Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Wajah Pendidikan Negeri Kita Tak Semulus Jalan Tol


Topswara.com -- Beberapa waktu ini, kita dihebohkan dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang motivator handal berinisial JE di sebuah lembaga pendidikan tenar SPI, Malang, Jawa Timur. Menurut pengakuan dua saksi sekaligus korban pelecehan seksual tersebut, JE melakukan tindakan asusila tersebut sejak tahun 2008, bahkan salah satu korban mengaku telah di nodai sebanyak 15 kali. Sebagaimana kesaksian dua alumni SPI dalam acara podcast om Dad. (Suara.com, Selasa, 12 Juli 2022)

Peristiwa pelecehan seksual itu menimbulkan trauma bagi korban  jiwanya tergoncang. Masa depannya terasa suram dan gagal. Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh motivator terkenal sekaligus guru bagi para siswanya ini menambah suram wajah pendidikan nasional kita. Fakta berikutnya adalah kasus pelecehan seksual juga terjadi di sebuah pondok pesantren Jombang dengan pelaku adalah anak seorang Kyai dengan inisial MSAT. (suara.com, 7 Juli 2022)

Fakta di atas telah menambah lembaran hitam yang mewarnai dunia pendidikan kita hari ini. Bagaimana tidak? Tujuan pendidikan nasional untuk mencetak generasi yang beriman dan bertakwa tak semulus jalan tol untuk mewujudkannya. Inilah akibatnya jika pendidikan di negeri ini memisahkan antara Islam dari kehidupan. Tak dipungkiri wajah dunia pendidikan negeri kita sekarang, yakni, sistem kapitalis menaungi negeri ini. Sistem ini bercokol kuat, mencengkeram bangsa kita tercinta. Kurikulum yang digadang gadang mampu membentuk karakter prima pada para murid dan pendidik rupanya hanya sebatas oase. 

Kurikulum yang berganti ganti, bahkan sebelum para pendidik dan siswa bisa memahami dan menerapkan nya tak cukup bisa memperbaiki keadaan dunia pendidikan kita. Jangankan menerapkan, memoles atau merias agar nampak cantik saja tidak bisa. 

Yang terjadi malah semakin membuat seram wajah pendidikan nasional kita karena terjadinya malpraktik oleh penerapan sistem sekuler kapitalistik.
Biaya pendidikan lumayan mahal, sementara lapangan kerja sulit diperoleh. 
Memang masih ada program beasiswa, tapi tidak semua anak tak mampu bisa mendapatkan nya. 

Masihkah kita berharap pada sistem yang terbukti telah gagal mengantarkan anak didik kita menuju generasi terbaik? Sebenarnya terdapat satu sistem yang telah terbukti berhasil mengantarkan pada keberhasilan pendidikan. Yaitu sistem pendidikan Islam. 

Dalam sistem pendidikan Islam, seluruh komponen pendidikan di dudukkan secara benar dan pas. Walhasil, terwujud input dan output pendidikan yang prima. Salah satunya Islam mengajarkan: Pertama. Pentingnya menuntut ilmu. 
Maka semua sarana dan prasarana pendidikan dipenuhi dengan baik. 
Perpustakaan memiliki buku buku pengetahuan yang sangat rapi dan banyak. Sekolah digratiskan oleh daulah Islam. Sekolah dilengkapi dengan tempat istirahat dan klinik/RS yang dokternya siap ditempat. Contohnya adalah madrasah al Muntashiriyah di Baghdad yang didirikan oleh kholifah al Muntashir pada abad 6.
Madrasah lain yang terkenal adalah madrasah Darul Hikmah di Kairo yang didirikan oleh kholifah al Hakim Biamrillah pada tahun 395 H. 

Kedua. Gaji guru sangat menyejahterakan.
Ini adalah bagian penghormatan negara terhadap ahli ilmu. Pada masa Rasulullah SAW, bagi tawanan yang ingin menebus dirinya bisa dengan cara mengajari 10 orang kaum muslim membaca.
Dan pada masa kholifah Umar Bin Khathab ra, gaji guru setara guru TK sebesar 15 dinar (1 dinar = 4.25 gr emas ).

Ketiga. Ada adab terhadap guru. 
Islam mengajarkan ilmu adab sebelum ilmu lainnya. Imam Syafi'i belajar adab dahulu selama 18 tahun kepada Imam Malik. Setelah itu belajar ilmu lainnya selama 1 tahun. Keempat. Pendidikan Islam bertujuan membentuk syakhshiyah Islam pada diri peserta didik.
Sehingga tidak akan terjadi tindakan maksiat yang dilakukan peserta didik ataupun para pendidiknya. Termasuk negara akan menutup dan membebaskan tiap warga negara dari konten buruk yang berbau maksiat. Kehidupan laki laki terpisah dengan perempuan.

Demikianlah Islam memberikan aturan pada pemeluknya. Termasuk aturan pendidikan. Masihkah kita enggan menerapkan aturan Allah SWT? Tentu jawabnya tidak bagi hamba Allah SWT yang beriman dan bertakwa. Maka perjuangkan terus dengan istiqamah. Wallahu a'lambishshawab.

Oleh: Ayik Ekaning K., S. Pd.
Praktisi Pendidikan 

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar