Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Delapan Tips Pernikahan Semanis Gula


Topswara.com-- Founder Kajian Sholihah, Sleman, DIY, Ustazah Puspita Satyawati mengungkapkan delapan tips pernikahan semanis gula. 
 
"Dalam realitas, tak ada pernikahan yang melulu berasa gula. Ada sih rasa permennya. Permen Nano-Nano yang manis asem asin, ramai rasanya. Meski begitu, masih ada ruang berikhtiar agar pernikahan semanis gula. Setidaknya ada delapan tips," tuturnya dalam Kajian Selasar Umma: Pernikahan Semanis Gula, di Masjid Nurul Ashri, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY, Rabu (30/11/2022). 

Tips pertama ialah menjaga komitmen yang butuh ekstra energi, waktu, serta dedikasi pada pernikahan. 

"Karena pernikahan adalah mitsaqan ghalidzan, perjanjian berat, agung. Bukan permainan atau dimain-mainkan, yang kalau bosan sedikit, langsung bercerai misalnya," ujarnya. 

Kedua, bekal ilmu. Yang pertama ilmu agama, lalu ilmu umum sebagai sarana yang membantu membangun kebahagiaan. 

Adapun ketiga yaitu taqarrub ilallaah (mendekatkan diri pada Allah SWT). "Manusia memiliki keterbatasan, butuh kekuatan dari Yang Maha Kuasa. Dekatkan diri kepada Allah, baik di saat sempit maupun lapang," pesannya. 

Menurutnya, di antara kunci kebahagiaan utama ialah the power of ruhiyah, kekuatan spiritual. Keimanan kepada Allah SWT adalah kekuatan ruhiyah bagi rumah tangga. 

"Kekuatan ruhiyah mendorong kita memberi cinta dengan penuh ikhlas, tanpa pamrih dan hanya mengharap ridha Allah," sebutnya. 

Keempat, satu visi pernikahan berdasar perspektif Islam. "Visi adalah gambaran yang ingin dicapai. Bagi keluarga Muslim, visi nikah tentunya diselaraskan dengan Islam," terangnya.

Kelima, paham tujuan pernikahan sesuai yang Allah gariskan. "Dalam QS. Ar Ruum: 21, Allah SWT telah mewasiatkan bahwa tujuan pernikahan ialah untuk meraih sakinah, mawaddah, wa Rahmah," jelasnya.

Sementara keenam, pola relasi suami istri adalah persahabatan. "Sahabat adalah teman baik. Makan bareng, pergi bareng, ngobrol bareng. Pola ini membuka ruang bagi istri untuk memberi masukan, saran. Sehingga suami tidak menjalankan kepemimpinan otoriter," bebernya. 

Ketujuh, menjalankan hak dan kewajiban masing-masing sesuai tuntunan Islam. "Jelas pernikahan semanis gula hanya akan terjadi saat masing-masing menjalankan hak dan kewajibannya," tegasnya. 

Kedelapan, manajemen komunikasi suami istri yang baik. "Suami istri memiliki pola komunikasi yang baik untuk meminimalkan konflik," sarannya.

Akhirnya, Puspita mengingatkan bahwa mewujudkan rumah tangga asmara (as sakinah mawaddah wa rahmah) butuh kesungguhan, pengetahuan, pengorbanan untuk merengkuhnya. 

"Menikah meski tak seindah impian, namun juga tak seseram bayangan. Menikahlah, karena itu sunnah Nabi, penjaga kehormatan diri, pembuka ladang amal shalih, memperkuat iman, dan agar kita bahagia," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar