Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harmoni Lezat Sambal Korek


Topswara.com -- Cabai itu pedas dan aromanya menusuk hidung. Bisa langsung bersin-bersin dibuatnya. 

Garam, yang jelas asin. Nyaris tanpa aroma. Tapi mampu meresap dan mendominasi rasa tanpa terdeteksi warna dan aromanya.

Terasi, aromanya? Duh tobat deh. Rasanya gurih sedikit asin. Rasa yang khas _ngangenin_ jika tiada. 

Tomat, rasa segar sedikit asam dengan aroma juga segar. 

Bawang merah dan bawang putih, rasanya lezat tapi aroma yang ditimbulkan banyak orang tidak suka. 

Gula merah aroma wangi dan rasanya pasti manis. 

Gula putih, rasa manis. nyaris tanpa aroma. 

Jika kita makan atau cecap satu per satu jelas rasanya pasti rasanya ga nikmat, khususnya cabai, terasi, bawang merah dan bawang
putih atau garam. Meski kalau kita konsumsi gula merah, gula putih atau tomat, masing-masing masih bisa dinikmati. 

Namun jika semua kita campur dengan komposisi yang pas lahirlah sambal korek yang luar biasa lezat. Cabai tidak keberatan membagi pedasnya. Garam tak tersinggung aroma dan warnanya tak tampak padahal rasanya nyata. Terasi jadi aroma yang lezat ketika didukung oleh cabai, bawang, dan lain-lain. Pokoknya harmoni lezat sambal korek. Saya biasa bisa nambah porsi makan jika ada sambal ini. Lezat, nikmat dan maknyuslah. 

Rasa masing masing masih jelas. Meski aromanya sudah melebur menjadi satu. Asin, pedas, gurih, segar, manis dan asam menari bersama di lidah. Berputar-putar di antara gigi geligi hingga lumat. Terdorong oleh gerakan lidah masuk ke kerongkongan dan meluncur ke lambung. 

Begitulah jika kita berhasil membuat harmoni dalam dakwah. Aneka model watak kawan-kawan pastinya ada. Ada yang mirip cabai kalau ngomong hmmm pedes. Ada yang model garam, tenang tapi menghanyutkan. Ada yang model terasi, baik tapi aromanya itu lho. Ada juga yang model bawang merah putih, baik hati tapi bikin merinding. Atau tomat, yang bicaranya asam-asam segar. Namun dengan proses pengulekan yang tepat, dengan aturan main yang pas, lahirlah harmoni dakwah yang lezat. 

Karenanya, tugas kita bukanlah membuat sama antara cabai dengan garam. Atau membuat sama antara tomat dan terasi. Juga bukan membuat sama antara gula dengan bawang. Karena itu mustahil dan tidak ada gunanya sama sekali. Namun tugas kita adalah meramu semuanya menjadi lezat. Watak pribadi masih tetap ada namun berpadu bersatu dalam harmoni kelezatan. 

Perbedaan kita satu sama lain masih tetap ada, namun berpadu dalam kesatuan gerak langkah yang harmonis. Hal ini tersirat dalam firman Allah:

 وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ 

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (TQS. Ali Imron: 104)

Oleh: Abu Zaid
Pengasuh Kajian Keluarga Samara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar