Topswara.com -- Sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap anak anak remaja terasa betul kekhawatiran terhadap nasib anak anak kita.
Meskipun di rumah sudah ngaji. Sudah difahamkan akidah dan syariah Islam. Sudah dididik untuk menjaga pergaulan. Sudah menutup aurat secara sempurna. Sudah diajarkan dan dibiasakan beribadah yang baik. Bahkan sudah dipondokkan. Sudah diberi contoh bagaimana hidup sebagai muslim yang baik.
Namun semua itu terasa belum cukup. Mengapa? Sebab lurusnya perilaku manusia tak hanya ditentukan oleh faktor individunya. Namun juga ditentukan oleh masyarakat nya dan negaranya.
Hidup ditengah-tengah masyarakat kapitalistik sungguh menyesakkan. Masyarakat yang duku islami sekarang setapak demi setapak menjadi masyarakat yang makin jauh dari Islam. Masyarakat yang hedonis nyaris tanpa kenal halal haram saking biasanya dan bebasnya bermaksiat.
Bahkan dosa besar macam zina, judi, miras, riba, tidak shalat, tidak puasa bahkan juga syirik dan murtad juga dianggap biasa saja. Saat ini bahkan lagibete pun mulai dianggap biasa.
Sementara negara yang seharusnya menjadi sumber kebaikan malah sebaliknya menjadi sumber keburukan.
Yakni ketika negara ini dibangun diatas aqidah sekulerisme yang menjadikan Islam hanya sebagai urusan privat yang ga boleh mengatur urusan publik maka negara telah memaksa rakyatnya durhaka kepada Allah dan rasulNya.
Dalam KUHP tidak ada larangan zina. Yang ada adalah sanksi bagi perselingkuhan itupun masuk delik aduan. Artinya selama berzina suka sama suka dan tidak ada yang merasa keberatan atau melaporkan maka sah sah saja. Enggak ada masalah.
Di negara ini shalat hanya boleh, yakni boleh dikerjakan boleh tidak, yang shalat enggak dilarang yang engga shalat enggak disanksi. Puasa juga begitu hanya boleh. Bahkan zina pun boleh, boleh berzina boleh tidak secara hukum tidak ada sanksi selama suka sama suka. Selama tidak ada yang mengadukan atau selama tidak menzinahi anak dibawah umur.
Inilah sebab utama mengapa perzinahan dinegeri ini makin marak dan telah menjadi kebiasaan umum di kita kita besar. dalam survey beberapa tahun lalu sudah sangat jarang kita dapat murid SMA atau mahasiswi yang masih perawan sebab berzina.
Makin khawatir lah kita sebagai orang tua, yang berharap anak anaknya selamat, terhadap makin liberalnya masyarakat ini. Dan makin abainya negara terhadap perilaku maksiat rakyatnya.
Tidak ada lagi jenis dosa dan maksiat yang tak dilakukan rakyat negri ini mulai dari korupsi, zina, riba, membunuh, berjudi, mabok, syirik dan murtad bahkan LGBT semua sudah dilakukan.
Seolah menantang kepada Allah agar Allah menyiksa negri ini karena maksiat yang sudah merajalela. Na'udzubillah min dzalik!
Dalam Surat Ar-Rum Ayat 41
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Disinilah pentingnya kita menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara. Itulah sistem khilafah. Ngaji yuk![]
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama
0 Komentar