Topswara.com -- Generasi muda adalah aset terbesar suatu bangsa. Mereka adalah calon pemimpin yang akan menentukan arah perjalanan negeri di masa depan. Namun, realitas hari ini menunjukkan bahwa generasi kita sedang berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Hidup dalam sistem kapitalisme sekuler, generasi diliputi berbagai masalah serius yang mengancam masa depan mereka, sekaligus masa depan bangsa.
Generasi dalam Pusaran Kemaksiatan
Di era kapitalisme saat ini, banyak anak muda terperangkap dalam gaya hidup yang menyimpang. Angka penyalahgunaan narkotika semakin bertambah, perkelahian antar pelajar kerap menghiasi pemberitaan, bahkan tindak kriminal seperti begal pun makin meresahkan masyarakat. Fenomena ini mencerminkan betapa rapuhnya benteng moral generasi penerus bangsa.
Lebih dari itu, banyak generasi yang kehilangan kemampuan mengendalikan diri saat menghadapi persoalan hidup. Tingginya angka depresi, kecemasan, hingga bunuh diri di kalangan anak muda menjadi bukti nyata bahwa sistem kapitalisme gagal memberikan solusi mendasar bagi kesehatan mental generasi.
Kapitalisme hanya memandang manusia dari sisi materi, sehingga kebutuhan spiritual dan emosional diabaikan. Akibatnya, generasi mudah goyah, kehilangan arah, dan mencari pelarian dalam kemaksiatan.
Kegagalan Sistem Pendidikan Sekuler
Salah satu akar dari krisis generasi adalah sistem pendidikan sekuler kapitalis. Pendidikan hari ini hanya berorientasi pada pencapaian akademis dan keterampilan teknis semata, tanpa memperhatikan pembentukan kepribadian. Output yang dihasilkan adalah generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi miskin identitas.
Mereka tidak mengenal jati dirinya sebagai Muslim, tidak memahami misi penciptaan manusia, dan tidak tahu bagaimana seharusnya berpikir serta bertindak sesuai syariat Islam.
Akibatnya, generasi tumbuh tanpa arah yang jelas, hanya mengejar dunia, sementara akhirat dilupakan.
Padahal, pendidikan seharusnya menjadi sarana untuk membentuk manusia yang utuh: berilmu, berakhlak mulia, dan memahami tujuan hidupnya sebagai hamba Allah. Sayangnya, pendidikan sekuler gagal total dalam aspek ini.
Lingkungan Sosial dan Media yang Merusak
Selain pendidikan, faktor lingkungan sosial juga turut membentuk kepribadian generasi. Namun, dalam sistem kapitalisme, lingkungan yang ada justru tidak mendukung pembentukan karakter mulia. Kehidupan sosial masyarakat semakin individualis, aturan syariat kian terpinggirkan, dan suasana ketaatan hampir tidak terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Media, yang idealnya berfunsi sebagai wadah pembelajaran dan pencerahan, kini beralih peran menjadi saluran yang menularkan pemikiran negatih dan merusak moral generasi dan masyarakat.
Konten-konten hiburan yang merusak moral, propaganda gaya hidup bebas, serta derasnya arus budaya asing yang liberal terus dikonsumsi generasi tanpa filter. Negara pun gagal mengontrol media karena prinsip kebebasan berpendapat ala kapitalisme dijunjung tinggi.
Akibatnya, generasi terpapar berbagai ide yang menjauhkan mereka dari Islam, bahkan tanpa mereka sadari.
Islam sebagai Solusi Komprehensif
Berbagai persoalan generasi ini membutuhkan solusi yang komprehensif dan mendasar. Solusi itu hanya ada dalam sistem Islam, yang diterapkan secara kaffah di bawah institusi negara khilafah.
Dalam sistem Islam, negara berperan sebagai penanggung jawab urusan umat, termasuk memastikan terbentuknya generasi berkepribadian mulia yakni Islam.
Sistem pendidikan Islam tidak hanya menekankan aspek akademis, tetapi juga memfokuskan pada pembentukan kepribadian Islam.
Generasi dibimbing untuk memahami tujuan penciptaan, diajarkan berpikir dengan standar syariat, dan dibiasakan berperilaku sesuai akhlak Islam. Dengan demikian, mereka tumbuh sebagai Muslim sejati yang siap menjadi pemimpin umat.
Selain itu, suasana masyarakat dalam sistem Islam juga akan mendukung terbentuknya karakter generasi. Keluarga, sekolah, hingga lingkungan sosial bersama-sama menciptakan atmosfer ketaatan kepada Allah. Dengan adanya kontrol sosial berbasis amar makruf nahi mungkar, generasi akan terbiasa berada dalam lingkaran kebaikan.
Peran Media dalam Sistem Islam
Negara Khilafah juga akan menempatkan media pada peran strategis, yakni sebagai sarana edukasi dan dakwah. Media tidak dibiarkan bebas menyebarkan konten yang merusak, melainkan dikontrol agar seluruh isi siaran sejalan dengan nilai Islam. Media akan berfungsi membangun pola pikir dan pola sikap generasi sesuai tuntunan syariat.
Dengan demikian, generasi tidak lagi dijejali hiburan kosong dan ide-ide asing, melainkan diarahkan untuk menjadi insan berilmu, berakhlak, dan berkontribusi dalam membangun peradaban Islam.
Khatimah
Generasi adalah pilar masa depan bangsa. Namun, hidup dalam sistem kapitalisme sekuler, mereka justru kehilangan jati diri, terjerumus dalam kemaksiatan, rapuh secara mental, serta gagal menemukan arah hidup. Sistem pendidikan yang ada tidak membentuk kepribadian Islam, lingkungan sosial tidak mendukung, dan media justru memperparah kerusakan.
Semua ini menunjukkan bahwa kapitalisme tidak mampu melahirkan generasi berkualitas. Hanya sistem Islam kafah di bawah naungan khilafah yang dapat memberikan solusi menyeluruh: membentuk pendidikan berlandaskan aqidah Islam, menciptakan suasana masyarakat yang taat, serta mengontrol media agar menjadi sarana dakwah.
Dengan penerapan Islam, insyaAllah akan lahir generasi unggul: berilmu, bertakwa, dan siap memimpin dunia menuju peradaban mulia.
Wallahua’lam bishashawwab.
Oleh: Ema Darmawaty
Praktisi Pendidikan
0 Komentar