Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ajengan YRT: Pandemi ini Menyadarkan Kita, Betapa Lemahnya Manusia


Topswara.com-- Menanggapi lonjakan kasus Covid-19 di negeri ini, Mudir Ma'had Khadimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Riyan Tresna (YRT) mengatakan, pandemi ini telah menyadarkan, betapa lemahnya manusia. 

"Pandemi ini menyadarkan kita, betapa lemahnya manusia. Walaupun hanya berhadapan dengan virus yang sangat kecil," tuturnya Selasa (6/6/2021) di kanal YouTube Cinta Qur'an.

"Harus sadar virus itu ciptaan Allah. Kita ciptaan Allah. Kita lebih besar (dari virus), tapi kita lemah. Pandemi ini harusnya menyadarkan kita, bahwa kita lemah, dan harus kembali kepada Allah," ungkapnya menambahkan. 

Menurutnya, kalau takut dengan Corona, tapi tidak takut pada Allah, itu aneh. "Lantas, ia menganggap Corona itu dari siapa? Semua makhluk di dunia ini adalah ciptaan Allah SWT, terlepas dari mana pun asalnya. Jadi manusia harus memperteguh dan memperkokoh keimanannya kepada Allah. Jangan takut, tapi waspada dan ikhtiar," bebernya.

Ia menjelaskan, apabila ada rasa takut yang sifanya manusiawi dan itu hal biasa. "Misalnya, ada harimau di depan kita, kalau kita takut, itu manusiawi. Nah, kalau enggak takut, malah aneh kan? Jadi, kita harus sadar, bahwa harimau itu ciptaan Allah. Berarti kita harus taat pada ketentuan Allah," jelasnya.

"Jika ada bahaya, maka kita lari menjauh. Bukan ada harimau, tapi kita diam saja sambil berzikir, ya salah itu. Lari dari bahaya itu adalah perintah Allah dan Rasul SAW," tegasnya.

Ia menuturkan, terkadang  kebanyakan orang salah orientasi. Ia mencontohkan, ada yang berucap, masak takut sama Corona, alah gak usah pakai masker segala. "Bagaimana jika ada ular cobra, lalu berucap, biar sajalah. Justru aneh kan?" ujarnya.

Sikap yang benar yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW, ia menjelaskan, yaitu dengan menghindar, lari, menangkapnya atau membunuhnya, kalau bertemu ular. "La dharar wala dhirar. Setiap bahaya itu dijauhi. Tidak boleh mendatangkan bahaya pada diri maupun pada orang lain, itu perintah," ungkapnya.

Ia menambahkan, ada pula yang mengatakan, jangan takut sama virus, tapi takutlah sama Allah. "Lho, kok dibenturkan? Rasa takut itu sifatnya sementara, sebagai reaksi dari gharizah (naluri) manusia yang Allah ciptakan. Tiba-tiba mati lampu, terdengar suara-suara aneh, muncul rasa takut, itu biasa. Langsung melakukan tindakan yang semestinya dan sewajarnya. Jadi takut itu tidak masalah, ketakutan yang boleh," bebernya.

Ia menjelaskan, anjuran Nabi Muhammad SAW melalui hadisnya, orang yang sakit itu dipisahkan dengan yang sehat, karena syariat mengaturnya. "Sabda Nabi, pisahkan unta yang sehat dan unta yang sakit. Unta saja dipisahkan, apalagi manusia," ujarnya.

"Kata Nabi jika ada wabah, maka larilah engkau, seperti engkau sedang dikejar sesekor singa, itu perintah Nabi. Jadi tidak boleh ketakutan, namun harus menjalankan apa yang diperintahkan oleh Nabi kepada kita," imbuhnya.

Ia mengatakan, bila ada yang positif Corona, maka, jangan berkumpul dengan orang yang belum terpapar Corona alias negatif. Karena menurutnya, hal itu bisa menularkan ke orang lain dan tidak boleh membahayakan orang lain. "Lakukan isolasi mandiri, agar tidak menyebarkan kepada yang lain. Itu syariat Nabi dan itu perintah Allah," pungkasnya.[] Witri Osman
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar