Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bagaimana Islam Memandang Rusia dan Ukraina?


Topswara.com -- Rusia resmi menyerang Ukraina pada Kamis (24/2/ 2022). Aksi Rusia langsung menyasar kota besar lainnya seperti Kyiv, Odessa, Kharkiv dan Mariupol. Sejumlah negara mengkritik keras tindakan Rusia tersebut termasuk Indonesia. 

Juru bicara kementerian Luar Negeri Tengku Faizasyah menilai aksi Rusia meningkatkan eskalasi konflik senjata dan membahayakan keselamatan masyarakat serta berdampak bagi keamanan kawasan. Indonesia mendesak agar negara negara terkait menghormati aturan hukum yang berlaku.

Ini adalah suatu konspirasi yang didukung oleh AS, dengan mengatakan bahwa mengirimkan pasukan segi bagaimana Presiden AS Jo Biden dan juga mengatakan hanya akan mengirim tentara pada anggota NATO, sedangkan Ukraina belum menjadi anggota NATO, Tempo.co (3/3/ 2022). Dukungan ini yang menjadikan Ukraina menegaskan kembali keinginannya untuk bergabung dengan NATO ini yang memicu kelemahan Rusia dan menjadi alasan kuat melakukan invasi Ukraina.

Seperti yang diungkapkan satu pengamat hubungan internasional yang paling banyak diuntungkan adalah Amerika. Apa alasannya karena invasi Rusia terhadap  ukraina akan menaikkan persepsi ancaman Rusia ke pada Eropa. 

Kondisi ini tentu semakin membuat NATO merasakan dibutuhkan. Nah, itu sendiri adalah aliansi militer bentukkan Amerika serikat yang terdiri dari negara negara Amerika utara dan beberapa negara Eropa untuk menjaga kedamaian di kawasan Atlantik utara dari pengaruh komunis.

Adapun akar permasalahannya adalah konflik ini akan dijaga terus keberadaan atau semakin berpengaruh di Eropa. Dengan demikian Amerika akan mampu menundukan Eropa. 

AS dan negara-negara besar akan menutup mata atas kematian jutaan manusia. Inilah wujud hipokrisi negara negara kapitalis. Mereka menyerukan HAM, tetapi pada saat yang sama jadi pelanggar HAM. Dan Ini juga terjadi dan dilestarikan seperti konflik Muslim Moro di Filipina Selatan, Muslim Petani di Thailand, konflik di Sudan Utara, India dan Kashmir, Palestina, Suriah dan lain lainnya.

Bisa disimpulkan akar permasalahan persoalannya, adalah kehadiran Peradaban Barat dalam memimpin dunia peradilan ini akan terus menerus memproduksi negara negara kapitalis. Atas nama kepentingan ekonomi dan politiknya, invasi satu negara atas negara lainnya akan selalu hadir di atas darah umat manusia.

Tiga alasan yang menjadi penyebab perang Rusia-Ukraina sebagai berikut. 

Pertama, masa kejayaan masa lalu. Kejayaan masa lalu menjadi salah satu teori yang patut disorot. Hal ini diperkuat dengan retorika presiden Putin beberapa hari sebelum penyerangan presiden Putin berkata Ukraina adalah bagian nama dari Rusia. Ia juga berkata bahwa Rusia telah “dicuri” ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. Ia pun menuduh ini sebagai koloni AS.
 
Kedua, masalah NATO alasan lain yang dipermasalahkan Rusia adalah NATO. Rusia sejak lama menolak Ukraina bergabung ke dalam NATO. Duta besar Indonesia untuk Rusia Jose Tavares, mengatakan bahwa Rusia khawatir jika NATO membawa persenjataan ke perbatasan Ukraina, sehingga kota kota besar usia bisa jadi sasaran yang mudah ditarget. Meski demikian, NATO masih membuka pintu jika Ukraina ingin bergabung. Di Sisi lain Ukraina pun memang ingin bergabung dengan NATO.

Ketiga, separatisme pemerintah Rusia telah lama mendukung gerakan separatisme di negara negara bekas Soviet. Pada tahun 2008 Rusia juga berperang melawan seorang Georgia akibat masalah ini. Rusia diketahui mendukung separatis di daerah Ossetia Selatan dan Abkhazia, hal itu memicu reaksi keras dari Georgia. 

Namun dua daerah itu berhasil dikuasai separuh Rusia, meski tak diakui dunia. Sebelumnya, Rusia juga mendukung para separatis di semenanjung Krimea milik Ukraina. Dan baru-baru ini, Putin mengaku kedaulatan daerah Donetsk dan Luhansk. Putin juga mengirim pasukan kedua dua dari itu meski dunia terusan masih mengakui dua dari itu sebagai milik Ukraina.

Ketiga, separatisme pemerintah Rusia telah lama mendukung gerakan separatisme di negara negara bekas Soviet. Pada tahun 2008 Rusia juga berperang melawan seorang Georgia akibat masalah ini. 

Rusia diketahui mendukung separatis di daerah Ossetia Selatan dan Abkhazia, hal itu memicu reaksi keras dari Georgia. Namun dua daerah itu berhasil dikuasai separuh Rusia, meski tak diakui dunia. Sebelumnya, Rusia juga mendukung para separatis di semenanjung Krimea milik Ukraina. 

Dan baru-baru ini, Putin mengaku kedaulatan daerah Donetsk dan Luhansk. Putin juga mengirim pasukan kedua dari itu meski dunia terusan masih mengakui dua dari itu sebagai milik Ukraina, sehingga otomatis langkah Putin disamakan dengan membawa pasukan.

Bagaimana Islam memandang krisis Ukraina? Islam memandang bahwa antara Rusia dan Ukraina tidak bisa diselesaikan dengan NATO PBB ataupun mengapa, karena sesungguhnya nasib bangsa bukan itu hanya menjadi korban keserakahan negara-negara besar. 

Karena PBB itu adalah bentukan dari negara yang mempunyai ideologi demokrasi, tapi dari mereka ini membuat resolusi resolusi tanpa mengirimkan bantuan militer untuk menentang perangan, mereka adalah anggota PBB itu memiliki hak veto AS, Rusia, Inggris, Perancis, dan RRC, semua itu ada negara imperialis kapitalis.

Adapun negara-negara yang beranggotakan OKI berada di bawah ketiak negara-negara besar, begitu tidak bisa mengharapkan penyelesaian itu lewat PBB dan OKI, ibarat pungguk merindukan bulan, karena mereka terus akan menjaga kepentingan negara adidaya dan menyebarkan ideologi mereka.

Mereka mencegah bangkitnya kembali khilafah, dan tak akan pernah mmberikan kesempatan sedikitpun kepada Islam untuk membangun negara. Kendati kaum Muslimin menggunakan cara-cara yang diridhai oleh Barat. Sebaliknya, Barat akan menghabisi siapapun yang berusaha membangun sebuah kekuatan baru di luar kekuatan yang sudah ada.

Segala permasalahan yang ada di dunia ini membutuhkan suatu negara yang sistem nya datang dari Allah SWT, sistem yang fitrah sesuai dengan manusia Allah SWT, menciptakan aturan yang sangat rinci yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang akan mewujudkan kedamayan dan ketentraman di seluruh dunia. 

Karena itu dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam bingkai negara khilafah rasyidah dan menjadikan politik luar negeri nya dakwah dan jihad. Dan sistem ini hanya bisa terwujud apabila umat Islam bersatu mengembalikan sistem yang mulia ini. Wallahu ‘alam.


Oleh: Kania Kurniaty
Aktivis Muslimah As-Shabul Abrar Kayumanis Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar