Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Lingkungan Produktif dan Peran Aktif Generasi Muda


Topswara.com -- Malam itu diawali dengan obrolan hangat dengan para tokoh masyarakat setempat, ada sesi deep talk bersama yang lain. Kami sedikit bercerita tentang kehidupan kami yang memiliki permasalahan dan warna yang berbeda. 

Ada yang semester akhir yang sudah seharusnya fokus skripsi, ada yang sudah merasa kollaps di semester 5 dan ada yang masih tertidur di awal semester 3. Kami sama-sama memulai obrolan dengan tawa yang berisik. Ada yang bercerita tentang bagaimana susahnya menempuh jalan perkuliahan, ada pula yang menceritakan tentang pengalaman di kegiatan sebelumnya, dan ada tim hore yang tugasnya sebagai backsound. Satu lagi tentang cerita sebuah mimpi yang sama ingin berkontribusi langsung ke dunia pendidikan.

Pepatah yang sampai saat ini kami tanamkan dan jadi sebagian prinsip kami dalam hidup. "Kudu silih asih silih asah jeung silih asuh." Begitulah salah satu pepatah Sunda dari sekian pepatah yang memiliki filosofi mendalam yang mengajarkan kita tentang arti dari kasih sayang.

Pepatah tersebut memberi arti bahwa hidup ini harus saling mengasihi satu sama lain. Setiap manusia harus saling melakukan kebaikan dalam kehidupan ini. Saling berbagi apabila memiliki, tolong-menolong dan berjuang melakukan banyak hal baik. Pepatah tersebut sangat berarti bagi orang Sunda dalam kesehariannya yang memiliki kebiasaan baik kepada orang-orang sekitarnya. Bahwa kebaikan itu adalah suatu keharusan dan kasih sayang itu adalah kewajiban.

Pun ketika kita mendengar kisah orang-orang shalih terdahulu, mereka rela memberikan apapun yang mereka miliki agar orang lain bisa bahagia. Ada sahabat Rasulullah yang rela kelaparan demi seorang tamu agar dapat merasakan makanan yang ada di rumahnya. Ada yang kehabisan harta-benda hanya karena bersedekah kepada fakir miskin dan yang membutuhkan.

Sejatinya pepatah ini bukan sebatas untuk masyarakat Sunda semata. Karena kebaikan itu sifatnya universal. Kasih sayang itu tanpa batas. Dan siapa pun itu tidak akan pernah rugi ketika berbuat baik kepada orang lain. Balasannya pahala yang berlipat ganda banyaknya.

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya...." (Q.S Al-Anam : 160)

Ayat ini menjadi dasar bahwa kebaikan itu akan selalu bernilai di mata Allah. Bahkan nilainya jauh lebih besar dari apa yang kita kira.

Betapa berartinya berbuat baik dan saling mengasihi. Kalau semua orang melakukan ini, pasti kriminalitas dan kezaliman yang sekarang kita lihat sudah hilang tak bersisa. Karena kebaikan tidak akan pernah mendorong seseorang untuk mencuri, berbohong, menghina ataupun perbuatan buruk lainnya.

Hari ini tiba-tiba tersadar akan satu hal, bahwa tidak setiap kita harus memiliki langkah juang yang sama. Hidup ini adalah pilihan, kita bisa memilih jalan hidup masing-masing. Mana yang terbaik, mana yang lebih pantas dan mana yang membuat kita bisa memaksimalkan potensi diri yang ada.

Ada yang memilih hidup dengan memperjuangkan pendidikan, ada yang menegakkan nilai-nilai agama, dan ada pula yang merasakan lelahnya berjuang di kota besar. Jadilah manusia yang bebas. Manusia yang bebas memilih jalan terbaik. Tanpa merasa terpaksa untuk melangkah, tanpa merasa terbebani dengan berat hati.
Jangan juga saling sikut dengan mereka yang berbeda. Saat ini bangsa yang dibanggakan ini tengah mundur, karena di dalamnya saling terpecah. Terpecah karena saling menuntut untuk bisa sama. 

Padahal tidak setiap manusia memiliki kepala yang sama, tidak setiap kepala memiliki pikiran yang sama, dan tidak setiap pikiran memiliki cara yang sama untuk bertindak.

Maka ketika kita memilih jalan juang yang berbeda dengan kebanyakan orang, jangan sekalipun merasa risau. Jangan takut orang-orang akan mencemooh atau menjauh. Jalan juang mana pun asalkan kita rasa itu yang terbaik, teruskan. Jangan takut! Minta lah pertolongan pada Sang Maha Kuat. Agar kakimu dikuatkan dalam melangkah. Agar jiwa mu semakin kuat dalam juang mu sendiri.

Sepertinya tidak setiap kebahagiaan bisa diukur dengan uang dan popularitas didepan manusia. Ada sebagian yang mampu berbahagia dengan hal kecil. Sekecil senyuman seorang adik yang rindu belajar secara offline .Mengganggu hati yang tak tenang lalu membungkusnya dengan rasa bahagia.

Rasanya memang sebahagia itu ketika bisa melihat satu, dua atau bahkan belasan adik tersenyum ceria dihadapan mata. Akhirnya mengajar untuk mencari sebuah nilai dari kebahagiaan bisa dirasakan lagi.

Terima kasih sudah diberikan kembali kesempatan untuk berbagi dan belajar. Rasanya, pengabdian itu tidak pernah memberikan kepuasan. Selalu ada keinginan untuk terus berbuat lebih jauh bagi orang lain. Kesempatan yang datang harus diambil. Begitupun ketika kesempatan bertualang mengarungi dunia pengabdian ini datang, aku dengan cepat mengambil kesempatan ini. Tidak butuh pikir panjang, hanya panggilan kemanusiaan dan perasaan ingin terus belajar.

Pengabdian adalah saat yang tepat untuk merefleksikan diri, belajar dan mengenal. Dengan pengabdian, kita bisa menyadari bahwa tidak ada hal yang remeh dan sederhana di dunia ini. Segala sesuatu itu memiliki nilai dan harga. Apa yang kita anggap biasa, bisa menjadi hal yang luar biasa ketika di tempat pengabdian.

Bercerita tentang kisah dan pengalaman ketika pengabdian tidak akan pernah selesai. Butuh masa yang panjang untuk menceritakannya. Warna-warni indah selama penempatan akan menjadi kenangan hidup dan bahan cerita di masa tua. Tentang senang, sedih, sulit, putus asa, dan rasa lainnya akan tersimpan dengan baik dalam memori indah kehidupan.

Hidup ini akan selesai jika hanya berdiam diri dan menunggu takdir, bergerak dan berdampaklah. Jangan mati tanpa ada sisa yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain.

Ada banyak kesempatan untuk terus berbuat baik. Ada dua pilihan, mengambil atau menolak. Sebaik-baik pilihan adalah mengambil kesempatan tersebut. Karena kesempatan tak pernah datang dua kali, meskipun dua kali pasti kesannya akan berbeda.

Tahun ini ada begitu banyak kesempatan untuk menjadi manusia yang mencoba berbuat baik. Kesempatan yang berbuah pengalaman. Sebaik-baik guru adalah pengalaman, begitu katanya. Memang benar, pengalaman memberikan banyak pengajaran tentang arti dari sebuah hidup.

Tentang pengalaman menjadi seorang yang banyak berinteraksi dengan masyarakat mengajarkan bahwa hidup ini harus dibumbui dengan peran. Peran terbaik seorang manusia.

Walaupun dulu pengalaman di kegiatan pertama sempat menyesal karena tidak terlalu banyak berbuat. Menyesal karena tidak memiliki power sebagai manusia. Terlalu lemah mengahadapi tantangan.

Rasanya saat ini ingin terus membayar setiap penyesalan dulu. Ingin lebih banyak bergerak. Ingin lebih jauh lagi berperan. Dan ingin memiliki power terkuat untuk memaksimalkan apa yang ingin dilakukan.Saat ini ingin lebih banyak lagi berinteraksi dengan masyarakat dan anak-anak. Ingin terus menambah pengalaman dalam hal itu. Sehingga pengalaman akan menjadi pusat pustaka pengajaran untuk hidup yang lebih bermakna.



Oleh: Luthfan Abdul Aziz
(Staf Pengajar SDIT Raflesia)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar