Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Komedian Turun, Meningkatkan Imun ?


Topswara.com -- Pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman nyata bagi keselamatan nyawa manusia. Di Indonesia sendiri, wabah ini sudah berlangsung satu setengah tahun lamanya. Puluhan ribu nyawa melayang, ratusan nakes pun berguguran. 

Program vaksinasi pun digalakkan untuk menciptakan kekebalan komunal. Ditambah kebijakan PPKM Darurat yang kini berubah menjadi PPKM berlevel. Kebijakan ini diharapkan dapat menekan laju penyebaran. Namun faktanya angka kematian tetap tinggi.

Di saat kondisi makin buruk dan wabah tidak terkendali. Selain program vaksinasi, masyarakat juga dihimbau untuk meningkatkan imun secara alami. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Ia meminta para komedian untuk ikut turun tangan. Berkolaborasi menghibur masyarakat guna meningkatkan imunitas tubuh.

"Kalau kita mendapatkan humor, ada hormon endorfin untuk meredakan nyeri dalam tubuh kita saat kita tertawa, menonton komedi, mendengarkan musik dan makan cokelat". (Tempo, 14/07/2021)

Memang benar bahwa endorfin adalah hormon bahagia. Hormon ini akan dihasilkan ketika kita senang, ceria atau bahagia. Rasa bahagia itu dapat dikatakan sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Namun cara merangsang hormon endorfin dengan melihat komedi di TV rasanya bukan hal yang efektif. Sebab rasa senang yang muncul sifatnya sementara. Ketika acara berlangsung kita bisa tertawa dan imunitas meningkat. Namun ketika acara usai, apakah hormon endorfin yang dihasilkan tadi akan tetap bertahan atau menghilang. 

Mampukah hormon bahagia yang timbul sesaat ketika nonton komedi tadi, mampu mengcover rasa cemas (hormon cortisol) yang disebabkan oleh rasa takut terpapar. Atau perasaan sedih dan stres karena kehilangan pekerjaan misalnya. Kehawatiran ketika menjalani isolasi mandiri dengan minimnya pengetahuan. Padahal hormon cortisol berlebih bisa mematikan sistem imun dalam tubuh. 

Lagi pula untuk masyarakat kecil, untuk makan saja susah. Mana mungkin sempat ketawa-ketiwi nonton televisi. Mereka lebih memikirkan bagaimana cara makan esok hari ketimbang lihat komedi. 

Sebagai seorang Muslim memaknai kebahagiaan hakiki sangat penting. Kebahagiaan sejati dalam Islam adalah ketika mendapatkan rida dari Allah SWT. Rida Allah akan kita dapatkan ketika menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 

Sebagai Muslim meningkatkan hormon endorfin dengan cara senantiasa berfikir positif atas setiap kehendak Allah SWT lebih dianjurkan. Sembari terus menyuarakan Islam sebagai solusi atas semua problema yang ada.

Menghadirkan rasa selalu bersyukur dan ikhlas terhadap takdir Allah SWT, semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Memahami bahwa kematian pasti datang dengan ataupun tanpa Covid-19. Yang penting kita sudah ikhtiar maksimal dalam area yang kita bisa. Insyaallah ketika kematian akhirnya menghampiri, kita akan tetap bahagia. Karena hidup ini hanya mengharapkan rida dari-Nya.

Allah SWT berfirman :

الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا ÙˆَتَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ Ù‚ُÙ„ُوبُÙ‡ُÙ…ْ بِØ°ِÙƒْرِ اللَّÙ‡ِ Ø£َلا بِØ°ِÙƒْرِ اللَّÙ‡ِ تَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ الْÙ‚ُÙ„ُوبُ

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir mengingat Allah SWT. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram". (QS. Ar-rad [13]: 28)

Artinya dengan berdzikir kepada Allah SWT segala kegalauan dan kegundahan dalam hati akan menghilang. Berganti dengan kegembiraan dan kesenangan. Bahkan tidak ada sesuatu yang lebih besar dalam mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi hati manusia, melebihi berdzikir kepada Allah SWT.

Imam Ibnu Qayyim dalam kitab Igaatsatul Lahfaan (1/72) mengatakan, "Kenikmatan yang paling besar di dunia ini adalah cinta kepada Allah SWT. Merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasakan bahagia ketika berdzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya".
Wallahu a'lam bisshawab

Oleh: Ummul Asminingrum, S.Pd.
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar