyata memiliki andil besar mengubah pandangan laki laki terhadap perempuan.  Makin banyak perempuan mandiri justru membuat laki laki kehilangan kelelakiannya. 

Ketika semua peran diambil alih perempuan, maka jangan salahkan laki-laki jika merasa tak perlu lagi membantu perempuan. Hubungan antara laki-laki dan perempuan tak lebih hanya persaingan untuk saling mengalahkan, bukan lagi sebagai sahabat yang saling menguatkan.  

Sungguh merupakan petaka saat para lelaki kehilangan kelelakiannya. Jika mereka tak jadi laki-laki  mana mungkin mereka bisa menjadi pemimpin. Hal inilah yang menyebabkan laki-laki makin tak peduli pada perempuan dan kehilangan sense untuk melindungi perempuan. 

Selama pandangan keliru ini masih bercokol di masyarakat, serta masih menjadi acuan regulasi negeri ini maka jangan harap kasus kekerasan terhadap perempuan menurun apalagi hilang.

Pandangan Islam terhadap Laki-Laki dan Perempuan 

Islam memiliki pandangan khas terhadap perempuan dan laki-laki. Ada kalanya laki-laki dan perempuan dipandang sama.  Namun hal ini bukan berarti Islam pro kesetaraan gender. Adakalanya Islam memandang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Mereka memiliki kekhasan masing masing dengan segala kelebihannya. 

Karena itu Islam menganggap antara laki-laki dan perempuan adalah dua sosok yang harus saling menguatkan, saling menolong, bukan bersaing untuk saling mengalahkan.  

IsIam memandang perempuan layaknya permata. Perempuan adalah kehormatan keluarga yang harus dijaga dan dilindungi  dengan segenap jiwa. Karena itu Islam menetapkan aturan aturan khusus untuk perempuan. Dengannya ia akan terjaga. Contoh, dalam hal wajibnya menutup seluruh tubuh perempuan kecuali wajah dan telapak tangannya.  

Hal ini adalah wujud nyata Islam menjaga  tubuh perempuan agar tak mudah dilecehkan. Wajib izinnya perempuan pada wali atau suaminya saat keluar rumah adalah wujud pemastian Islam bahwa para wali telah memastikan perempuan pergi ke tempat yang aman.  

Adanya kewajiban para wali memilihkan jodoh untuk anak gadisnya adalah juga wujud pemastian Islam agar perempuan berada pada tanggung jawab orang yang benar. Yang telah melalui fit and proper test para wali yang mengenal betul anak gadisnya.  

Namun pikiran bodoh kaum feminis kerap menganggap pengaturan  terhadap perempuan ini adalah kekangan yang membatasi perempuan. Pandangan Islam terhadap laki-laki pun  luar biasa.  

Sebagaimana termaktub dalam QS. An Nisa: 34 bahwa laki laki adalah qawwam bagi wanita. Allah pilihkan kata qawwam bukan rais, atau amiir yg juga berarti pemimpin. Karena qawwam memiliki makna sebagai pengurus, penjaga,  pengayom yang sangat luar biasa. 

Manakala makna ini dipahami setiap laki-laki maka bisa dipastikan perempuan mendapat perlindungan yang luar biasa dari suami dan walinya. Tidak ada suami yang berani berbuat kasar pada istrinya. Kalaupun sang istri berbuat kesalahan maka ada kewajiban suami untuk mendidik nya. Jika kesalahannya besar dan mengharuskan suami memukul istri.  Maka harus dipahami ini adalah pukulan ta'dib (mendidik) yang tak boleh sampai meninggalkan bekas.  

Kesadaran menjadi qawwam ini pula akan melahirkan aksi nyata laki-laki untuk bertanggung jawab finansial pada tiap perempuan dalam tanggungannya.  Sehingga tak perlu perempuan harus bersusah payah mencari nafkah apalagi sampai tereksploitasi tubuhnya.  

Selain itu dengan kehadiran negara yang menerapkan Islam telah terbukti sepanjang sejarah mampu melindungi perempuan. Regulasi yang dihasilkan dalam negara ini jelas bersumber dari islam yang adil. Karena itu mampu melahirkan ketenteraman pada siapa pun warga negaranya baik laki-laki maupun perempuan. 

Sistem pidana yang tegas cukuplah menjadi pencegah orang berbuat kriminal. Mata dibalas mata, hidung dibalas hidung, gigi dibalas gigi, nyawa dibalas nyawa. Ini adalah hukum yang Allah tetapkan atas manusia. Jika hukum ini diberlakukan maka orang akan berpikir ribuan kali saat akan melakukan tindak kekerasan 

Selain itu, tindakan preventif sebelum kekerasan terjadi tentu sudah dilakukan.  Pemenuhan kebutuhan dasar rakyat mendapat jaminannya negara. Adanya hukum wajibnya laki laki bekerja akan menjadi pencegah terjadinya kekerasan ekonomi terhadap perempuan. Edukasi melalui gaung dakwah pun akan semarak sehingga pengingat pada manusia bertebaran di mana mana.  

Inilah beberapa aksi nyata Islam dalam melindungi perempuan. Jadi jika kita serius ingin menyelesaikan masalah kekerasan terhadap perempuan maka Islamlah yang harus kita pilih untuk diterapkan.


Oleh: Titin Erliyanti, S.Pd.
(Pemerhati Perempuan dan Generasi)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar