Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Misi Utama Rasulullah Muhammad ﷺ untuk Kebahagiaan Manusia


Topswara.com -- “Baguskan Akhlakmu, Kau Akan Sukses dan Bahagia di Mana Saja.”

Pendahuluan: Rahmat yang Membahagiakan

Sejarah mencatat bahwa setiap nabi yang diutus Allah memiliki tugas khusus untuk umatnya. Nabi Nuh menyeru kepada tauhid, Nabi Musa membawa syariat, Nabi Isa mengajarkan kasih sayang, dan Rasulullah Muhammad ﷺ diutus dengan misi paling agung: menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Allah SWT berfirman:
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

Rahmat itu diwujudkan bukan hanya dalam bentuk wahyu Al-Qur’an, tetapi juga dalam perilaku sehari-hari Rasulullah ﷺ. Beliau adalah Al-Qur’an yang berjalan, teladan akhlak mulia yang bisa dipraktikkan oleh manusia sepanjang zaman.

1. Akhlak sebagai Inti Misi Kenabian

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad, Malik, dan Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad).

Hadis ini menegaskan bahwa misi inti beliau bukan hanya membangun peradaban lahiriah, tetapi juga menyempurnakan kualitas batin manusia. Akhlak menjadi pondasi dari seluruh aspek: ibadah, muamalah, kepemimpinan, dan kehidupan sosial.

Tanpa akhlak, ibadah kehilangan ruhnya. Tanpa akhlak, ilmu menjadi alat kesombongan.
Tanpa akhlak, kekuasaan berubah menjadi penindasan.
Tanpa akhlak, harta menjerumuskan ke kerakusan.

Dengan akhlak mulia, semua itu menjadi jalan menuju kebahagiaan sejati.

2. Kebahagiaan Hakiki: Bukan Materi, Melainkan Hati yang Tenang

Manusia modern sering mencari kebahagiaan dalam harta, popularitas, dan teknologi. Namun, betapa banyak orang kaya raya justru hidup dalam kecemasan, depresi, dan kesepian. Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa kebahagiaan bukanlah banyaknya harta, melainkan ketenangan hati.

Beliau bersabda:
“Bukanlah kaya itu banyaknya harta, tetapi kaya adalah kaya hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Akhlak mulia melahirkan ketenangan hati. Orang yang sabar, pemaaf, jujur, dan tawadhu akan lebih damai, karena ia hidup sesuai dengan fitrah. Sebaliknya, sifat sombong, iri, dengki, dan rakus membuat hati gelisah meski lahiriah terlihat sukses.

3. Akhlak: Kunci Sukses di Dunia

Orang yang berakhlak mulia akan sukses di mana pun ia berada.

Pertama, dalam keluarga: akhlak mulia menjadikan rumah tangga penuh cinta dan saling menghormati. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku.” (HR. Tirmidzi).

Kedua, dalam pekerjaan: orang yang jujur dan amanah akan dipercaya. Nabi ﷺ digelari Al-Amin (yang terpercaya) jauh sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Kejujuran inilah yang menjadi modal sukses dalam bisnis, kepemimpinan, dan relasi sosial.

Ketiga, dalam masyarakat: akhlak mulia membuat seseorang disukai, didengar, dan dihormati. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).

Keempat, dalam dakwah: banyak orang masuk Islam bukan karena argumentasi logika semata, tetapi karena akhlak lembut Rasulullah ﷺ.

4. Keteladanan Akhlak Rasulullah ﷺ

Mari kita renungkan beberapa contoh akhlak Rasulullah yang luar biasa:

Pemaaf: ketika menaklukkan Makkah, beliau berkata kepada kaum Quraisy yang dulu menyakitinya: “Pergilah, kalian bebas.” Rendah hati: meski pemimpin agung, beliau menambal sandalnya sendiri, memerah susu kambing, dan duduk bersama rakyat jelata.

Penyayang: beliau menangis ketika mendengar bayi menangis dalam shalat, mempercepat bacaan agar sang ibu tidak kesulitan. Sabar: beliau difitnah, dilempari batu, dicaci, tetapi tetap mendoakan kaumnya agar mendapat hidayah.

Akhlak inilah yang mengubah hati manusia, meluluhkan musuh, dan menjadikan Islam agama yang berkembang pesat.

5. Baguskan Akhlakmu: Jalan Bahagia di Mana Saja

Kita hidup di era globalisasi, berpindah-pindah lingkungan: rumah, sekolah, kampus, kantor, komunitas, bahkan dunia digital. Namun, satu hal yang akan membuat kita diterima dan bahagia di mana saja adalah akhlak mulia.

Jujurlah, maka orang akan percaya kepadamu. Maafkanlah, maka hatimu akan lapang. Senyumlah, maka orang lain merasa dihargai. Tahan amarahmu, maka engkau lebih kuat dari pahlawan perang. Rendahkan hatimu, maka Allah akan meninggikan derajatmu.

Seorang ulama berkata:
“Akhlak yang baik adalah kerajaan yang tak akan runtuh, harta yang tak akan habis, dan pakaian yang tak akan usang.”

6. Relevansi untuk Umat Islam Saat Ini

Umat Islam saat ini menghadapi tantangan besar: krisis moral, materialisme, konflik sosial, hoaks digital, hingga politik yang memecah-belah. Solusi utama bukan hanya ekonomi atau teknologi, tetapi kembali meneladani akhlak Rasulullah ﷺ.

Jika umat Islam memperbaiki akhlak:
Pemimpin akan adil, bukan zalim. Pedagang akan jujur, bukan curang. Keluarga akan sakinah, bukan retak.
Masyarakat akan damai, bukan penuh kebencian.

Dengan begitu, Islam akan kembali bersinar sebagai rahmat bagi semesta alam.

Penutup: Timbangan Terberat di Akhirat

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada sesuatu yang paling berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat selain akhlak yang baik.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Maka jelaslah, misi utama Rasulullah ﷺ adalah membimbing kita agar bahagia di dunia dengan akhlak mulia, dan selamat di akhirat dengan timbangan kebaikan.

Baguskan akhlakmu, kau akan sukses dan bahagia di mana saja baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah SWT pada hari perhitungan nanti.


Oleh: Dr Nasrul Syarif M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar