Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Perkara yang Sejatinya Merusak Muslimah


Topswara.com– Founder Syameela Ustaz Oemar Mita, Lc. membeberkan perkara-perkara yang merusak Muslimah.

Pertama, hilang sensitivitas mereka terhadap kemungkaran. Yaitu menjadikan kaum wanita memandang biasa kerusakan dan tidak lagi memandang kerusakan itu sebagai sesuatu yang tidak lazim,” tuturnya dalam video pendek berjudul Kaum Wanita Dirusak dengan Enam Pola Ini – Ustaz Oemar Mita, Lc. di kanal YouTube B.A.W.A, Jumat (18/11/2022).

Ia melanjutkan, jika seorang wanita sudah memandang zina, khamr, riba, homo itu biasa maka itulah yang akan dia ajarkan kepada anak-anaknya lalu dia akan berkata kepada anaknya ‘oh pacaran tidak apa-apa, oh riba tidak mengapa,' maka yang terjadi adalah berbagai macam tumpukan dosa. Serta kerusakan akan menanti ketika pengendali peradaban yang dimulai pada genggaman seorang wanita tidak terlaksana dengan baik ketika hilang kepekaan mereka terhadap dosa besar.

Kedua, memanipulasi agama. “Yaitu menyamarkan seolah kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk mendapatkan legitimasi agama, artinya disuarakan supaya perempuan itu memiliki sebuah keinginan, memiliki sebuah porsi liberal, ia memiliki kemerdekaan di mana kemerdekaan yang dimaksud adalah kemerdekaan untuk tidak mau dituntut oleh Al-Qur’an, artinya setiap perempuan berhak untuk mengutarakan apa yang dia rasakan dan apa yang dia inginkan dan melupakan bahwasannya inti pada kehidupan adalah mengabdi kepada Allah, untuk mendapatkan balasan terbaik di sisi Allah yaitu pintu-pintu surga yang memanggil kita,” paparnya.

Ketiga, dijadikan bagaimana wanita sering berargumen dengan pendapat-pendapat aneh.

“Contoh mereka mengatakan childfree, tidak usah punya anak, perempuan itu memiliki hak atas tubuhnya dan tidak boleh ada orang yang mengatur, bagaimana dia memiliki keturunan. Ini termasuk sesuatu yang tidak pernah kita jumpai pada tahun 1980, 1990,” jelasnya.

“Kita tidak pernah menjumpai buah pikiran yang semacam itu, makanya betul di antara yang dilakukan itu adalah bagaimana kaum wanitanya mulai dijejali dengan segala macam argumen-argumen dan pendapat-pendapat yang aneh yang tidak dikenal oleh kalangan shalih dan kalangan baik terdahulu dalam persoalan yang mereka ajukan,” tambahnya.

Keempat, yaitu konsen memproduksi sinetron, film, untuk mengangkat tema seputar wanita sesuai dengan apa yang dia (musuh Islam) mau. 

“Melalui sinetron, film, yang membawa pesan-pesan untuk memuluskan agenda liberalisasi agama, kebebasan wanita atas nama politisasi agama kemudian menghilangkan kepekaan itu melalui sinetron. Makanya hati-hati terhadap apa yang dilihat putri kita karena akan membentuk pikiran mereka,” terangnya.

Kelima, memaksakan kaum Muslimah keluar dari rumah, menyuarakan liberalisasi agama, persamaan gender. “Itu yang mereka (musuh Allah) mensponsori semua kegiatan ini. Mereka selalu beralibi dengan mengatakan kami ini membantu kalian kaum Muslimah supaya kalian keluar dari penjara-penjara (syariat) yang telah memenjarakan kalian selama ini, padahal niat mereka niat kerusakan,” terangnya.

Keenam, menanamkan keragukan di balik kewajiban (syariat). 

“Oh pacaran itu boleh-boleh saja, oh namanya pacaran itu ta'aruf. Bahasa ta'aruf sudah ditarik ke kata pacaran ketika ta'aruf sudah mulai semerbak, sudah mulai diterima. Orang sudah mulai mengerti tentang ta'aruf lalu ditempatkan seseorang yang mengatakan oh ta'aruf itu adalah pacaran, pacaran itu ya ta'aruf, seakan-akan bagian dari yang diperbolehkan. Meragukan kaum Muslimah tentang hijab, itu yang dilakukan mereka. Dan itulah perkara yang sejatinya merusak kaum Muslimah,” paparnya.

Ia menekankan bahwa pentingnya menjadi Muslim bukan hanya secara dzahir tetapi menjadi Muslim itu utuh, Muslim di dalam shalat, Muslim di dalam puasa, Muslim di dalam haji dan umroh, dan Muslim secara pola pikir. 

“Banyak orang yang pola pikirnya bukan pola pikir Islam, secara dzahir Islam tetapi pola pikirnya sosialisme dan itulah yang merusak kehidupan ini,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar