Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tipu Muslihat Zionis, Pancing Amarah Muslim Gaza dengan Menindas Masjidilaqsa (Ketika Syekh M. Mazid Asyai'id dari Gaza Palestina Bercerita)


Topswara.com -- Meski dihalangi-halangi oleh para zionis Israel, Muslim Masjidilaqsa tetap melaksanakan salat walaupun disekitar masjid. “Mereka semua berjuang dari anak-anak, remaja, orang tua, untuk menjaga Masjidilaqsa,” ujar Syaiful Aziz, S.H., M.H sebagai penerjemah Syeikh M. Mazid Asyai’id dari kota Gaza Palestina, yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di masjid Al-Ma’un, Plurugan, Bantul, Senin (11/4/2022).

Menurut Syeikh Majid, yang berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab, kemudian diterjemahkan oleh Syaiful, Banyak anak-anak yang tinggal disekitar Masjidilaqsa kemudian dipenjara oleh para zionis Israel. Mulai dari 5,10, sampai 20 tahun baru dibebaskan. “Bahkan ada anak yang sampai dibunuh di tengah jalan,” ucap Syaiful.

Syaiful mengungkap, tujuan para zionis Israel memenjarakan anak-anak yang tinggal di sekitar Masjidilaqsa adalah supaya ketika mereka tumbuh besar tidak memiliki ghirah yang kuat untuk melindungi tanah Palestina. “Tidak memiliki iman yang kuat untuk menjaga dan melindungi Masjidilaqsa,” kata Syaiful.

Namun, jelas Syaiful, ada juga anak-anak yang bermental besar melebihi besarnya tank penjajah. “Walaupun ukuran fisik tubuhnya kecil,” kata Syaiful lirih. Lanjut Syaiful, anak-anak itu berani menghadang para zionis Israel yang langsung berhadapan tanpa ada rasa takut sedikit pun walau dengan tangan kosong.

Muslim Masjidilaqsa Protes

Syaiful yang sedang duduk berdampingan dengan Syeikh Majid itu berkata, tindakan zalim para zionis Israel terhadap Muslim Masjidilaqsa khususnya anak-anak itulah yang menyebabkan muslimin disekitar Masjidilaqsa protes meminta tolong kepada Muslim disekitar kota Gaza.

Tindakan protes Muslim Masjidilaqsa inilah yang memicu kemarahan Muslim di kota Gaza. “Muslim Gaza menjadi emosi,” tandas Syaiful. Syaiful berucap, Muslim Gaza terpancing emosi karena merasa tidak tega melihat saudara-saudaranya di Masjidilaqsa itu terzalimi.

Sehingga, lanjut Syaiful menerjemahkan, muslimin yang ada di kota Gaza mencoba untuk menekan, mengancam, para zionis Israel untuk tidak lagi menzalimi saudara-saudaranya yang ada disekitar Masjidilaqsa.

Tipu Muslihat Zionis

Syaiful menjelaskan, ternyata dengan cara menzalimi Muslim Masjidilaqsa inilah cara tipu muslihatnya para zionis Israel yang sengaja memancing kemarahan muslimin yang ada di kota Gaza. “Sepertinya memang sudah direncanakan oleh para zionis Israel untuk menghancurkan kota Gaza dengan permainan mereka,” ulas Syaiful.

Tipu muslihat zionis berhasil, terang Syaiful, Muslim di kota Gaza menjadi target untuk dibombardir oleh para zionis. “Muslimin kota Gaza akhirnya terkepung dari berbagai arah, dari daratan, lautan, bahkan dari udara juga dikepung,” gumam Syaiful dihadapan para jama’ah masjid Al-Ma’un yang terlihat dingin mendengarkan, ditambah dengan dinginnya AC masjid yang terletak di Plurugan, Bantul, Jogja itu.

Sampai pada akhirnya, ungkap Syaiful, inilah yang menjadi alasan para zionis Israel untuk menyerang, membombardir kota Gaza. “Banyak gedung-gedung, sekolah-sekolah, rumah sakit, masjid-masjid dan pemukiman warga penduduk Gaza dihancurkan,” terang Syaiful yang sedikit geram dan prihatin dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Lanjut Syaiful, Bom yang dijatuhkan oleh para zionis Israel yang ada di kota Gaza.

Aina Antum Ya Umatal Islam

Syaiful menegaskan, Di tengah porak-poranda kota Gaza yang tinggal sisa serpihan bangunan, terlihat seorang ibu yang sedang menangis dan berkata, aina antum ya umatal Islam, kalau diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah ‘Dimana kalian wahai umat Islam.’ Ini artinya Muslim Gaza butuh pertolongan. “Setiap Muslim adalah saudara jika satu menderita maka yang lain ikut menderita,” jelas Syaiful mengartikan.

Bagi Muslim dimanapun berada, terang Syaiful mengartikan perkataan Syeikh Majid yang di usia 10 tahun sudah hafal Qur’an 30 juz itu, Muslim Gaza tidaklah memberatkan Muslim lainnya dalam membantu saudaranya. “Jika mampu dengan harta, maka sedekahlah, jika mampu dengan jihad, berjihadlah,” ungkap Syaiful. Syaiful berkata lagi. “Jika tidak mampu dengan harta dan jihad maka berdoalah,” pungkas Syaiful.

Terakhir Syaiful menerjemahkan, yang paling dibutuhkan untuk memberantas penjajahan adalah persatuan umat Islam. “Seperti bersatunya kaum Muslim yang siap menjaga dan melindungi Masjidilaqsa pada kawasan itu,” tutur Syaiful. Syaiful menambahkan, jika umat Muslim bersatu dan menerapkan aturan Islam, maka umat Islam tidak akan dilecehkan apalagi dijajah. “Bersatulah,” lantang Syaiful sambil diiringi ucapan Takbir jama’ah masjid Al-Ma’un Jogja. [] Mariyam Sundari
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar