Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bermanuver Politik di tengah Gempa, Begitukah Pemimpin Sejati?


Topswara.com -- Kontestasi politik masih dua tahun lagi. Namun hawa dan suhu ekskalasi politik mulai meningkat. Beberapa hasil survei tentang calon presiden pun sudah mulai bermunculan. Ada pula stasiun televisi yang mengukuhkan diri sebagai tv pemilu. 

Baliho-baliho bergambar calon presiden pun sudah mulai terpasang di tempat-tempat strategis. Para pengusung, pendukung dan relawan berlomba-lomba membuat acara untuk menggalang dukungan, test the water, melihat animo masyarakat. Meskipun kehadiran masyarakat belum bisa dikatakan murni mendukung tersebab ada buah tangan di setiap acara. Di tengah kesulitan ekonomi seperti saat ini, sembako yang dibagikan gratis tentu banyak menarik perhatian masyarakat.

Apalagi jika ditambah dengan narasi istighosah atau halaqah ulama. Ibu-ibu pengajian tentu akan sangat antusias. Jangankan ditanggung transportasi dan makanannya, bayar sendiri pun mereka rela. Fenomena ini yang terjadi di acara Nusantara Bersatu pada Sabtu, 26 November 2022 di stadion Gelora Bung Karno (GBK). Acara yang diselenggarakan oleh relawan Jokowi itu diklaim menghadirkan 150 ribu simpatisan Jokowi. Ternyata hastag PrankGBK merajai trending topik twitter. Meskipun dibantah oleh panitia. Entahlah.

Satu yang pasti, acara tersebut menyisakan 31 ton sampah. Foto sampah berserakan di sekitar GBK pun viral. Bahkan ada yang berkomentar bahwa sampai yang ada di foto itu masih belum ada apa-apanya dibandingkan kondisi yang sebenarnya. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengerahkan 500 pasukan oranye dan puluhan mobil pikap untuk mengangkut sampah yang dihasilkan dari acara relawan Jokowi "Nusantara Bersatu".

Pemimpin di Kubangan Syahwat Kekuasaan

Acara relawan "Nusantara Bersatu" di GBK mengundang orang nomor satu di negeri ini. Presiden pun hadir bahkan memberi pesan-pesan politik tentang ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyatnya. "Saya ulang jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya, kalau wajahnya clink bersih, tidak ada kerutan di wajahnya hati hati, lihat juga lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," kata Jokowi (liputan6.com, 27/11/2022).

Pesan sang presiden ditafsirkan secara  liar oleh media dan pengamat politik. Dan hasil tafsir yang mengemuka justru ke beberapa calon yang menyeruak dari kubu rezim hari ini. Terlihat kubangan syahwat kekuasaan di arena GBK. Menguatkan fakta demokrasi yang memandang kekuasaan untuk melanggengkan kepentingan pribadi dan golongan. Bukan untuk melayani rakyat.

Gegap gempita dukungan relawan di GBK beradu dengan tangis dan rintihan korban gempa Cianjur. Senin, 21 November 2022, lima hari sebelum acara di GBK, gempa berskala 5,4 SR mengguncang Cianjur dan menyebabkan ratusan korban jiwa. Hingga hari ini, masih banyak yang hidup prihatin di pengungsian. Mirisnya, pemimpin negeri ini masih sempat menghadiri konsolidasi politik dibandingkan membersamai rakyat yang sedang ditimpa musibah.

Demikianlah potret pemimpin di sistem kapitalisme demokrasi. Asas sekulerisme menjadikan para penguasa demokrasi menghalalkan segala cara demi mempertahankan jabatannya. Melayani rakyat dengan standar manfaat atau berhitung untung rugi. Walhasil, bersama relawan yang siap mendukung kekuasaannya lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu bersama rakyat yang tengah menderita akibat gempa.

Merindu Pemimpin Sejati

Sepanjang sejarah peradaban Islam, telah banyak melahirkan sosok pemimpin sejati. Sebutlah Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu. Keteladanan beliau dalam memimpin dan melayani rakyat sangat masyhur dan diceritakan dari generasi ke generasi.

Pada tahun ke 17 Hijriah, Semenanjung Arab di dera musim kemarau panjang. Madinah yang menjadi pusat pemerintahan Islam kala itu, diserbu pengungsi dari wilayah sekitarnya. Persiapan Madinah menghadapi musim paceklik yang terjadi tahunan, mulai menipis. Bencana kelaparan pun di depan mata.

Sebagai pemimpin, Umar bin Khattab segera mengantisipasi dengan mengirimkan surat kepada salah satu gubernurnya. Surat berisi permohonan bantuan logistik dikirimkan Umar kepada Amr bin Ash, gubernur Mesir. Amr pun meresponnya dengan cepat dan segera mengirimkan bantuan. Berhubung terbatasnya alat transportasi pada masa itu, perlu waktu berbulan-bulan hingga bantuan dari Mesir sampai ke kita Madinah.

Selama masa paceklik itu, Umar bin Khattab membersamai warganya. Bahkan beliau menolak makan samin, daging dan minum susu hingga semua rakyatnya terbebas dari kelaparan akibat paceklik. Beliau hanya mengkonsumsi roti dan minyak zaitun. Kulit beliau yang putih kemerahan berubah menjadi hitam selama musim kemarau. Prinsip beliau: "Akulah sejelek-jelek pemimpin jika aku kenyang sementara rakyatku kelaparan."

Pemimpin dalam sistem Islam memiliki tanggung jawab dunia dan akhirat. Sehingga mereka akan menjalankan amanah kepemimpinannya dengan penuh rasa tanggung jawab dan semaksimal usaha dalam melayani rakyatnya. Mereka sangat memahami hadits Rasulullah SAW.: "Imam (khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari). 

Merindu pemimpin sejati hanya bisa diejawantahkan di sistem Islam kaffah. Sistem hidup yang menerapkan syariat Allah SWT secara menyeluruh dalam bingkai negara khilafah. Wallahu a'lam []


Oleh Mahrita Julia Hapsari
(Muslimah Aktivis Dakwah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar