Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gagal Ginjal Akut Misterius, Penanganan Kurang Serius?


Topswara.com -- Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan penemuan penyakit gagal ginjal akut yang diderita anak-anak. Penyakit ini disebabkan mereka mengkonsumsi obat sirup. Gagal ginjal akut misterius ini mempunyai gejala seperti demam, hilang nafsu makan, batuk, pilek, mual, muntah dan sulit buang air kecil. Bahkan tidak ada air seni sama sekali.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bahwa penyebab ginjal akut misterius, mengarah kepada intoksikasi (keracunan) pencemaran etilen glikol dan dietilen glikol yang terdapat dalam obat sirup. Untuk itu Menkes menginstruksikan untuk tidak mengkonsumsi sementara obat sirup (Kompas.com, 25/10/2022).

Kementerian Kesehatan melaporkan telah terjadi peningkatan kasus gangguan ginjal akut misterius di Indonesia. Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril menyampaikan bahwa gangguan ginjal akut mencapai 241 orang di 26 provinsi per tanggal 23 Oktober 2022. 

Dari 241 kasus yang dilaporkan Kemenkes pada Jumat,21 Oktober 2022. Sementara angka kematian mencapai 141 anak, daripada sebelumnya 133 anak.
Penderita didominasi oleh balita dengan jumlah 25 kasus menimpa anak-anak berumur kurang dari 1 tahun. 161 kasus diderita oleh anak usia 1-5 tahun. 35 kasus diderita anak usia 6-10 tahun dan 24 kasus diderita oleh anak usia 11-18 tahun (Kompas.com, 24/10/2022).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito menyatakan pihaknya sudah melakukan pengawasan terhadap produk yang beredar di Indonesia. Namun tidak melakukan pemeriksaan secara rutin dengan adanya cemaran etilen glikol dan dietilen glikol pada obat sirup. Menurutnya pula bahwasanya sistem jaminan keamanan mutu obat bukan hanya tanggung jawab BPOM saja. Tetapi juga merupakan tanggung jawab pihak industri (Liputan6.com, 29/10/2022).

Persoalan anak di negeri ini belum juga mendapatkan solusi yang tuntas. Dari persoalan stunting sampai pada gagal ginjal akut. Jatuhnya banyak korban jiwa  karena gagal ginjal akut seharusnya menjadi perhatian dan pelajaran bagi pemangku kekuasaan di negeri ini. Bertambahnya jumlah kasus dalam dua bulan terakhir, menambah deretan panjang persoalan anak.

Hal ini menjadi tanggung jawab penguasa dan negara untuk melakukan investigasi. Mengusut secara tuntas akar persoalan dari terjadinya lonjakan kasus gagal ginjal akut ini. Sehingga tragedi ini cepat teratasi.

Masyarakat merupakan objek yang terdampak, maka perlu adanya edukasi sehingga fisik dan psikis tetap terjaga dalam kondisi yang baik. Dengan demikian mereka tidak dibiarkan sendiri menghadapi situasi ini. Negara harus melakukan pengusutan dan penyelidikan kepada pihak-pihak yang memproduksi obat sirup dan lembaga yang mengawasi untuk mengetahui adanya unsur kelalaian.

Sebagaimana BPOM sebagai lembaga otoritas pengawas obat dan makanan, dipertanyakan kinerjanya. Bagaimana pengawasan peredaran obat ke tengah-tengah masyarakat sehingga sampai tidak terdeteksi terjadinya intoksikasi pada obat sirup. 

Bukankah lembaga ini yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan obat sebelum edar dan pengawasan selama edar. Bahkan melemparkan kelalaian kepada pihak produsen dalam hal ini adalah industri farmasi. Ini membuktikan bahwa negara hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator semata.

Inilah tata kelola sektor kesehatan dalam sistem kapitalisme, terkesan lamban dan kurang serius. Terbukti negara bertindak disaat sudah jatuh  banyak korban. Merupakan kewajiban negara untuk menjaga jiwa rakyatnya. Bersiap siaga dalam kondisi apapun. Namun faktanya tata kelola dalam sistem yang diemban hari ini masih jauh dari keperpihakan kepada rakyat.

Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam. Sistem paripurna yang mengatur seluruh tata kelola kehidupan. Sistem yang menerapkan syariat Islam yang bersumber dari sang Khaliq. Islam memandang anak merupakan aset yang berharga dan harus dijaga. Sebab mereka adalah generasi penerus bangsa. Generasi mengukir dan tonggak peradaban mulia.

Baik tumbuh kembang sampai keselamatan jiwanya merupakan tanggung jawab negara. Negara bertanggungjawab memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya, memberikan jaminan pendidikan, kesehatan dan keamanan. Di bidang pendidikan mereka dibina berkepribadian Islam. Dengan pola pikir dan pola sikap Islam. 

Begitupun di bidang kesehatan, jika terjadi wabah, atau penyakit yang menimpa anak-anak, negara dengan sigap melakukan investigasi. Mencari sebab, mencari obat penawar dan pencegahannya. Dengan demikian jika terjadi persoalan yang menyangkut keselamatan jiwa rakyatnya, negara dengan cepat menemukan solusinya.

Penguasa dalam Islam adalah pelayan bagi rakyat. Sebagai pelayan mereka akan memberikan yang terbaik untuk rakyat, bukan sekedar pencitraan hanya untuk mencari simpati rakyat dalam meraih kursi kekuasaan. 

Penguasa dalam Islam adalah penguasa yang mentaati syariat. Mereka sadar dipundaknya ada amanah yang dipertanggung jawabkan. Baik di hadapan umat ataupun kelak di hadapan Allah SWT. Sehingga mereka akan senantiasa berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Apalagi terkait keselamatan dan kesejahteraan rakyat.

Untuk itu sudah sepantasnya kembali kepada sistem Islam, yang jelas mampu memberikan keadilan, kesejahteraan, keamanan bagi seluruh rakyat. Tata kelola kehidupan yang mampu memberikan kenyamanan bagi seluruh rakyat. Sistem yang mampu memberikan solusi untuk persoalan umat. Wallahu'alam bishawab.


Oleh: Endang Seruni
Muslimah Peduli Generasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar