Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tetanggaku Binasa, Aku Hanya Terdiam


Topswara.com -- Tetanggaku idolaku, dua kata yang singkat namun punya arti yang mendalam bagi siapa saja yang berstatus tetangga. Kata “tetanggaku idolaku” bukan hanya diartikan sekelas tetangga yang sedang saling jatuh cinta. Namun, dapat di artikan juga sebagai tetangga yang baik, perhatian, saling membantu, saling menjenguk dan saling menghormati sesama tetangga. Karena itu, dalam bertetangga penting adanya kepedulian dan membangun rasa kekeluargaan, dengan begitu akan hadir rasa saling menjaga sesama tetangga.

Namun bagaimana kiranya, kala tetangga justru saling tak peduli dan seolah tak kenal?

Dilansir oleh republika.co.id (12/11/2022) baru-baru ini dikabarkan bahwa di daerah Jawa Barat, Kalideres di bagian perumahan Citra Garden 1 Extension, telah ditemukan satu keluarga meninggal dunia dan jenazah mereka telah membusuk selama tiga Minggu setelah ada warga yang mencium bau busuk dari arah rumah mereka. Menurut beberapa warga, keluarga yang meninggal itu memang terkenal orangnya semua tertutup dari tetangga yang ada di sekitar rumahnya.

Selain itu, Tribunnews.com (13/11/2022) juga melaporkan bahwa satu keluarga yang meninggal di Jawa Barat, di perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, berjumlah empat  orang yaitu seorang bapak berinisial RG berumur 71 tahun,  anaknya berinisial DF umur 42 tahun, seorang ibu berinisial KM umur 66 tahun, dan seorang paman  berinisial BG umur 68 tahun. 

Mereka diduga meninggal karena kelaparan, sebagai mana yang di katakan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce bahwa dari hasil pemeriksaan dokter forensik pada Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, jenazah keempat orang tersebut meninggal akibat sudah lama tidak mendapat  makanan maupun minuman. Itu terlihat dari otot-otot jenazah yang telah mengecil.

Dari fakta yang dituang, terlihat jelas bahwa hidup di zaman sekarang banyak orang yang telah mengikis kepeduliannya terhadap para tetangga mereka. Seolah tak kenal, hingga tak saling menyapa serta tak saling berkunjung ke rumah para tetangga yang sangat dekat dengan rumah mereka.

Sudah sangat jelas bahwa kehidupan di zaman modern yang di ambil alih oleh sistem sekular kapitalisme telah nyata kerusakannya, karena sistem yang memisahkan agama dari kehidupan bukan hanya membuat kaum Muslim kehilangan jati dirinya sebagai Muslim sejati, melainkan telah membuat manusia juga kehilangan jiwa sosialnya terhadap lingkungan sekitarnya. 

Alhasil, banyak insan seolah tak membutuhkan kepada yang lain dan menjadikan diri mereka individualis, hingga timbullah rasa cuek pada jiwa manusia terhadap sesamanya yang akhirnya mengakibatkan mereka tidak saling care (peduli) satu sama lain.

Berbeda dengan Islam yang mengajarkan umat untuk tetap bersosialisasi terhadap orang-orang yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, tetapi tetap dengan jalan yang di benarkan oleh Allah yaitu memperhatikan batasan-batasan dalam berinteraksi dengan yang bukan mahramnya. 

Bukan hanya itu, dalam Islam umat juga di anjurkan agar memuliakan tetangga dan harus saling menyapa walau hanya bertanya kabar atau memberi salam. Jangankan kepada tetangga dekat, bahwa tetangga jauh pun kita di haruskan untuk tetap memuliakan mereka. Jangankan tetangga Muslim bahkan tenggara non muslim saja kita di anjurkan untuk tetap memuliakan mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَا لْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَا لْجَـارِ الْجُـنُبِ وَا لصَّا حِبِ بِا لْجَـنْبِۢ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَا نَ مُخْتَا لًا فَخُوْرًا

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 36

Selain itu, sebuah hadis yang diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Tetangga ialah 40 rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri, 40 rumah ke depan, dan 40 rumah ke belakang.”

Kemudian Rasulullah SAW menegaskan agar tetap selalu memuliakan tetangganya dekat atau pun jauh, sesama Muslim atau non-Muslim. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Islam memang mengatur dalam setiap lini kehidupan, terbukti bahwa sekelas tetangga saja ada perintah langsung dari Allah untuk memulihkannya lewat ayat-ayat suci Al-Qur’an. 

Bahkan Rasulullah SAW. juga menegaskan anjuran untuk memuliakan tetangga. Oleh karena itu, jelas bahwa setiap manusia sebenarnya merindukan dan membutuhkan kehidupan yang memiliki tetangga berjiwa sosial yang tinggi dan punya jiwa care terhadap tetangganya yang lain.

Oleh karena itu, kala manusia menginginkan sebuah kehidupan tetangga yang harmonis dan memiliki jiwa peduli terhadap sesamanya. Maka, mereka harus memulai untuk belajar Islam secara kaffah (menyeluruh). 

Sebab, hannyalah Islam  yang bisa memberikan anjuran untuk memuliakan tetangga. Karena itu, sudah seharunya sistem Islam diterapkan di muka bumi ini, agar tak ada lagi keluarga harus meninggal di rumahnya hingga  membusuk tanpa di ketahui oleh tetangganya. Wallahu a’lam bissawab []



Oleh: Rismawati, S.Pd.
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar