Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

"Gombal" Jangan Kamu Anggap Remeh



Bu Iyem, seorang ibu rumah tangga yang terkenal rajin dan rapi  dalam  urusan rumah tangga. Setiap hari ia pun bergelut dengan hal - hal kotor misalnya dapur penuh perkakas,  ruang tamu yang berdedu dan kurang rapi, kamar tidur  yang bergelantungan baju, dan halaman rumah yang penuh dengan rumput liar dan dedaunan kering.

Maklum Bu iyem adalah satu - satunya perempuan yang tinggal di rumah tersebut. Suaminya super sibuk, pergi pagi pulang petang sehingga  tak sempat  membantu istrinya. Si boy, anak satu - satunya juga sibuk kuliah. apalagi akhir - akhir ini sedang mempersiapkan ujian pendadaran.

Namun meski ia sendiri, rumahnya kelihatan rapi dan bersih. Tak satupun kain/ baju yang tidak terpakai berada disembarang tempat. Gombal - gombal yang tidak berguna dirawat dengan benar. Dicuci  kemudian dimasukkan kedalam kardus lalu ditaruh pada tempat khusus. Karena ia sangat menyadari, bahwa  gombal suatu saat  akan dibutuhkan. Entah untuk membersihkan meja, motor,dan kaca. Atau Hanya sekedar disimpan saja, jikalau sewaktu - waktu ada orang lain yang membutuhkannya.

Saudaraku, Gombal itu identik dengan baju bekas yang sudah tidak layak untuk digunakan kembali, karena sudah kotor, kusut dan sobek - sobek. Di mana kebanyakan orang hanya dibuang begitu saja, tanpa memikirkan dampak buruk bagi lingkungan. 

Gombal, barang yang kebanyakan orang  dibuang begitu saja, sebenarnya mempunyai manfaat serba guna. Barang tersebut bisa dibuat keset yang layak jual,  bisa  juga dijadikan kerajinan tas, dompet dan sejenisnya. Bisa juga dipakai montir motor atau mobil sebagai lap, sebagaimana bengkel sangat membutuhkannya.

Saudaraku, Sebelum jadi aktifis dakwah, kita itu ibarat gombal amoh, kusut, dan kotor sekali.  Yaah, kita adalah barang yang seharusnya dibuang, diinjak - injak lalu ditumpuk. Dan entah mau diapakan berikutnya. Namun setelah kita kenal dengan kajian yang mengenalkan konsep Islam secara kaffah, dari akar sampai daunnya, dari aqidah, syariah dan dakwah, kita menjadi berguna ditengah-tengah umat.

Kita, yang tadinya kotor oleh pemahaman materialisme dan kapitalisme.  Pemikiran dan aktivitas kita hanya bertumpu pada sifat duniawi seperti kerja, makan, ke mall, tidur, lalu bangun.  kemudian kerja dan terus saja bertumpu pada aktivitas tersebut. Namun setelah dibersihkan dengan pemahaman Islam yang benar. Pemikiran, perasaan, dan tujuan hidup berubah total. Pemikiran yang tadinya setiap perbuatan diukur dengan materi, kini hanya mengharap keridhaan Allah SWT. begitu juga tujuan hidupnya hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.

Kini, kita sudah layak untuk terjun kemasyarakat. Berjibaku dengan waktu dan terjalnya jalan dakwah yang penuh onak dan duri. Melewati lorong - lorong demokrasi untuk merubah keadaan masyarakat yang penuh lumpur dan kotoran liberalisme, pluralisme, dan sekulerisme. Untuk diganti dengan kesucian sistem dari sang kholiq, pencipta dan penguasa jagad raya. Karena kita sudah layak disebut aktivis dakwah.

Wahai aktivis dakwah berkontribusilah dibarisan dakwah ini sesuai kemampuan yang kalian miliki. Walau hanya mendistribusikan buletin, menempel buletin, mengeshare meme pesan dakwah, tulisan ataukah lainya yang kalian  mampu. Sebagaiman Gombal yang sudah dicuci, ada yg digunakan untuk membersihkan meja, dan adapula yang dibuat kerajinan sesuai keperluannya. Maka  Bergeraklah sesuai kemampuanmu.

Wahai aktivis dakwah, bergeraklah jangan hanya diam. Sebab kalau diam engkau hanya dibuang dan diinjak - injak oleh oleh sistem demokrasi yang saat ini mencekram umat Islam.
Bukankah Gombal yang tidak dirawat akan dibuang begitu saja, yang kemudian diinjak - injak, dan ditendang oleh tuanya.

Wahai aktivis dakwah, kita sudah layak menjadi bagian pengukir peradaban Islam.  Dimana Allah telah mempercayakan kepada kita sebagai pejuang Islam yang terpercaya untuk  meraih kemenangan di akhir zaman yang telah Alloh janjikan dan Rosululloh SAW kabarkan. Allahuakbar.

Oleh : M. Azzam Al Fatih
Penulis dan aktivis Dakwah

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar