Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Okultisme Over Smart City: Irasional ean Menghilangkan Berkah


Topswara.com -- Okultisme adalah suatu paham atau kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat supranatural. Kata Okultisme sendiri berasal dari bahasa latin yakni “occultus” yang berarti gaib, tersembunyi, rahasia, gelap atau misterius. 

Penganut okultisme dalam praktiknya akan mengandalkan kekuasaan dan kekuatan dari ‘dunia lain’ atau dunia para roh jahat atau iblis.

Okultisme terbagi menjadi dua tipe, pertama tipe lunak seperti takhayul, ramalan astrologi, spiritisme dan geomansi. Kedua tipe keras seperti sihir, pelet, tenung, santet dan gendam.

Dalam kemajuan peradaban manusia yang sudah modern dan mengedepankan rasionalitas berpikir, praktik okultisme nyatanya masih tetap eksis di tengah-tengah kehidupan manusia. Indonesia sendiri tak luput dari praktik okultisme, atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘klenik’ atau praktik perdukunan. 

Masih banyak masyarakat yang meyakini dengan mendatangi dukun akan menyelesaikan permasalahan hidup, atau dengan meminta bantuan dukun agar terhindar dari hal-hal buruk dan kesialan.

Seperti yang dilakukan Presiden Indonesia, Joko Widodo beserta 34 gubernur se-Indonesia yang melakukan ritual mengisi Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada Minggu (13/3). Hal ini pun dinilai oleh publik dan pengamat sebagai bentuk praktik politik klenik.

Dilansir dari laman Kompas.com pada Senin (14/3) pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun mengatakan bahwa praktik semacam itu dalam terminologi sosiologi budaya dan sosiologi politik bisa di kategorikan sebagai politik klenik. 

Suatu praktik politik mengimplementasikan kemauan penguasa (IKN) berdasar imajinasi irasionalitasnya yang meyakini semacam adanya mistisisme tertentu. Praktik mengisi Kendi Nusantara serta membawa tanah dan air dari seluruh provinsi adalah sesuatu yang mengada-ada tetapi diyakini sebagai sebuah hal yang mengandung pesan mistik. 

Ia juga menambahkan bahwa politik klenik itu menunjukkan suatu kemunduran peradaban politik. Praktik itu bertentangan dengan rasionalitas masyarakat modern. Sebab politik modern yang menghadirkan pemerintahan modern meniscayakan syarat rasionalitas dalam seluruh implementasi kebijakannya.

Memang terlihat kontras dengan apa yang digadang-gadang oleh pemerintah sebelumnya bahwa wajah Ibu Kota Negara baru akan ditampilkan dengan konsep Smart City, namun justru diawali dengan sesuatu yang irasional. 

Maka tak salah bila pengamat dan publik menilai apa yang dilakukan Jokowi adalah potret kemunduran taraf berpikir manusia di era modernisasi. Di mana manusia sekarang lebih berkecenderungan dengan hal-hal yang dapat dibuktikan secara ilmiah dan rasional, bukan dengan hal-hal yang tidak berdasar dan irasional.

Klenik Adalah Bentuk Kesyirikan

Selain tidak berdasar dan tidak masuk akal, praktik klenik adalah perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Perbuatan ini adalah sebuah kesyirikan atau perbuatan yang menyekutukan Allah, yakni meyakini dan mempercayai kekuatan lain selain dari Tuhan Semesta Alam Yang Maha Perkasa.

Padahal jelas, satu-satunya zat yang boleh dan layak disembah dan dimintai pertolongan hanya Allah ‘aza wazala. 

“Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap bagimu, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan (hujan) itu Dia hasilkan buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah sedang kamu mengetahui.” (TQS. Al-Baqarah[2]: 21-22).

Syirik termasuk dalam dosa besar yang tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah. 

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (TQS. An-Nisa : 48)

Sehingga sebagai seorang yang mengaku Muslim sudah semestinya meyakini hal ini dan meninggalkan praktik kesyirikan tersebut. 

Kesyirikan juga merupakan perbuatan yang amat di benci oleh Allah dan dapat mendatangkan murka-Nya. Bahkan Allah memandang orang-orang yang melakukan kesyirikan sebagai najis yakni yang dimaksud adalah kotor jiwanya (QS. At Taubah : 28)

Bertakwa dan Berislam Kaffah untuk Meraih Berkah

Pemimpin negeri ini harusnya memahami bahwa ritual mengisi kendi termasuk perbuatan yang tak berdasar bahkan sebuah perbuatan yang menyekutukan Allah.

Bila ingin meraih keberkahan, manusia sebenarnya hanya perlu beriman, bertakwa, dan berislam secara  kaffah (sempurna) yakni dengan mewujudkan penerapan syariat Allah di atas muka bumi ini. 

Jadilah pemimpin yang berbuat adil pada rakyat, bukan malah haus akan nafsu kekuasaan dan kekayaan sehingga berbuat zalim dengan menyulitkan dan menindas rakyat melalui kebijakan-kebijakannya. Bila Syariat Islam dan keadilan sudah ditegakkan di muka bumi maka Allah akan menurunkan berkah dan rahmat dari bumi dan dari langit.

Allah SWT sudah mengatakan hal tersebut dalam Al-Qur'an : “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi...” (TQS. Al A’raf : 96).

Maka sudah sepantasnya kita menghindari hal-hal yang berbau mistik dan klenik supaya tidak mendapatkan murka Allah.

Wallahu a’lam bishsawab


Oleh: Vindy W. Maramis, S.S. 
(Pegiat Literasi Islam, Alumni Sastra Inggris UISU)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar