Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Seruan Itu Hanya Tipuan (Pembantaian Berdarah Muslim Spanyol 1 April 1487)


Topswara.com -- Pada tahun 1487 M, kota Granada (Ibu kota provinsi Granada) letaknya di Spanyol bagian Selatan, kawasan otonomi Andalusia. Menjadi daerah terakhir yang ditaklukkan, setelah satu-persatu daerah di Spanyol jatuh. Penduduknya (orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara Salib (Kristen) terus mengejar mereka.

Sebelumnya, setelah dibebaskan Islam pada abad ke-8 M, oleh Thariq bin Ziyad (Panglima perang Islam). Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi negeri makmur.

Islam telah menerangi Spanyol. Para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam.

Muslim Spanyol tidak hanya beragama Islam, mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Tidak hanya membaca Al-Qur’an, mereka juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Selalu berkata “tidak” untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan mereka tentram.

Kaum kafir yang ada di sekeliling Spanyol tidak kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, tetapi selalu gagal. Mereka mengirim mata-mata untuk mencari kelemahan Islam Spanyol. Akhirnya, mereka tahu, dengan cara melemahkan iman dan menyerang pemikiran dan budayanya.

Secara diam-diam mereka (kafir) mengirim alkohol dan rokok secara gratis dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan membujuk kaum muda, supaya lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al-Qur’an. Ulama palsu juga dikirimkan, untuk meniupkan perpecahan dalam umat Islam. Upaya ini membuahkan hasil.

Spanyol jatuh dan dikuasai pasukan Salib. Pasukan Salib benar-benar menyerang umat Islam dengan kejam tanpa mengenal perikemanusiaan. Mereka tidak hanya membantai pasukan Islam, namun juga mereka pun membantai penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis.

Seruan yang Menipu

Granada (892 H). Ketika jalan-jalan tampak sepi, Menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah. Tentara Salib tahu banyak Muslim di kota itu, bersembunyi di rumah-rumah.

Dengan lantang, tentara Salib meneriakkan pengumuman. “Umat Muslim di Granada bisa keluar rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar dengan membawa barang-barang keperluan. Kapal-kapal yang akan membawa kalian dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian, jika ingin keluar dari Spanyol. Setelah hal ini, kami tidak akan lagi memberi jaminan,” bujuk tentara Salib di tengah penduduk kota.

Muslim Granada curiga dengan tawaran ini. Tentara Salib membolehkan beberapa orang untuk melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah disiapkan di pelabuhan. Setelah melihat kapal-kapal yang ada, mereka segera bersiap meninggalkan Granada untuk berlayar.

Pagi hari pada tanggal 1 April 1487. Ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumahnya, membawa seluruh barang-barang keperluan beriringan jalan menuju ke pelabuhan.

Sebagian ada beberapa Muslim yang tidak percaya ucapan tentara Salib. Mereka tetap bertahan bersembunyi di dalam rumah-rumahnya.

Ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, tentara Salib cepat menggeledah setiap rumah yang ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat ke angkasa, rumah-rumah dibakar oleh tentara salib bersama umat Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana, melihat tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan untuk mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal tenggelam dengan cepat.

Mereka (umat Islam) tidak bisa berbuat apa-apa, karena tidak bersenjata. Kebanyakan para perempuan dan anak-anak yang masih kecil. Di pelabuhan tentara Salib mengepung dengan pedang terhunus.

Satu teriakan dari pemimpinnya, pasukan tentara Salib membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan dan belas-kasihan. Hiruk-pikuk, jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib membunuhi warga sipil yang tidak berdaya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang dimana-mana. Laut yang biru berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Konspirasi Pembantaian

Pada tahun 1469 M, Ratu Isabella dari Castille menikah dengan Raja Ferdinand dari Aragon. Kedua kerajaan Kristen Castille dan Aragon, dengan bantuan Inggris, atas perintah Paus (pemimpin gereja Katolik dunia), ditambah bantuan dari Portugal, mereka bersatu padu menghadapi umat Islam yang sedang terpecah-belah.

Berkonspirasi lima kekuatan, yaitu Castille, Aragon, Inggris, Portugal dan Paus berhasil mengalahkan umat Islam. Pada tanggal 2 Rabiul Awal 897 H (2 Januari 1492 M), umat Islam dipaksa meninggalkan Granada melalui sebuah “perjanjian damai” yang dikhianati oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella.

Sesuai dengan isi perjanjian damai, banyak umat Islam memilih tinggal di Granada setelah yang lainnya memilih pergi mengungsi. Raja dan Ratu Spanyol menepati isi perjanjian selama beberapa waktu untuk menjamin kepentingannya. Di saat kepentingan keduanya sudah tidak ada, mereka mengkhianati isi perjanjian itu.

Perjanjian damai pengerahan Granada berisi sejumlah syarat kesepakatan yang terperinci, jelas dan tertulis. Di perjanjian itu ada 67 syarat yang tertera, antara lain:

Setiap Muslim, baik dewasa maupun anak kecil, pemimpin maupun rakyat biasa diberi jaminan keamanan atas diri, keluarga dan anaknya. Mereka semua tetap diperbolehkan menempati rumah mereka masing-masing. Syariat Islam dipraktekkan terhadap mereka. Syariat apapun selainnya tidak diterapkan untuk memutuskan perkara mereka.

Masjid akan tetap beroperasi sebagaimana biasanya. Hari-hari besar Islam akan tetap dilestarikan. Orang Kristen tidak akan masuk ke rumah Orang Islam dan tidak akan merampas tanah mereka.

Tidak seorang pun akan dipaksa memeluk agama Kristen. Namun bagi siapa saja yang memeluk agama Kristen akan dibiarkan beberapa hari, kemudian penguasa Muslim dan Kristen akan menanyainya. Jika tetap bersikeras memeluk agama Kristen, maka ditetapkan seperti itu.

Masih banyak syarat-syarat lain yang berkaitan dengan hak-hak umat Islam. Perjanjian ditandatangani oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Keduanya berjanji akan menghormati dan melaksanakan seluruh isi perjanjian. Ferdinand dan Isabella menerima kunci kota Granada secara resmi. Pastor (pemimpin gereja Katolik) dan pendeta (pemimpin gereja Kristen) menempati Masjid Agung kota dan mengubah menjadi gereja.

Umat Islam menyangka, Ferdinand dan Isabella akan menepati perjanjian, tetapi semua isi perjanjian dilanggar dan dikhianati. Mereka dan seluruh kerajaan-kerajaan Kristen lain, membuat sejumlah peraturan untuk membinasakan umat Islam, di antaranya:

Orang Kristen boleh mencambuk orang Islam dengan cemeti dengan atau tanpa sebab dan mereka tidak akan ditanya, mengapa hal itu mereka lakukan?.

Orang Islam tidak boleh masuk ke rumah Orang Kristen bagaimanapun keadaannya, kecuali dokter. Profesi dokter hanya dimiliki oleh kaum Muslimin karena secara keseluruhan orang Kristen masih bodoh dan tidak berpengetahuan.

Setiap Muslim akan dibunuh jika mengucapkan kalimah Syahadat secara terang-terangan atau mengucapkannya di depan orang banyak. Orang Islam tidak berhak melarang anak-anaknya yang berpindah agama ke Kristen. Jika mereka tetap melarang, maka akan disiksa dengan keras.

Seluruh pengadilan agama Islam yang memutuskan perkara umat Islam ditiadakan. Umat Islam harus menyelesaikan perkaranya di pengadilan Kristen.

Dewan Gereja mendukung Ratu Isabella menandatangani maklumat Dewan Inkuisisi (Mahkamah Taftisy). Untuk menyelidiki dan memerintahkan semua orang yang bukan Kristen harus meninggalkan Spanyol atau harus menjadi orang Kristen.

Dewan Inkuisisi memeriksa umat Islam, Yahudi, Kristen Romawi. Mereka yang memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan keinginan Dewan disiksa, dibunuh, bahkan dibakar hidup-hidup. Dewan Inkuisisi terus bertahan lama, sampai akhirnya umat Islam musnah di Andalusia. [] Mariyam Sundari

Sumber: Berbagai sumber media yang menceritakan


Cat. Penulis:

Pertama, tragedi 1 April ini, kemudian diperingati oleh dunia kristen sebagai April Mop (The April Fool’s Day).

Kedua, April Mop yaitu hari di mana “mereka” boleh menipu orang lain sebagai bahan gurauan. Saudaraku, setiap kali menjelang tanggal 1 April, biasanya banyak di antara kita akan begitu sibuk dan terbawa dengan budaya Barat. Banyak yang bersiap-siap untuk merayakannya dengan membuat rencana besar untuk menipu orang lain / sahabat / saudara terdekat.

Ketiga, yang menyedihkan, orang-orang Islam yang jahil pun turut memperingati April Fool’s Day. Tanpa menyadari, mereka sebenarnya merayakan ulang tahun pembunuhan masal saudara se-Islam mereka sendiri. Wallahualam.
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar