Topswara.com -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengutuk pembunuhan enam jurnalis Palestina dalam serangan udara Israel di Gaza City pada Minggu (10/8), kata Stephane Dujarric, juru bicara (jubir) Guterres pada Senin (11/8) (antaranews.com, 12/08/2025).
Selain itu, Gaza masih dalam kondisi yang sama. Sebanyak satu juta perempuan dan anak perempuan masih menghadapi kelaparan massal, kekerasan, dan pelecehan di Gaza. Demikian disampaikan Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) pada Sabtu (16/8) di platform media sosial X.
Pada saat yang sama, Netanyahu malah berencana untuk merelokasi penduduk Gaza dari zona pertempuran ke selatan. Dengan menggunakan alasan untuk "memastikan keselamatan penduduk". Terlebih lagi sekarang para jurnalis yang jadi sasaran kebrutalan para zionis isr*el (cnbcindonesia, 18/08/2025).
Pembunuhan Jurnalis Bentuk Pembungkaman
Pembunuhan jurnalis hakikatnya untuk membungkam media agar tidak menyiarkan kejahatan genosida di Gaza. Al-Jazeera menyebut serangan yang menewaskan para jurnalisnya sebagai upaya untuk membungkam suara-suara yang mengungkap pendudukan Zionis di Gaza.
Terlebih lagi, wartawan internasional dilarang bepergian ke Gaza oleh Zionis, kecuali untuk perjalanan yang dikontrol ketat oleh militer. Serangan maut terhadap para jurnalis tersebut terjadi di tengah meningkatnya kritik terhadap keputusan PM Benjamin Netanyahu yang hendak memperluas perang di Jalur Gaza. Tak pelak, penembakan itu diduga untuk menutupi kejahatan keji yang akan mereka lakukan.
PBB dan sejumlah badan kemanusiaan telah mengutuk rencana perluasan tersebut. Jika rencana perluasan perang dilaksanakan, kemungkinan akan memicu bencana lain di Gaza.
Sejak Juli badan-badan PBB bahkan telah memperingatkan bahwa kelaparan sedang melanda wilayah Gaza akibat pembatasan ketat oleh Zionis terhadap masuknya bantuan ke sana.
Tidak heran, Zionis pun makin brutal. Mereka merasa di atas angin dengan dukungan politik dari AS selaku anggota DK PBB serta pengkhianatan para pemimpin negeri Muslim. Sebaliknya, nasib Gaza makin miris.
Namun, realitas ini sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Zionis sejatinya sudah putus asa dengan perlawanan rakyat Gaza yang selama hampir dua tahun ini seolah-olah tidak kunjung padam.
Genosida melalui upaya pelaparan warga Gaza benar-benar menampakkan langkah Zionis yang membabi-buta. Zionis bahkan tidak peduli dengan hukum apa pun.
Perilaku ini menunjukkan ketakmampuan mereka mengalahkan perjuangan rakyat Gaza secara ksatria. Akan tetapi mirisnya sikap para pemimpin negeri Muslim dalam deklarasi New York, yaitu deklarasi bersama terkait menyerukan Hamas untuk melucuti persenjataan mereka, membebaskan semua sandera, mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza, dan menyerahkan kekuasaan atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina. Mereka tetap saja diam tanpa selangkah pun mengirimkan pasukan militer.
Saatnya Umat Bangkit dengan Khilafah
Pembunuhan jurnalis tak akan memadamkan perjuangan rakyat Gaza. Mereka memahami kemuliaan yang Allah berikan atas tanah yang diberkahi dan juga kemuliaan menjaga tanah tersebut. Umat Islam wajib menolong dan mengobarkan perjuangan rakyat Gaza hingga tanah mereka bisa dibebaskan seutuhnya.
Saudara Muslim kita di Gaza adalah bagaikan satu tubuh dengan kita. Tidak pantas kaum Muslim egois, apalagi memilih menjunjung tinggi nasionalisme dan merasa bahwa Gaza bukan urusan kita.
Jihad dan khilafah solusi pembebasan genosida di Gaza. Wajib membangun kesadaran umat agar jihad dan khilafah dapat segera terwujud. Maka perlu ada aktivitas dakwah bersama jamaah dakwah ideologis menjadi kebutuhan penting.
Jamaah dakwah tersebut berdiri di atas pemikiran (fikrah) yang jelas, jernih, murni, dan cemerlang. Jamaah tersebut mengetahui, memahami, dan siap menerapkan metode (thariqah) bagi fikrahnya. Jamaah itu juga bertumpu pada orang-orang yang sepenuhnya sadar serta memiliki kesadaran dan niat yang benar.
Mereka adalah orang-orang yang tidak sekadar berbekal keinginan dan semangat, tapi juga akidah serta pemikiran yang kuat dan sahih. Mereka juga memiliki ikatan yang benar satu sama lainnya yang jauh dari ikatan kemanfaatan, materi, apalagi kepentingan sesaat.
Jelas, aktivitas dakwah bersama jamaah dakwah Islam ideologis ini menjadi kebutuhan penting bagi umat Islam seluruhnya. Allah Taala berfirman,
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran: 104). []
Oleh: Wike Wijayanti
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar