Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Perang Batin


Topswara.com -- Hidup dalam era digitalisasi kemajuan IT yang luar biasa pesat tentu membawa pengaruh cukup besar dalam setiap seni kehidupan. Mirisnya kecanggihan IT justru menjadi ajang pamer dan untuk pamor agar tidak mendapatkan stempel kudet, kuper atau gaptek, tak ayal banyak yang berlomba menunjukkan diri paling tahu tentang segala sesuatu. 

Bisa dengan tampilan trendy mbois dan lain-lain. Yang punya muka cantik akan menampilkan kecantikannya, yang kaya akan memamerkan gaya hidup ala crazy rich, yang kebetulan smart akan memamerkan segudang prestasi sebagai bukti pencapaiannya, yang punya  pasangan akan mengumbar romantisme ala drama Korea. Semua itu berlomba-lomba dilakukan manusia karena takut tidak dianggap keberadaannya.

Ketakutan akan berdampak luar biasa dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak good looking, tidak kaya dan kemampuannya biasa saja. Maka akan muncul rasa insecure (rendah diri). Sehingga tak jarang banyak yang justru bertengkar dengan diri sendiri alias perang batin. Karena mereka tahu sebenarnya pembuktian itu tidak akan bernilai apa-apa.

Dikutip dari herstory.co.id sesuatu yang membuat manusia selalu bertengkar dengan diri sendiri alias perang batin adalah adanya ketidakpuasan dan ketidakpuasan ini berawal dari tidak menerima qadha Allah SWT.

Banyak manusia yang sulit untuk menerima qadha Allah SWT yang dianggap mereka tidak sesuai dengan hawa nafsunya. Mengapa bisa terjadi? Jangan lupa kalau kita hidup dalam sebuah masyarakat sekuler yang memisahkan antara aturan Allah SWT dengan hidup mereka. Alhasil mereka hidup semau mereka. Membuat standar cantik, kaya, miskin, smart juga semau mereka.

Masyarakat sekuler tersebut bisa terbentuk dan berkembang akibat dari penerapan kapitalisme yang menjadikan materi sebagai standar kebahagiaan masyarakat. Sehingga  banyak yang berupaya mati-matian hanya untuk mengejar materi demi mendapatkan pengakuan dan sanjungan. 

Ditambah ada pepatah yang paling terkenal, yakni semua bisa kalau ada uang. Slogan singkat ini mampu menyihir masyarakat. Mau cantik atau good looking, mau awet muda atau travelling keliling dunia gampang asalkan ada 'Cuan'.

Miris kan? Masa iya, kita rela memusuhi diri sendiri hanya untuk mengejar ekspektasi masyarakat kapitalis yang sebenarnya justru mempersulit diri kita sendiri. Mau ngopi aja harus pergi jauh-jauh ke tempat pariwisata, mau makan aja harus pergi ke restoran mahal. Ingin makan jagung bakar aja mesti ke puncak, demi pengakuan diri. 

Sudah waktunya berhenti dan cari solusi yang tepat untuk menjadikan diri menjadi lebih baik. Apa Solusinya? Semua ada di agama Islam. 

Islam memberikan pandangan yang jelas tentang kehidupan. Dari mana manusia berasal? Di dunia ini harus melakukan apa? Dan setelah kehidupan dunia ada yang harus dipertanggungjawabkan atas perbuatan selama di dunia.

Tiga pertanyaan dasar tersebut merupakan problematika mendasar manusia dalam kehidupan. Hal tersebut dijelaskan secara rinci oleh Syaikh Taqqiyuddin An Nabhani dalam kitabnya Nidzamul Islam tentang Thariqul iman. Dikatakan bahwa Islam telah menuntaskan problematika mendasar ini dengan pemecahan yang sesuai dengan fitrahnya, memuaskan akal. Sehingga memberikan ketenangan jiwa.

Itu semua karena Islam dibangun di atas satu dasar, yaitu akidah. Akidah menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia dan hidup terdapat pencipta (Al-Khaliq) yang telah menciptakan ketiganya serta yang telah menciptakan segala sesuatu lainnya, Dialah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Bahwasannya pencipta telah menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Inilah yang membuat kita jadi tahu dan paham apa yang harus kita lakukan di dunia, bukan mengejar standar yang ditetapkan manusia, tapi mengejar ridha Allah SWT dengan cara melaksanakan semua aturan yang ditetapkan Allah SWT. 

Jadi, tidak ada lagi yang mengejar cantik, lalu dipamerkan di sosmednya,  tidak ada lagi yang joget-joget mengikuti trend yang gak jelas demi like, subscribe dan share. Kenapa? Karena pemahaman mereka sudah jernih dan cemerlang.

Selain memiliki konsep (pandangan) yang jelas tentang kehidupan. Islam juga memiliki sistem pendidikan yang dibangun di atas dasar akidah Islam. Kurikulum pendidikannya wajib berlandaskan akidah Islamiyah. Tujuan pendidikannya adalah membentuk kepribadian Islam serta membekalinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan. Sehingga output dari pendidikan Islam adalah pribadi takwa yang berdedikasi tinggi untuk Islam dan kemaslahatan masyarakat.

Masyarakat dalam sistem Islam juga dibentuk menjadi masyarakat yang peduli dan tidak tergila-gila dengan materi seperti masyarakat kapitalis sekuler. 

Oleh karena itu, agar kita terhindar dari pemikiran sekuler yang ujungnya menyusahkan kita sendiri, maka kita harus mengkaji Islam secara kaffah agar kita bisa mengetahui identitas kita sebagai Muslim, tahu arah dan tujuan hidup, tahu akan kewajiban termasuk kewajiban yang paling utama dan dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala yaitu kewajiban berdakwah.



Oleh: Nabila Zidane
Mutiara Umat Institute
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar