Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kenapa Usia 40 Harus Segera Bertobat?


Topswara.com -- Usia 40 bukan sekadar angka. Dalam Islam, ia adalah titik balik kesadaran, saat hidup tidak lagi layak dijalani dengan coba-coba, apalagi menunda tobat. Di usia ini, manusia seharusnya mulai jujur pada diri sendiri bahwa waktu ke depan semakin pendek, sementara catatan amal baik dan buruk sudah panjang.

Allah SWT menyebut usia ini secara khusus dalam Al-Qur’an, “Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa: ‘Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu… dan aku bertobat kepada-Mu’” (QS. Al-Ahqaf: 15) 

Ayat ini bukan kebetulan. Ulama tafsir menjelaskan bahwa usia 40 adalah puncak kematangan akal, jiwa, dan kesadaran ruhiyah. Setelah itu, hidup bukan lagi fase mengumpulkan pengalaman, melainkan fase 
mempertanggungjawabkan pilihan hidup.

Imam Al-Qurthubi menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa usia 40 adalah saat manusia sempurna akalnya dan paling layak dimintai tanggung jawab penuh di hadapan Allah. Maka jika pada usia ini seseorang belum bertobat, hatinya dikhawatirkan mengeras.

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa banyak Nabi diutus atau menerima wahyu pada sekitar usia 40 tahun. Ini menunjukkan bahwa usia tersebut adalah usia kesiapan ruhani untuk memikul amanah besar. Jika para nabi memulai misi agung di usia ini, lalu dengan apa manusia biasa menghabiskan usia 40-nya?

Rasulullah SAW bersabda, “umur umatku antara 60 sampai 70 tahun, dan sedikit dari mereka yang melewatinya” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini seharusnya membuat kita jujur. Jika rata-rata usia umat ini sekitar 60–70 tahun, maka usia 40 artinya kita sudah melewati setengah perjalanan hidup. Setengah pertama dihabiskan untuk belajar, bekerja, membangun keluarga. Setengah sisanya? Seharusnya dipenuhi dengan perbaikan diri, berdakwah dan taubat.

Hasan Al-Bashri berkata, “wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap hari berlalu, maka berkuranglah bagian dirimu."

Ucapan ini terasa semakin nyata di usia 40. Tubuh mulai memberi sinyal, seperti stamina menurun, penyakit datang bergantian, orang-orang terdekat mulai berpulang. Semua itu adalah peringatan lembut dari Allah, bahwa dunia bukan tempat tinggal abadi.

Mengapa harus segera bertobat di usia 40 Karena di usia ini, dosa tidak lagi bisa dibungkus dengan alasan ‘masih muda’. Kesalahan tidak lagi layak dibilang ‘lagi fase cari jati diri’. Semua sudah jelas. Maka menunda tobat di usia ini adalah bentuk kelalaian yang disengaja.

Imam Ibnul Jauzi berkata, “Orang yang panjang angan-angan akan menunda tobat, dan orang yang menunda taubat sedang berjalan menuju kebinasaan tanpa ia sadari."

Usia 40 adalah usia di mana topeng dunia mulai retak. Kita mulai sadar bahwa harta tak selalu menenangkan, pujian tak selalu jujur, dan manusia bisa pergi kapan saja. Maka satu-satunya tempat bersandar yang benar hanyalah Allah.

Tobat di usia 40 bukan tanda gagal menikmati hidup. Justru ia tanda kedewasaan iman. Bukan berarti berhenti berbahagia, tetapi mengubah arah bahagia, dari sekadar menyenangkan manusia, menjadi mencari ridha Allah.

Karena siapa yang menunda tobat, sejatinya sedang berjudi dengan ajal dan siapa yang bertobat di usia 40, ia sedang menyelamatkan sisa hidupnya. Barakallahufikum. []


Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar