Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Persiapan Muhammad SAW untuk Menerima Kepemimpinan


Topswara.com -- Allah mempersiapkan dan menyempurnakan kemampuan Muhammad SAW dengan kebiasaan-kebiasaan terpuji sebelum menerima kepemimpinan. Persiapan tersebut meliputi beberapa perkara:

Pertama, menggembala kambing, ketika Rasulullah beranjak dewasa beliau bekerja sebagai penggembala kambing. Hidup di tengah-tengah alam yang indah dan tenang mempu menghadirkan banyak inspirasi. Pandangan yang selalu terarah pada keindahan ciptaan Allah mampu mempengaruhi alam pikiran. Merenung dan berpikir. Ketika menggembalakan kambing Muhammad SAW selalu memastikan kambingnya tidak tersesat,  menjaganya dari serigala buas dan zalim, menjauhi tempat tandus dan mendatangi tempat yang baik (subur). Hal itu sama persis dengan yang dilakukan seorang pemimpin dalam meriayah rakyatnya.

Kedua, banyak melakukan perjalanan, banyaknya negeri yang dikunjungi menyebabkan Muhammad SAW bisa mengenali berbagai macam karakter manusia  serta keadaan masyararakat di berbagai daerah yang berbeda. Hal itu merupakan bekal penting untuk calon pemimpin  yang akan memimpin seluruh umat.

Ketiga, mengalami mimpi yang nyata, ketika masa penyerahan tampuk kepemimpinan sudah dekat Muhammad SAW sering mengalami mimpi yang nyata. Hal itu menambah kepercayaan diri karena pada masa itu mimpi memiliki memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia dalam mengambil keputusan.

Keempat, pohon dan bebatuan memberikan salam. Ibnu Ishaq menuturkan  bahwa ketika masa diutusnya Muhammad sebagai Nabi sudah dekat, setiap kali beliau keluar ke tempat terbuka, jalan setapak, maupun bukit maka beliau tidak melewati bebatuan dan pepohonan kecuali bebatuan dan pohon tersebut mengucapkan salam. “ Assalamu’alaikum, wahai Rasulullah ”.

Dari Jabir bin Sumarah ra. Bahwa Rasulullah bersabda : “ Sesungguhnya di Mekkah ada batu yang memberi salam kepadaku, tepatnya di malam ketika aku diangkat sebagai Rasul, namun sekarang aku sudah tidak mengenalnya lagi”  (HR Muslim dan Tirmidzi).

Kelima, senang mengasingkan diri,  orang-orang  Arab yang masih teguh memegang ajaran Ibrahim terbiasa mengasingkan diri untuk merenungi nikmat dan karunia Allah. Ketika masa penyerahan kepemimpinan sudah dekat Muhammad SAW senang mengasingkan diri. Beliau keluar menuju gua Hira, sebuah tempat yang berada di dataran tinggi dan jauh dari keramaian. Beliau mengasingkan diri selama sebulan tiap tahunnya. Hal itu bertujuan untuk membersihkan sifat iri, dengki, dendam dan membawa ruhnya ke tempat tinggi untuk menjauhi berhala.

Menerima Kepemimpinan

Setelah persiapan untuk menerima kepemimpinan sempurna, maka Allah menyerahkan pucuk kepemimpinan umat kepadanya. Muhammad menerima kepemimpinan ketika beliau sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia , ketika menyepi di gua Hira.

Rasulullah berada dalam kondisi antara tidur dan bangun ketika seseorang ( Jibril) datang membawa kitab yang dilipat dengan sepotong kain sutera. Lalu dia membukanya dan berkata “ Bacalah,”. “Aku tidak bisa membaca, ” kata Rasulullah. Kemudian dia menarik Rasulullah dengan keras lalu melepaskannya  dan berkata “Bacalah,”. Brau Rasulullah berkata “ Apa yang akan aku baca?”.

Setelah Rasulullah membacanya, orang tersebut kemudian pergi, Rasulullah bangkit perasaaanya seolah runtuh. Rasulullah keluar dari gua, lalu beliau mendengar suara dari langit “ Hai Muhammad, kamu utusan Allah, sedang aku Jibril, ”. Beliau melihat langit, ternyata Jibril dalam wujud seorang laki-laki. 

Rasulullah pulang, beliau menceritakan apa yang dialami kepada istrinya, Khadijah. Lalu Khadijah berkata : “ Gembiralah dan tegarlah, wahai putra paman, demi Dzat yang menguasai diri Khadijah, sungguh aku benar-benar berharap bahwa engkaulah  Nabi yang ditunggu-tunggu umat ini, ”.

Bersambung...

Ditulis kembali oleh: Dadik Trisatya

Disadur dari buku Sirah Nabawiyah, Prof.  DR. Muh. Rawwas Qol’ahji
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar