Topswara.com -- Praktisi Parenting Ustaz Bendri Jaisyurrahman, mengatakan bahwa negeri ini sudah lama fatherless, sehingga ketika anak bangsa meluapkan kekecewaan akibat ketidakadilan, yamg dilakukan bukan pendekatan seorang ayah (pemimpin).
"Negeri ini mungkin sudah terlalu lama fatherless. Sehingga ketika ada anak bangsa yang meluapkan amarah dan kecewanya akibat ketidakadilan yang mereka rasakan pendekatan yang dilakukan justru bukanlah pendekatan seorang ayah. Yang ada adalah lebih banyak memarahi, memukul bahkan menasehati menganggap mereka salah," paparnya di akun Instagram ajobendri, Selasa (2/9/2025).
Padahal, bisa jadi yang anak bangsa butuhkan adalah figur ayah dari seorang pemimpin yang dengan bijak mau menemui mereka, berbincang dengan mereka, mendengarkan isi hati mereka, sehingga mereka merasa perasaan mereka diterima, amarah mereka dipahami. Setelah itu berbincang/ berdiskusi bersama menyelesaikan masalah yang terjadi. Inilah yang dibutuhkan hari ini figur ayah. Seorang ayah dari seorang pemimpin.
"Kita berharap presiden kita bisa menjadi sosok ayah bagi anak bangsa. Mengayomi semua pihak. Kemarin (saat terjadi demonstrasi besar-besaran pada akhir agustus 2025) presiden sudah mengayomi ketika polisi terluka dan mendatanginya. Kita berharap presiden bukan hanya mengayomi satu pihak saja, tetapi mengayomi semuanya. Para demonstran diajak bicara ditemui sebagai seorang ayah yang mendengar. Juga semua pihak yang mungkin masih memendam kekecewaan kepada kebijaksanaan hari ini," ungkapnya.
Maka, ketika ada kondisi di mana amarah seringkali dilampiaskan dengan cara yang tidak benar janganlah melakukan tindakan yang justru membuat amarah makin meluap-luap, mari tenangkan dan itu diharapkan dari pemimpin hari ini.
"Jadilah ayah agar negeri kita benar-benar tidak jadi fatherless country dan tentu kita berdoa semoga negeri kita negeri yang aman, negeri yang dijauhkan segala malapetaka dan bencana dan paling penting terjadi ikatan persaudaraan antar anak bangsa negeri ini sejatinya merindukan sosok ayah," pungkasnya.[] Alfia Purwanti
0 Komentar