Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pengertian Khilafah/Imamah


Topswara.com -- Pertama, Al-Imam Abu al-Hasan al-Mawardi asy-Syafi’i (w. 450 H):

الإمامة موضوعة لخلافة النبوة في حراسة الدين وسياسة الدنيا. 

“Imamah adalah sebutan bagi pengganti Kenabian dalam menjaga agama (Islam) dan mengatur urusan dunia (dengannya).”

Al-Mawardi, Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad. 2006. Al-Ahkâm As-Sulthâniyyah, (Kairo: Dar al-Hadits) hlm 15

Faidah:
Pertama, berarti tujuan utama dari pada khilafah/imamah adalah menggantikan peran Rasulullah dalam menjaga berlangsungnya penerapan agama Islam (syariat Islam) dan sekaligus mengatur urusan duniawi. 
Kedua, bukan malah sebaliknya hanya mengurus urusan duniawi tanpa mempedulikan penerapan syari'at Islam, bahkan menolaknya, sebagaimana halnya terjadi pada sistem sekular Demokrasi. 


Kedua, Imamul Haramain al-Juwaini asy-Syafi’i (w. 478 H)

الإمامة رياسة تامة وزعامة عامة، تتعلق بالخاصة والعامة، في مهمات الدين والدنيا. 

“Imamah adalah kepemimpinan yang utuh (totalitas) sekaligus bersifat umum, yang meliputi kalangan khusus dan umum, dalam urusan agama (Islam) sekaligus dunia.”

Al-Juwaini, Abu al-Ma’ali ‘Abdul Malik bin Abdullah. 2011. Ghiyâts al-Umam fî Iltiyâts azh-Zhulam. (Beirut: Dar al-Minhaj), hlm 217

Faidah:
Berarti imamah/khilafah merupakan bentuk kepemimpinan umum umat Islam yang membawahi semua kalangan (ulama dan awam), dalam urusan agama sekaligus dunia (kepemimpinan agama sekaligus kepemimpinan politik). 

Ketiga, Al-Imam ‘Adhuddin al-Iji (w. 756 H)

والأولى أن يقال هي خلافة الرسول في إقامة الدين بحيث يجب اتباعه على كافة الأمة. وبهذا القيد يخرج من ينصبه الإمام في ناحية والمجتهد والآمر بالمعروف. 

“Lebih tepatnya dikatakan: Imamah adalah pengganti Rasulullah dalam menegakkan agama (Islam), yang wajib ditaati oleh seluruh umat (Islam). Berdasarkan batasan yang demikian ini maka tidak termasuk di dalamnya orang yang diangkat oleh sang Imam (khalifah) di suatu distrik tertentu, seorang mujtahid, dan juga orang yang menyeru kepada ke-makruf-an.” 

Al-Iji, ‘Adhuddin ‘Abdurrahman bin Ahmad. 1997. Kitâb Al-Mawâqif. (Beirut: ‘Alam al-Kutub), hlm 395

Faidah:
Khilafah/imamah merupakan bentuk kepemimpinan umum umat Islam yang bersifat mengikat, sehingga wajib ditaati oleh seluruh umat Islam sedunia.
Pertama, bukan kepemimpinan yang bersifat parsial di suatu distrik tertentu saja.
Kedua, bukan pula kepemimpinan yang tidak mengikat seperti kepemimpinan imam madzhab yang tidak wajib diikuti oleh seluruh umat.
Ketiga, dan juga bukan kepemimpinan/penegakan agama yang bersifat tidak mengikat sebagaimana amar makruf yang dilakukan oleh individu. 

Keempat, Al-Imam Ibnu Khaldun al-Maliki (w. 808 H)

ﻭاﻟﺨﻼﻓﺔ ﻫﻲ ﺣﻤﻞ اﻟﻜﺎﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻘﺘﻀﻰ اﻟﻨﻈﺮ اﻟﺸﺮﻋﻲ ﻓﻲ ﻣﺼﺎﻟﺤﻬﻢ اﻷﺧﺮﻭﻳﺔ ﻭاﻟﺪﻧﻴﻮﻳﺔ اﻟﺮاﺟﻌﺔ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺇﺫ ﺃﺣﻮاﻝ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺗﺮﺟﻊ ﻛﻠﻬﺎ ﻋﻨﺪ اﻟﺸﺎﺭﻉ ﺇﻟﻰ اﻋﺘﺒﺎﺭﻫﺎ ﺑﻤﺼﺎﻟﺢ اﻵﺧﺮﺓ ﻓﻬﻲ ﻓﻲ اﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻦ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﺸﺮﻉ ﻓﻲ ﺣﺮاﺳﺔ اﻟﺪﻳﻦ ﻭﺳﻴﺎﺳﺔ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﻪ

“Khilafah adalah kepemimpinan atas seluruh umat berdasarkan sudut pandang syari’at (Islam) untuk kemaslahatan akhirat mereka dan juga sekaligus untuk kemaslahatan duniawi mereka yang mengacu padanya (pada kemaslahatan akhirat). Karena segala kondisi di dunia ini akan diperhitungkan di sisi Allah berdasarkan kemaslahatannya di akhirat. Ia pada hakikatnya adalah pengganti daripada Rasulullah dalam menjaga agama (Islam) dan dalam mengatur urusan dunia dengannya (dengan agama Islam).” 

Ibnu Khaldun, ‘Abdurrahman bin Muhammad. 1988. Muqaddimah Ibn Khaldûn. (Beirut: Dar al-Fikr) Cet. II, hlm 239

Kelima, Al-Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin ‘Umar bin Sulaiman al-Dumaiji

والمختار من هذه التعريفات ما ذكره ابن خلدون لأنه الجامع المانع في نظري، وبيان ذلك أنه في قوله (حمل الكافة) يخرج به ولايات الأمراء والقضاة وغيرهم، لأن لكل منهم حدوده الخاصة به وصلاحيته المقيدة، وفي قوله (وعلى مقتضى النظر الشرعي) قيد لسلطته، فالإمام يجب أن تكون سلطاته مقيدة بموافقة الشريعة الإسلامية، وفيه أيضا وجوب سياسة الدنيا بالدين، لا بالأهواء والشهوات والمصالح الفردية، وهذا القيد يخرج به الملك. وفي قوله (في مصالحهم الأخروية والدنيوية) تبيين لشمول مسؤولية الإمام لمصالح الدين والدنيا، لا الاقتصار على طرف دون الآخر. 

“Definisi imamah/khilafah yang terpilih dari sejumlah definisi di atas* adalah apa yang disebutkan oleh Ibnu Khaldun, karena menurutku dia bersifat komprehensif (al-jâmi') dan protektif (al-mâni'). Penjelasannya adalah, bahwa bagian “kepemimpinan atas seluruh umat” akan mencegah masuknya kekuasaan para amîr (penguasa distrik tertentu), kadi, dan yang lainnya. Karena setiap dari mereka memiliki batasan tertentu dan kewenangan yang terikat. Sedangkan bagian “berdasarkan sudut pandang syari’at” merupakan batasan bagi otoritasnya. Maka seorang imam/khalifah kekuasaannya wajib sesuai dengan syari’at Islam. Demikian juga wajibnya mengatur urusan dunia dengan agama (Islam), bukan dengan hawa nafsu, syahwat, dan kepentingan pribadi. Batasan ini mencegah masuknya sistem kerajaan. Dan sedangkan bagian “untuk kemaslahatan akhirat dan juga kemaslahatan duniawi mereka” adalah untuk memperjelas ke-komprehensif-an tanggung-jawab seorang imam/khalifah yang meliputi urusan agama dan dunia sekaligus, tidak terbatas pada salah satunya saja.”

Al-Dumaiji, Abdullah bin ‘Umar bin Sulaiman. 1408. Al-Imâmah al-’Uzhmâ ‘inda Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah, (Riyadh: Dar Thaibah), hlm 45-46

__________

*setelah menyebutkan sejumlah definisi oleh al Imam al Mawardi, al Imam al Juwaini, al Imam an Nasafi, al Imam al Iji, al Imam Ibnu Khaldun, dan al Imam al Muthi'i

Keenam, Al-Imam Abu ats-Tsana` al-Ashfahani (w. 749 H)

الإمامة عبارة عن خلافة شخص من الأشخاص للرسول عليه الصلاة والسلام في إقامة القوانين الشرعية وحفظ حوذة الملة على وجه يجب اتباعه على كافة الأمة. 

“Imamah/khilafah adalah sebutan untuk hal menggantikan posisi Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam menerapkan perundang-undangan syari’at (Islam) dan menjaga keutuhan wilayah kekuasaan (Islam) oleh seorang individu tertentu, yang wajib ditaati oleh seluruh umat Islam.” 

Al-Ashfahani, Abu Ats-Tsana` Syamsuddin bin Mahmud bin ‘Abdurrahman. 2008. Mathâli’ al-Anzhâr ‘alâ Matn Thawâli’ al-Anwâr. (Kairo: Dar al-Kutabi) hlm 228


Ditulis kembali oleh: Achmad Mu’it 

Disadur dari postingan grup FB JEJAK KHILAFAH DI KITAB ULAMA oleh Azizi Fathoni 31 Oktober 2020
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar