Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tetaplah Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar, Jangan Gentar!


Topswara.com -- Berbagai usaha dilakukan untuk menjegal dakwah Islam. Termasuk kepada para pengembannya. Ketakutan akan cahaya Islam yang bisa membangkitkan pemikiran manusia, membuat segala cara dilakukan untuk memadamkannya.

Tidak jarang adanya penolakan, tekanan, intimidasi, dan ancaman ditujukan kepada para pendakwah yang ingin menyampaikan risalah Islam yang lurus. Sehingga butuh semangat dan sikap pantang menyerah, agar dakwah bisa tersampaikan kepada umat. Berbekal kesabaran dan keikhlasan, melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar harus tetap berjalan.

Sebagaimana yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, beberapa ustaz terpaksa membatalkan acara dakwahnya karena dicurigai, dan dihalangi aktivitasnya. Demikian pula, dengan acara dakwah lainnya. Kasus penolakan seorang penceramah, dan acara dakwah, bukan hanya sekali atau dua kali terjadi, namun yang tidak terekspos lebih sering lagi.

Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan sikap pantang menyerah bagi setiap Muslim yang mau melakukan amar makruf nahi mungkar. Niat ikhlas semata karena Allah SWT. adalah kunci penting dalam membangun sikap sabar dan istiqamah. Karena bagi pelaku amar makruf nahi mungkar wajib hukumnya melakukan sesuatu karena perintah Allah Ta’ala. Yakni memperbaiki pemahaman umat dengan syariah Islam, bukan karena ingin mencari nama, kedudukan, baik untuk dirinya atau kelompoknya.

Karena sejatinya, setiap perintah Allah SWT pasti akan membawa manfaat. Setiap larangannya pasti akan membawa kemudaratan dan keburukan. Sehingga diperlukan orang-orang yang mendakwahkannya. Menyerukan kepada yang makruf dan mencegah kepada yang mungkar.

Sebagaimana perintah Allah Ta’ala dalam surah Ali-Imran ayat 104 yang artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Amar makruf nahi mungkar adalah kewajiban penting dalam Islam dan mengandung banyak keutamaan. Diantaranya adalah menjadikan ciri umat terbaik melekat pada diri pelakunya. Karena salah satu ciri khas kaum Mukmin adalah mendakwahkan risalah Allah SWT dan melakukan amar makruf nahi mungkar.

Selama berpegang teguh dan memelihara ciri khasnya, umat Islam akan menjadi umat terbaik. Sebaliknya jika umat Islam meninggalkannya maka akan lenyaplah predikat agung yang melekat pada dirinya. Karena sejatinya meninggalkan amar makruf nahi mungkar adalah sebuah kemunduran.

Meninggalkan aktivitas dakwah amar makruf nahi mungkar akan menimbulkan bahaya bagi umat. Karena saat terjadi kemungkaran di mana-mana, Allah SWT akan mendatangkan azab-Nya kepada semua orang. Baik yang melakukan kemungkaran atau tidak.

Rasulullah sudah berpesan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah, yang artinya: “Sungguh manusia itu, jika melihat kemungkaran, kemudian mereka tidak mengubah kemungkaran itu (menjadi kemakrufan), dikhawatirkan Allah akan meratakan azab-Nya kepada mereka semua.”

Suatu kemungkaran di muka bumi, jika tidak ada seorang pun yang berusaha mengubahnya, maka akan menimbulkan kerusakan yang meluas. Jika kondisi sudah seperti ini, maka azab Allah akan diturunkan kepada semua masyarakat, baik yang saleh atau tidak, meskipun itu pelaku kemungkaran atau kebajikan.

Allah SWT. memberikan peringatan kepada kaum Muslim untuk tidak meninggalkan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Juga tidak boleh meninggalkan amar makruf nahi mungkar. Hal ini termaktub dalam surah Al-Anfal [8]: 25 yang artinya; “Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaannya.”

Ayat ini juga menjelaskan betapa pentingnya umat Islam melakukan amar makruf nahi mungkar terhadap pelaku kezaliman, baik individu, kelompok bahkan penguasa sekalipun. Karena meninggalkan aktivitas amar makruf nahi mungkar juga menyebabkan tidak terkabulnya doa.

Sehingga apa pun tantangannya seharusnya amar makruf nahi mungkar tetaplah dilakukan. Meskipun banyak tantangan, hambatan, rintangan dan butuh waktu yang lama, dakwah harus tetap berjalan. Maka sikap sabar dan istikamah harus selalu mengiringi bagi setiap pengebannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Luqman ayat 17 yang artinya: “Lakukanlah amar makruf nahi mungkar dan bersabarlah atas segala sesuatu yang menimpa kalian. Sungguh yang demikian termasuk hal-hal yang telah Allah wajibkan.”

Ketika saat ini, kemungkaran telah tampak di depan mata kita. Apalagi jika kemungkaran dilakukan oleh penguasa dengan seperangkat kekuasaannya, maka tugas seorang Muslim adalah tetap berada dalam koridor dakwah untuk menyerukan amar makruf nahi mungkar, sekalipun kepada para penguasa. 

Karena jika kemungkaran dilakukan oleh orang yang memegang kekuasaan, maka daya rusaknya juga lebih berbahaya. Karena dengan kekuasaannya mereka akan mempengaruhi rakyatnya baik dengan narasi, tindakan, dan aturan yang ditetapkannya, sehingga kemungkaran dan kezaliman bisa semakin merajalela. Akhirnya, kerusakan dan kemungkaran akan terjadi di berbagai bidang kehidupan.

Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi seorang Muslim untuk bersungguh-sungguh melakukan amar makruf nahi mungkar dengan penuh ketegaran. Tanpa keraguan dan rasa takut. Karena menjadi baik saja tidak cukup, jika tidak sesuai dengan syariat Allah SWT. Sehingga tagline dakwah harusnya bukan hanya Ojok Leren dadi Wong Apik, namun juga seharusnya ditambahkan  Ojok Wedi Dadi Wong Apik, Ojok Leren Dakwah Syariah Kafah.

Wallahu’alam bishawab


Oleh: Isty Da'iyah
Analis Mutiara Umat Institute
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar