Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Psikiater Beberkan Penyebab Bunuh Diri


Topswara.com -- Bunuh diri marak akhir-akhir ini, Psikiater dr. Widea Rossi Desvita, Sp.KJ membeberkan beberapa penyebabnya.

"Diatesis stress model mendeskripsikan salah satu faktor terjadinya percobaan bunuh diri adalah karena interaksi antara stresor dan kerentanan terhadap perilaku bunuh diri," tuturnya kepada Topswara.com, Rabu (2/11/2022). 

Dokter Dea, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa bunuh diri tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Menurutnya, selalu ada peran faktor biologis, psikologis, dan sosial dalam setiap kasus bunuh diri.

"Secara biologis penurunan serotonin (salah satu neurotransmitter di otak) yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi dan memunculkan risiko bunuh diri," jelasnya. 

Tidak hanya disebabkan oleh penyakit mental, ia melanjutkan, penderita penyakit fisik pun memiliki faktor risiko bunuh diri. 

Adapun secara psikologis, ia memaparkan, seseorang yang memiliki kerentanan adalah orang yang mudah mengalami stres berlebih, perilaku impulsif agresif, pelecehan masa kanak, emosi labil, sedih mendalam, kecemasan tinggi, sensitif. 

"Hal ini akan memicu tindakan bunuh diri," ujar Dokter Dea.

Sementara secara sosial, ia menerangkan, penyebab bunuh diri adalah adanya tekanan faktor eksternal sebagai pencetusnya. 

"Di ruang praktik saya, banyak saya temukan kasus dengan ide-ide bunuh diri bahkan sampai dengan percobaan bunuh diri karena rendahnya dukungan sosial. Baik dukungan dalam keluarga, lingkungan sekolah atau kuliah atau pekerjaan, menjadi korban bully bahkan menjadi korban pelecehan seksual," bebernya. 

Ironisnya, kata Dokter Dea, kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi kerap dilakukan justru oleh keluarga dekat. 

"Korban yang berusaha mencari pertolongan dengan bercerita kepada orang tua, tidak mendapatkan dukungan malah justru dianggap menyebarkan aib bila membuka kasus yang mereka alami," pungkasnya. [] Puspita Satyawati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar