Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Anak Muda Terlunta di Krisis Tenaga Kerja: Islam Solusinya


Topswara.com -- Anak muda Indonesia sedang menanggung beban krisis global, ironisnya hal itu bukan akibat dari kesalahan mereka. Di Inggris, Prancis, AS, hingga Cina, angka pengangguran melonjak. Fenomena absurd pun muncul; kerja pura-pura, kerja tanpa digaji, hanya untuk dianggap produktif (cnbcindonesia.com, 30/08/2025). 

Dunia seolah menertawakan generasi muda yang mestinya menjadi harapan. Mereka menjadi korban kegagalan sistem kapitalisme yang menempatkan materi dan keuntungan di atas kehidupan manusia.

Di Indonesia, meski angka pengangguran nasional tercatat menurun, kenyataannya lebih menyakitkan; separuh pengangguran adalah anak muda. Mereka yang menempuh pendidikan tinggi dan vokasi pun tak luput dari jeratan pengangguran (celios.co.id, 09/2024).

Krisis Tenaga Kerja dan Kegagalan Kapitalisme

Krisis tenaga kerja global menegaskan kegagalan kapitalisme. Sistem ini menekankan efisiensi dan akumulasi modal bagi pemilik modal, sehingga PHK massal atau otomatisasi dianggap wajar demi profit. Di Inggris, fenomena zero-hour contract membuat pekerja formal sekalipun tanpa kepastian kerja.

Tingginya pengangguran juga dipicu konsentrasi kekayaan. Data Celios menunjukkan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan 50 juta rakyat biasa. Startup gagal berkembang karena modal dikuasai konglomerat, sementara pengusaha kecil sulit mendapat pinjaman. Akibatnya, generasi muda yang ingin berwirausaha sulit bersaing.

Upaya pemerintah seperti job fair atau sekolah vokasi pun kerap sebatas formalitas. Banyak lulusan vokasi tetap menganggur karena keterampilan mereka tidak sesuai kebutuhan industri. 

Misalnya di Jawa Timur, lulusan SMK teknik mesin atau perhotelan kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai jurusan. Job fair hanya memberi peluang wawancara singkat tanpa jaminan kerja.

Selama kapitalisme mendominasi, pengangguran menjadi masalah struktural. Sistem ini menekankan persaingan pasar dan keuntungan, bukan distribusi adil. Saat krisis ekonomi atau otomatisasi, pengangguran langsung melonjak tanpa ada jaminan stabilitas. 

Contohnya di Prancis, meski ada program pemerintah, angka pengangguran muda tetap tinggi karena perusahaan memilih pekerja kontrak. Di Indonesia, pabrik multinasional sering pindah ke negara dengan upah lebih rendah, meninggalkan pekerja lokal.

Islam Solusi Hakiki Krisis Tenaga Kerja

Berbeda dengan kapitalisme, Islam menempatkan penguasa sebagai raa’in, pelindung rakyat yang bertanggung jawab menyediakan pekerjaan. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah penggembala, dan setiap penggembala akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Negara Islam memastikan kesejahteraan tenaga kerja dengan lima pilar utama:

Pertama, pendidikan berkualitas. Kurikulum berbasis akidah menyiapkan generasi berkepribadian Islam sekaligus menguasai sains dan teknologi. Pendidikan bukan sekadar menyiapkan tenaga kerja murah, tetapi membentuk insan berilmu dan mulia. 

Allah berfirman: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” (QS. Al-Mujadalah: 11).

Kedua, distribusi kekayaan adil. Pajak adil, zakat, dan wakaf memastikan harta tidak hanya berputar di tangan segelintir orang. Dengan ini, peluang membangun usaha terbuka luas. 

Allah berfirman: “Dan pada harta mereka ada hak untuk orang miskin yang memintanya dan orang yang tidak mampu meminta” (QS. Adz-Dzariyat: 19).

Ketiga, fasilitas modal dan dukungan usaha. Negara menyediakan modal, teknologi, dan pembinaan agar wirausaha muda bisa menciptakan lapangan kerja, bukan sekadar menjadi pencari kerja.

Keempat, industrialisasi dan pembangunan infrastruktur. Pembangunan industri strategis diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja nyata dan merata, tidak hanya di kota besar.

Kelima, perlindungan hukum bagi pekerja. Tidak ada lagi kerja tanpa upah, PHK sewenang-wenang, atau eksploitasi. Rasulullah SAW bersabda, “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya mengering” (HR. Ibnu Majah).

Dengan sistem Islam, anak muda menjadi produktif, kreatif, dan bermartabat. Mereka tidak lagi menjadi korban statistik pengangguran, tetapi agen perubahan sosial dan ekonomi.

Penutup

Krisis tenaga kerja global adalah bukti nyata kegagalan kapitalisme. Anak muda dibiarkan terlunta, sementara masa depan bangsa dipertaruhkan. Islam menawarkan solusi hakiki dengan memastikan penguasa bertanggung jawab, mendistribusikan kekayaan adil, dan membuka lapangan kerja.

Generasi muda adalah investasi umat. Mengabaikan mereka berarti mengabaikan masa depan. Kapitalisme terbukti gagal, hanya Islam yang mampu memberikan jalan keluar. []


Oleh: Zahida Ar-Rosyida (Aktivis Muslimah Banua)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar