Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

StarUp PHK Massal, Ekonomi Makin Terpental


Topswara.com -- Tahun 2022, tahun kelam perekonomian global. Badai pemutusan hubungan kerja terus dilakukan banyak perusahaan start-up tanah air. Mulai dari shopee, ruangguru, LinkAja, Fabelio, Line, Go To hingga TaniHub. Startup yang digadang-gadang dapat mendongkrak perekonomian nasional, namun faktanya tumbang karena alasan resesi ekonomi. 

Fabelio, start-up di bidang furniture telah dinyatakan pailit sejak 5 Oktober 2022. Shopee pun bernasib sama. PT Shopee Indonesia mulai merumahkan karyawannya sejak pertengahan bulan September 2022 (tempo.co, 13/11/2022). Keadaan pun tak berbeda bagi sebagian besar peusahaan rintisan global maupun internasional. Seperti Meta yang juga mem-PHK 11.000 karyawannya (tempo.co, 10/11/2022). 

Ada beberapa alasan yang memicu tumbangnya start-up tanah air. Sulitnya pencairaan dana investor, ancaman resesi global hingga operasional startup yang dikenal kurang bagus (detikfinance.com, 22/11/2022). Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, start-up mempunyai kebiasaan yang nggak bagus, misalnya gaji jor-joran, fasilitas mewah, sewa sekian lantai untuk tempat, seolah-olah seperti (kantor) Google. Dan hal ini memberatkan biaya produksi perusahaan. Akhirnya pemecatan pegawai tak bisa terhindarkan. 

Sementara, Direktur CELIOS ( Excecutive Center of Economic dan Law Studies, Bhima Yudistira, trend pemecatan pegawai terjadi karena ada fenomena overstaffing (detikfinance.com, 22/11/2022). 

Rekrutmen pegawai yang berlebihan tak memberikan keefektifan kerja para pegawai. Pegawai yang tak efektif pun dipangkas, demi menekan biaya produksi perusahaan. Overstaffing diterapkan dalam perusahaan startup sebagai bentuk sikap over optimis. Namun, ternyata fakta berkata lain. Resesi global tak bisa dibendung. 

Selain itu, start-up ditelisik sebagai perusahaan rintis yang terkesan terburu-buru booming. Karena mendeteksi respon pasar yang menanjak positif. 

Keadaan demikian tentu merugikan para pegawai terdampak PHK. Tak ada pekerjaan berarti tak ada penghasilan. Sementara kebutuhan hidup harian harus tetap berjalan. Alhasil, nasib hidup kian tak tentu arah.

Menurut ekonom senior, Indef (Institute for Development of Economic and Finance),  Didik.J. Rachbini, fenomena PHK massal ini merupakan fenomena ledakan gelembung ekonomi. Bubble burst. Yaitu fenomena pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi, namun diiringi dengan kejatuhan yang relatif cepat. Laju inflasi yang cepat mempengaruhi turunnya nilai aset, hingga terjadi kontraksi ekonomi. Inilah yang terjadi pada beberapa startup yang berguguran. 

Start-up yang dikembangkan melalui pasar digital, membuat setiap perusahaan harus menciptakan aplikasi dan perkembangannya sangat bergantung pada investor. Perusahaan start-up ini memberikan daya tarik tersendiri pada para investor luar maupun luar negeri. 

Permainan bisnis ini mengandalkan sektor non riil dalam pergerakannya. Sektor non riil adalah sektor yang rentan terimbas penggelembungan ekonomi. Dan tak bisa terhindarkan jika terjadi pecah gelembung. Inilah yang terjadi saat ini. Serentak dan merata. 

Fakta ini membuktikan bahwa sistem kapitalisme telah gagal mengatur perekonomian secara global. Beragam spekulasi timbul tanpa memberikan kepastian. Dan krisis ekonomi pun kian kritis.

Krisis ekonomi yang makin kritis membuktikan bahwa sistem ekonomi liberal kapitalisme tak mampu menopang pengaturan ekonomi nasional. Sektor non riil yang menjadi sektor andalan, ternyata tak hadirkan harapan bagi ekonomi masyarakat. 

Sektor ekonomi non riil, menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Karena menghambat sektor riil yang seharusnya menjanjikan keuntungan. Karena sektor non riil yang mendominasi. Akhirnya kelesuan ekonomi pun menyapa. Nahas, seluruh pergerakan ekonomi berujung collapse. 

Parahnya, sektor non riil menjadi benalu bagi sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi. Sistem keuangan yang bersifat ribawi dan gambling, hanya menyajikan ketidakpastian. 

Saatnya menilik pada solusi yang menuntaskan. Mengubah segala sistem yang kini masih diterapkan, yaitu sistem ekonomi liberal kapitalisme dengan sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam, menyandarkan segala pergerakan ekonomi pada sektor riil. 

Nyata tampak, bahwa sistem ekonomi kapitalisme hanya menyandarkan segala perbuatan pada pencapaian keuntungan sebesar-besarnya. Tanpa menilik aturan (baca: syariat Islam) yang seharusnya menjadi panduan setiap perbuatan. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya:

"Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. Al-Jasiyah: 18)

Sangat gamblang, bahwa agama (Islam) adalah aturan kehidupan. Termasuk dalam sistem pengaturan ekonomi.

Islam memiliki cara yang tangguh sekaligus unik dalam mewujudkan negara yang independen dan antikrisis. Yaitu dengan menyandarkan segala pengaturan kehidupan berdasarkan syariat Islam dalam wadah institusi shahih. 

Segala aturan syariat Islam menjadikan negara mandiri dan kuat di segala bidang. Mulai dari pengaturan karakteristik politik ekonomi Islam yang menempatkan manusia sebagai makhluk mulia. Dan menempatkan negara sebagai pengurus rakyat. 

Pengaturan kepemilikan dan pengelolaan sumberdaya, penetapan mata uang  tahan krisis hingga pasar berbasis sektor riil. Dan segala aturan ini tak bisa terpisah dari sistem Islam yang menyeluruh. 

Wallahu 'alam bisshawwab.


Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar