Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Khilafah Solusi untuk Menyelesaikan Masalah Kehidupan



Topswara.com --Penanggulangan penyebaran paham radikalisme dan terorisme di kampus dinilai memerlukan regulasi yang mampu menindak tegas. Hal tersebut diungkapkan oleh akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Weda Kupita. (Merdeka.com, 5/06/2022).

 Kampus merupakan tempat para akademisi untuk berpikir dan mengasah intelektual. Dunia kampus lekat dengan mahasiswa aktif yang memiliki segudang potensi. Mahasiswa kembali dibenturkan dengan isu paham radikalisme.

 Walaupun isu radikalisme dan terorisme terkesan isu usang namun selalu dikaitkan dengan fenomena dan berita yang ada. Mengingat banyaknya program-program radikalisasi yang direalisasikan oleh birokrasi kampus dan juga rezim hari ini di gunakan untuk menangkal paham radikalisme fundamentalisme dan ekstrimisme.

Jika ditilik lebih dalam, isu radikalisme sendiri munculnya diawali barengan dengan isu terorisme. di negeri ini isu tersebut di kerucutkan lagi pada pesantren, masjid, serta kampus yang disebut telah terpapar paham radikal.

Meskipun banyak mendapatkan kritik, data pemetaan lini yang dianggap terpapar radikal ini sudah bergulir. Banyak kampus yang mulai membentuk pusat kajian terhadap ekstremisme dan terorisme membuat penanggulangan hingga membekukan lembaga mahasiswa yang terindikasi radikal.

Sejumlah intelektual kampus ada yang bersikap skeptis dengan isu radikalisme ini. Suara-suara mahasiswa kritis yang dibungkam dengan berbagai alasan. Apalagi Adanya isu pemberantasan radikal ini berdiri di atas isu intoleran dan konflik yang memecah belah persatuan bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa negeri ini belum seutuhnya bebas dari konflik tetapi juga bukan konflik perpecahan antar umat beragama yang utama negeri Ini juga tak mengalami krisis intoleransi. 

Karena dari lima agama yang ada di Indonesia dan aliran kepercayaan agama lokal di negeri ini tak terdengar adanya konflik terkait perbedaan keyakinan. Konflik cenderung terjadi lebih mengarah kepada konflik separatisme yang pemerintah hari ini sibuk untuk memerangi radikalisme. Sangat tidak relate antara solusi dan permasalahan yang dihadapi.

Islam merupakan agama perdamaian yang di dalamnya sangat menentang segala macam kekerasan dalam bentuk apapun. Apalagi tindakan terorisme dan anarkisme dengan alasan apapun hal itu merupakan bukan bagian dari ajaran Islam. isu terorisme sendiri merupakan isu yang sengaja digaungkan oleh musuh-musuh Islam untuk menghalangi dan membendung kebangkitan Islam. 

Dengan adanya isu radikalisme umat Islam akan takut dengan agamanya sendiri. Sehingga umat Islam akan menjauhi agamanya sendiri bahkan akan terjadi islamofobia.

 Padahal jika dirunut dari belakang sumber permasalahan yang terjadi di negeri ini adalah bersumber dari sistem sekularisme yang diadopsi oleh negeri ini. Rakyat yang hidup di bawah kesengsaraan tidak ada hentinya menyiksa rakyat. Masyarakat umum dan akademisi kampus begitu skeptis dengan ajaran Islam. Padahal sesungguhnya, secara empiris Islam memberikan kontribusi banyak terhadap dunia pendidikan.

Perlu untuk lebih jauh mendiskusikan Islam agar tidak mudah terpengaruh framing oleh jeratan isu radikalisme dan terorisme. Memperbanyak literasi terkait Islam kaffah yang semakin dihantam dengan konsep Islam moderat. 

Padahal sesungguhnya seluruh pencapaian kaum Muslim saat Islam berjaya adalah buah dari penerapan Islam kaffah apalagi pencapaian dalam dunia pendidikan yang banyak memberikan kontribusi bagi peradaban.

Maka dari itu, selayaknya kita menjadi Pemuda dan mahasiswa Muslim bersiap untuk membangkitkan daya kritis dan tidak mudah terbendung dalam propaganda isu radikalisme. Pahami Islam secara kaffah, dakwahkan dan siap untuk berkontribusi mengembalikan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyah.

Wallahu a'lam bishawwab

Oleh: Riris Dwi
 (Pegiat Literasi)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar