Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sistem Ekonomi Kapitalisme Mempengaruhi Kebijakan Impor

Topswara.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi ) geram dengan sikap para pemain para pemerintah pusat dan daerah serta BUMN yang masih melakukan impor,  terkait perdagangan barang dan jasa. Padahal, anggaran modal yang diberikan cukup besar. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada menteri dan lembaga, serta kepada kepala daerah tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali , Jumat( 25/3/2022)

“Cek yang terjadi, sedih saya, belinya barang barang impor semuanya padahal kita memiliki perdagangan barang dan jasa anggaran modal pusat itu Rp 526 triliun, daerah Pak Gubernur, Bupati, Pak Wali Rp 535 triliun lebih gede daerah. Sekali lagi saya ulang pusat Rp 526, daerah Rp 535 triliun, BUMN  kementerian, BUMN, dan pemerintah daerah Pemda. 

Pasalnya, Jokowi mengetahui bahwa impor yang dilakukan kementerian, BUMN maupun Pemda nilainya jauh lebih besar dari konsumsi produk dalam negeri. Lip service penguasa dalam sistem Kep kepemimpinan pemerintahannya ini melakukan import dan yang oleh oleh kementerian BUMN dan pemerintah daerah atau Pemda. Sindonews.com

Fakta terjadinya kemarahan Jokowi kepada Kementerian BUMN dan pemda kebijakan yang diambil mengenai Impor dengan dana anggaran dari negara. 

Terkesan bahwasanya kondisi ini disebabkan oleh para pembantu presiden, yang seharusnya kewenangan presiden. 
Suatu negara dikatakan negara maju apabila sistem ekonomi dan sistem pemerintahannya berdiri sendiri dan tidak ada tekanan atau ancaman dari luar. 

Keadaan di negeri ini semua kebijakan dalam masalah ekonomi menerapkan sistem ekonomi kapitalisme,  sehingga berdampak kepada kebijakan kebijakan diambil.

Anggaran anggaran yang diberikan oleh negara diperuntukkan  memenuhi kebutuhan rakyat semata, yang seharusnya di jalankan akan tetapi anggaran ini tidak dioptimalkan untuk diarahkan kepada kepentingan rakyat dalam mengoptimalkan sumber daya yg ada, dengan mengelola dan mengoptimalkan usaha-usaha rakyat sehingga bisa memenuhi kebutuhan kebutuhan rakyat semata. 

Akan tetapi faktanya anggaran itu diperuntukkan untuk impor sehingga menguntungkan pihak asing dan asing. Inilah Yang terjadi pada negeri yang sesungguhnya apabila dikelola dengan baik akan sejahtera khususnya rakyat akan menikmati segala sumber daya yang ada di negeri  ini, yang sumber daya alamnya berlimpah ruah baik yang di darat, maupun yang di laut. 

Mengapa ini terjadi karena belum optimalnya penguasa untuk mengelola apa yang ada di negeri yang tercinta ini, mulai dari pengelolaan tambang, perkebunan, perikanan dan sumber daya manusia nya, sehingga bisa optimal memenuhi kebutuhan rakyatnya. Yang menyebabkan terjadi perekonomian yang sangat rendah pendapatanya, karena tidak dikelola sesuai dengan sistem ekonomi Islam. 

Ekonomi Islam asasnya adalah untuk kesejahteraan rakyat sehingga bisa terpenuhi segala kebutuhannya, Dengan cara menerapkan ekonomi yang riil dan tidak berbasis riba.

Dalam ekonomi riil suatu negara terdapat beberapa indikator makro ekonomi yang bisa dijadikan rujukan. Indikator makro ekonomi tersebut diantaranya berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat seperti kemiskinan, pengangguran, gini rasio. 

Jika kesejahteraan masyarakat tinggi, artinya angka kemiskinan berkurang, maka angka pengukuran kecil dan setiap kebutuhan hidup masyarakatnya terpenuhi.

Dari aspek perdagangan, harus dapat dipastikan bahwa raja tersebut tidak negatif dan disuplai oleh faktor produksi yang memiliki nilai tambah lebih.

Ekonomi yang baik adalah jika nilai ekspor jauh lebih tinggi dari nilai impor. Hal itu menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut sehat dan produktif. Hanya saja, nilai ekspor akan lebih baik jika ditopang dengan nilai tambag yang tinggi, yaitu barang atau jasa yang dihasilkan berupa barang jadi. 

Adapun indikator ketiga yang sering dijadikan ukuran makro ekonomi suatu negara adalah neraca pembayaran. Neraca pembayaran adalah catatan menyeluruh terkait transaksi ekonomi internasional suatu negara. 

Indikator makro ekonomi ini sangat penting karena mencerminkan kondisi faktual ekonomi suatu negara. Bukan hanya sebatas angka angka statistika semata, seperti kesejahteraan yang tercermin dari kemiskinan dan pengangguran. Negara harus bisa berupaya mengupayakan itu semua bisa terjaga. Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat menjadi penting.

Ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang di sandarkan pada sektor riil. Indikasinya, jumlah uang dan produksi barang dan jasa mengalir secara sehat. Tidak ada namanya penggelembungan. Berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang cenderung berbasis non riil. Sangat tentang terjadi fruktuasiI dan krisis ekonomi. 

Hal itu wajar karena memang uang tidak beredar sebagaimana mestinya. Uang hanya beredar pada bisnis bisnis non riil yang tak tampak kasat mata. Bahkan sangat erat kaitannya dengan spekulasi. Wajar sistem ini sangat rawan terhadap Kristus bahkan teman dekat sekolah tahun terhadap krisis seolah menjadi siklus yang tidak bisa dihindari.

Bagaimana ekonomi Islam bisa menggerakkan sektor ekonomi. Negara akan mengarang setiap transaksi non riil yang berbasis riba dan spekulasi. Negara akan mendorong benda ciptaan ekonomi yang sehat dan menggerakkan ekonomi riil. 

 Negara, misalnya, membuka industri baik dalam bentuk barang dan jasa yang jelas tidak nertentangan dengan Hukum Syariah. Negara juga mendorong UMKM dengan menggerakkan sektor pertanian dan industri lainnya yang mampu menyerap tenaga kerja banyak.

Berdasarkan fakta dan catatan-catatan sejarah tampak begitu jelas bahwa sistem ekonomi kapitalisme senantiasa mewujudkan kedaulatan bagi ekonomi mau pemilik modal. Pemilik modal memiliki kewenangan penuh, bisa mengatur arus barang dan jasa. 

Pemilik modal inilah yang senantiasa menghancurkan keadilan distribusi ekonomi. Mereka selalu mengambil hak hak banyak yang seperti dalam aset-aset belikan umum yang diprivatisasi dan menjadi milik mereka. Intinya kedaulatan di tangan pemilik modal, inilah biang keladi kegagalan negara menciptakan kesejahteraan rakyat karena rusaknya distribusi ekonomi yang riil.

Pada dasarnya, memang bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi, jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi maka bisa dipastikan akan menimbulkan masalah dan dalam kehidupan. Hanya saja dalam implementasinya, siapa dan pihak mana yang wajib menjaga dan menjamin setiap kebutuhan dasar ini, merasa ini bisa di terpenuhi pada tataran ini ekonomi Islam memiliki cara pandang yang berbeda dengan kapitalis.

Islam memandang negara adalah pihak yang berkewajiban dalam menjaga dan memastikan setiap individu masyarakat untuk bisa mengakses kebutuhan dasar tersebut. Baik berupa kebutuhan pokok berupa barang seperti sandang pangan dan papan maupun dalam bidang jasa seperti pendidikan kesehatan dan keamanan.

Dan sistem mata uang emas lebih stabil apabila dibandingkan dengan FIAT money. Rasanya ada kesamaan diantara nilai intrinsik dan nominal yang membuat mata uang emas lebih sulit untuk dimonopoli oleh negara tertentu. 

Sebaliknya dalam penggunaan mata uang kertas ada fluktuasi dan ketidakstabilan dalam sistem bunga, inilah yang membedakan dengan uang emas cara standar moneter, maka dari itu tak heran para pakar ekonomi dari barat mengakui kehebatan mata uang yang berbasis emas dan perak.

Maka sistem ekonomi Islam negara membiayai semua pengeluaran Islam memandang penting untuk dapat mengerti makan semua potensi sumber-sumber pendapatan negara. Islam memandang sumber ekonomi sangat luas seperti sektor perdagangan, pertanian kepemilikan umum, dan lain-lain, berbeda halnya dengan kapitalisme yang hanya berpatokan secara digit pada pajak, dan pendapatan dikelola oleh Baitulmal lalu didistribusikan untuk keberlangsungan dan kemaslahatan masyarakat. 

Ini semua dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam melakukan pengurusan rakyat. Negara mampu menjalankan hal Ini adalah hanya institusi negara yang berdaulat, dan hanya institusi khilafah yang mampu menerapkan sistem ekonomi Islam secara Kaffah. Wallahu alam bi asshawwab.


Oleh: Kania Kurniaty
(Aktivis Muslimah Ashabul Abrar Kayumanis Bogor)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar