Topswara.com -- Serba cepat, serba digital, dan serba dinamis. Mungkin itulah, kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi yang terjadi dalam kehidupan kita saat ini, terutama dalam aktivitas para pemuda muslim hari ini.
Di ruang digital pula, kita bisa melihat geliat para pemuda muslim beranjak bangun dengan isu-isu sosial yang menerpa rakyat. Apalagi, hari demi hari, semua mata rakyat semakin melihat realitas penguasa yang makin zalim dan abai ditengah kondisi yang makin mencekik.
Geliat para pemuda dalam isu-isu sosial patut diapresiasi sekaligus juga perlu dikawal. Hal ini karena pergerakan pemuda saat ini masih bersifat momentum, reaktif, dan sporadis.
Dibalik daya kritis para pemuda yang bisa menjadi energi pembangkit peran utamanya sebagai agent of change, hal yang jauh lebih penting adalah mengkawal pergerakan pemuda agar berada di rel yang benar.
Tidak bisa kita pungkiri, sekalipun ruang digital memiliki banyak kelebihan dan manfaat yang besar untuk para pemuda saat ini, namun berbagai algoritma dan derasnya alur informasi yang masuk menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi oleh para pemuda, terutama bagi mereka yang mendedikasikan dirinya menjadi aktivis, bergerak untuk rakyat.
Sungguh potensi besar ini rentan dibajak dengan algoritma, konten-konten dari para figur dan influencer yang justru malah meruntuhkan visi perjuangan yang sesungguhnya.
Karena, mau bagaimanapun ideologi kapitalisme yang saat ini menjadi sistem hidup tidak akan pernah ramah pada perjuangan Islam dan pada para aktivis pemudanya.
Kapitalisme yang memiliki sifat materialistik, sekuler, dan mengandalkan akal sebagai penopang visi hidup, tidak akan pernah berdampingan dengan Islam yang ditopang oleh kekuatan aqidah, keadilan, dan kemanusiaan yang bersumber dari aturan Ilahi.
Untuk itu, sudah saatnya pemuda mengeluarkan diri dari realitas dan algoritma yang buruk dan rusak, beralih kepada jalan kebangkitan yang hakiki.
Krisis kepercayaan rakyat saat ini pada penguasa, aturan dan kebijakan yang berjalan menunjukkan kondisi kapitalisme yang sudah kehilangan kendali atas kerusakan yang mereka buat sendiri.
Jangan sampai, para pemuda terjebak dalam kekacauan keadaan atau hanya mencukupkan diri sebagai pengamat yang bermata tajam, tetapi kehilangan visi dan solusi hidup.
Daya kritis dan geliat para aktivis pemuda sudah saatnya bersinergi dengan visi hidup yang jelas yakni Islam sebagai agama, pondasi, dan sistem hidup. Dengan menjadikan Islam sebagai visi hidup, akan memudahkan peta perjalanan pejuangan para aktivis pemuda supaya tidak kehilangan arah.
Para aktivis pemuda yang mengawali gerakan perjuangan mereka dari empati, kemanusiaan, dan ketajaman dalam mengindra fakta, harus diperkuat dengan visi dan tuntunan yang jelas.
Penegasan visi Islam ini sangat penting bagi para aktivis pemuda ini yang memiliki potensi sebagai agent of change yang berpeluang besar melakukan perubahan secara revolusioner. Begitu juga potensi iron stock yang menjadi aset strategis dalam membangun peradaban.
Kedua potensi ini jika dipimpin oleh visi dan tuntunan yang benar akan memudahkan mahasiswa dalam menentukan navigasi perjuangan mereka.
Selain itu, ketika navigasi perjuangan sudah jelas, tujuan akhir akan lebih mudah digapai, motivasi dan pergerakan akan lebih terstruktur, dan daya juang para pemuda pun akan lebih maksimal. Namun, navigasi perjuangan ini haruslah dikawal oleh kelompok yang bervisi sama untuk bisa tetap mengarahkan perjuangan berada di rel yang benar.
Kelompok yang bervisi ini yang bertugas menunjukkan jalan dan tuntunan sebagaimana jalan yang digariskan oleh Islam, dan diwariskan oleh perjuangan Rasulullah Saw.
Sungguh, Islam itu kaya akan ilmu dan warisan pedoman hidup. Terkhusus, bagi para pemuda yang sudah memilih menjadi aktivis, sebenarnya Islam memiliki gambaran yang detail dan sempurna melalui sirah perjuangan dakwah Rasulullah.
Perjuangan dakwah Rasulullah Saw adalah navigasi hakiki bagi para aktivis pemuda muslim untuk dipilih, ditiru, dan dijalani. Melalui perjalanan Baginda Nabi Muhammad Saw dan para sahabat yang begitu epik, sebuah peradaban besar lahir dengan menjadikan Islam sebagai pondasi dan sistem hidup.
Peradaban ini bertahan hingga 14 abad lamanya sebagai mercusuar dunia yang banyak memberikan inspirasi dan kontribusi pada perkembangan zaman dan peradaban manusia.
Oleh karena itu, wahai para pemuda, bersiaplah menyambut peradaban baru dengan bergabung dalam kelompok barisan perjuangan bervisi Islam.
Oleh: Sheila Nurazizah
Aktivis Muslimah

0 Komentar