Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dini Sumaryanti Ajak Kenali Potensi Ananda Sejak Dini


Topswara.com -- Trainer Parenting Islami Hj. Ir. Dini Sumaryanti menuturkan hendaknya orang tua mengenali potensi yang dimiliki ananda sejak dini.

"Sejak ratusan tahun yang lalu Imam Ibnul Qayyim mengajarkan pada kita untuk mengenali potensi apa yang dimiliki oleh anak, lalu memfasilitasi anak agar benar-benar menguasai bidang yang dia suka. Selama bidang tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam serta memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain, maka kita orang tua hendaknya selalu memberikan dukungan kepada anak," tuturnya dalam buku Happy and Productive Parents, cetakan pertama, Desember 2018. 

Inspirator Orang Tua Hebat ini mengutip pesan  Al Imam Ibnul Qayyim ra. dalam kitab Tahfatul Maudud: "Perkara yang sudah sepatutnya diperhatikan oleh orang tua adalah keadaan si anak, potensi apa yang dia miliki, bakat apa yang terpendam pada dirinya. Maka, orang tua hendaknya mengetahui bahwa untuk bidang itulah anaknya diciptakan. Maka orang tua hendaknya tidak memalingkan anak dari bakatnya selama itu diperbolehkan oleh syariat."

"Setiap anak dilahirkan dengan membawa bakatnya masing-masing. Jika anak dipaksa melakukan atau menekuni sesuatu yang tidak menjadi bakat atau kecenderungannya, maka ia tidak akan berhasil, bahkan bisa kehilangan bakatnya," ujarnya. 

Ia menjelaskan, apabila orang tua melihat bahwa anaknya bagus pemahamannya, bisa mengerti dengan baik, hafalannya pun bagus, dan cerdas, ini menunjukkan tanda penerimaan dan kesiapan dia untuk belajar untuk mengukir ilmu di dalam hatinya yang masih polos. 

"Namun, jika orang tua melihat anaknya memiliki kecenderungan kepada dunia perdagangan, jual beli, atau pada bidang kain yang diperbolehkan oleh syariat (seperti pertanian, kedokteran, tehnologi, dan lain-lain) maka hendaknya dia beri kesempatan anaknya untuk mengembangkan potensi itu, setiap orang akan dimudahkan oleh Allah untuk melakukan apa yang telah ditetapkan baginya," jelasnya.

Menurutnya, jika melihat anak kita kuat hafalannya, cepat daya tangkap nya, serta minat belajarnya kuat, maka anak kita termasuk kategori anak yang berpotensi kuat menyerap dan menampung ilmu. Mudah untuk mengisi ilmu. Anak dengan karakter seperti ini akan bersifat permanen dan tumbuh secara baik. 

"Jika kita mendapati anak kita memiliki sifat berlawanan dengan sifat diatas, bisa jadi ia memiliki bakat dalam bidang olah raga, seperti panahan, menunggang kuda, dan bermain pedang atau tombak, berarti anak kita memiliki kecakapan dalam olah fisik, sedang anak kita kurang memiliki bakat serta kecakapan dalam hal keilmuan," imbuhnya. 

Bu Dini menambahkan, maka orang tua hendaknya mendukung bahkan melatih serta selalu memberikan dorongan dalam mengasah bakat ketrampilan fisik yang dimiliki. Itu akan lebih bermanfaat untuk dirinya dan kaum Muslim. 

"Jika kita orang tua melihat anak kita tidak di anugerahi jenis kecakapan serta bakat tersebut, sementara yang terlihat memiliki bakat serta kecenderungan dalam hal ketrampilan memasak, perbengkelan, dan kerajinan tangan lainnya, maka hendaknya kita memberikan fasilitas untuk menekuni bakat tersebut," ujarnya.

Kompas Mengenal Bakat Anak

Ia menjelaskan, "Keilmuan STIFln bisa menjadi kompas untuk mencari jalan melejitkan potensi ananda," terangnya. 

Ia melanjutkan, hasil tes STIFIn cenderung simpel, mudah dipahami oleh orang tua dengan latar belakang pendidikan apapun. 

"Tes STIFIn memetakan sistem operasi otak, bukan sekedar hardware otak. Hasil tes STIFIn dapat mengetahui jenis mesin kecerdasan (yang ditujukan oleh belahan otak mana yang dominan berfungsi sebagai sistem operasi)," jelasnya.

Bu Dini memaparkan lima mesin kecerdasan. Pertama, sensing.
Belahan otak di lembik kiri. Kehebatan di panca indra, fisik, dan memori. Membuatnya praktis dan konkret. 

Kedua, thinking.
Belahan otak di neokorteks kiri, kehebatan di daya analisa dan logika. Membuatnya pandai terutama dalam bidang akademik. 

Ketiga, intuiting. Belahan otak di neokorteks kanan, kehebatan di kreativitas dan imajinasi. Membuatnya jago dalam meng konsep dan membuat penemuan baru. 

Keempat, feeling. Belahan otak di limbik kanan, kehebatan di emosi dan bicara. Membuatnya pandai menjalin hubungan dan disukai banyak orang. 

Kelima, insting. Belahan otak tengah. Kehebatannya serba bisa. Membuatnya bisa terlihat dan menguasai banyak hal.[] Rina
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar