Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Isu Radikalisme Terus Digaungkan, Menghadang Kebangkitan Islam


Topswara.com -- Isu radikalisme terus digaungkan ke berbagai lembaga maupun elemen masyarakat. Seolah yang berbahaya bagi negeri ini adalah paham radikal bukan yang lain. Sehingga butuh perhatian serius dan terus disosialisasikan, agar masyarakat mengetahui kemudian menjauhinya.

Pemerintah Kabupaten Bandung (Pemkab) melalui Badan kesatuan Bangsa dan Politik (kesbangpol) kembali melaksanakan sosialisasi peningkatan deteksi dini dalam rangka pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Acara tersebut dilaksanakan di Hotel Sutan Raja Soreang dan dihadiri oleh para pemuda karang taruna serta tenaga kesejahteraan sosial Kabupaten Bandung yang berasal dari setiap kecamatan. (BBcom. 2/11/2022)

Pemkab berharap bukan hanya karang taruna dan lembaga tertentu yang terlibat, tetapi semua pihak, baik ormas, kelompok, atau masyarakat pada umumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat atau meningkatkan deteksi dini agar masyarakat tidak terpapar paham radikal yang mengarah kepada terorisme

Selama ini pencegahan radikalisme sudah dilakukan secara struktural, dari tingkat pusat hingga daerah. Hanya saja yang perlu kita kritisi sejauhmana kebahayaan radikalisme hingga mengabaikan masalah lainnya? Kemudian batasan radikalisme itu sendiri sampai sekarang masih belum jelas

Disebutkan bahwa diantara ciri radikal adalah anti pancasila. Muncul pertanyaan, seperti apa kriteria orang yang anti pancasila? Bagaimana dengan koruptor? Bagaimana dengan yang getol impor? Sehingga merugikan petani ataupun pengusaha lokal. Atau yang terus berutang ribawi? Belum lagi yang menyusahkan rakyat dengan naiknya BBM dan  tarif listrik.

Apakah cukup hanya dengan menarasikan 'saya pancasila' atau 'penjaga pancasila' sudah dikatakan sebagai sosok pancasilais? Sementara yang dituduh radikal adalah orang-orang yang menghendaki penegakan syariat? Sedangkan mereka tidak melakukan hal-hal yang merugikan negara seperti korupsi.

Jika kita mau jujur menatap negeri ini, begitu banyak permasalahan kritis yang sedang mendera. Tingginya angka pengangguran, rapuhnya mental remaja, bobroknya penegakan hukum, tingginya pelaku korupsi, dan seabreg persoalan lainnya. Menuntut perhatian dan penyelesaian serius. Namun mengapa radikalisme seolah menjadi masalah besar yang harus ditangani bersama? 

Indonesia mayoritas penduduknya Muslim. Maka sangatlah wajar menghendaki penerapan syariat sebagai pengatur kehidupannya bukan yang lain. Tetapi sayang karena kapitalisme sekular yang diadopsi, telah menjadikannya alergi terhadap syariat Ilahi, akibat ajaran Islam dijauhkan dari kehidupan.

Ketika geliat kebangkitan Islam mulai terbit, Barat tidak tinggal diam. Mereka sangat tidak menginginkan Islam bangkit karena akan mengancam posisinya di dunia internasional. 

Oleh karena itu perlu digulirkan program yang akan menghadangnya. Dipilihlah isu radikalisme, setelah isu terorisme yang hanya ditujukan kepada Islam dan pengembannya kurang mendapat sambutan. Mengingat dakwah Islam tidaklah menggunakan kekerasan tetapi pemikiran sebagaimana contoh Rasulullah SAW. Maka jadilah isu radikalisme dijadikan propaganda untuk menghadang laju dakwah Islam politik. Pengembannya dituduh radikal. 

Dari sini semestinya bukan radikalisme versi Barat yang harus dikhawatirkan, tetapi penjajahan gaya baru yang harus diselesaikan. Investasi adalah cara Barat menancapkan hegemoninya. Sedangkan penjajahan budaya dimana kaum Muslim terkungkung oleh gaya hidup liberal yang mengikis ketinggigian akhlak dan akidah. Masyarakat ditakut-takuti dengan penerapan Islam kafah juga politik Islam.

Para pengusung kapitalis tidak ingin kaum Muslim fokus memepelajari Islam, terlebih sampai memahami tentang tanggung jawab mereka terhadap Islam dan kaum Muslim. Hal itu dianggap berbahaya karena akan membuka wawasan berpikir dan kesadaran umat yang semakin jauh dari kemuliaan, terhina dan terpuruk akibat menerapkan sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Mereka harus disadarkan untuk kembali ke jalan yang pernah ditempuh oleh Rasulullah SAW. yaitu menegakkan sistem Islam agar seluruh isi Al-Qur'an bisa diamalkan bukan dicampakkan.

Islam pun menganjurkan umatnya harus punya kesadaran politik yang shahih, dan mendorong umat untuk menyelesaikan permasalahan sesuai akidah dan syariat Islam. Yaitu kesadaran yang akan memandu kaum muslim selalu waspada terhadap bahaya yang akan menghancurkan eksistensi Islam dan kaum muslimin. Dengan demikian, umat semestinya paham, bahaya yang mengancam tidak datang dari Islam. 

Buruknya kondisi yang mereka hadapi sekarang justru diakibatkan tegaknya sistem kapitalisme global, serta hadirnya para penguasa antek yang menyukseskan agenda penjajahan. Umat pun semestinya paham bahwa Islamlah jalan keselamatan. Karena Islam adalah sistem hidup yang menyolusi seluruh problem kehidupan. Aturannya dipastikan akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Allah SWT. berfirman,

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS Al-Anbiya: 107)

Umat harus bersatu membebaskan negeri ini dari segala bentuk penjajahan asing dengan menerapkan syariat Islam secara komprehensif, yang akan memberikan kebaikan, kesejahteraan dan kedamaian bagi seluruh umat manusia. Kini sudah saatnya untuk melakukan perubahan di tengah masyarakat menuju peradaban yang mulia, melalui penegakkan syariat dalam sebuah kepemimpinan Islam.

Wallahu a'lam Bishawwab


Oleh: Popon Marliah
Sahabat Topswara 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar