Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mampukah Pendidikan Gratis di Sistem Kapitalisme

Topswara.com -- Pemerintah membuat program pendidikan gratis untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem dengan menciptakan sekolah rakyat (metrotvnews.com, 22/05/2025) dalam membantu memutus rantai kemiskinan sehingga dapat berperan signifikan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 (news.detik.com, 08/03/2025).

Upaya yang bagus dalam pemerataan akses pendidikan di seluruh daerah. Namun, terdapat sisi lain dari pandangan pengamat pendidikan dalam melihat Sekolah Rakyat. Menurut mereka, program ini berpotensi membuka celah penyelewengan yang baru dan bahkan menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. 

Oleh karena itu, para pengamat pendidikan memberikan saran untuk mempertimbangkan kembali adanya pembangunan sekolah rakyat, seperti pemerintah seharusnya menggunakan dana itu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sekolah yang kini sudah ada. 

Seperti, sekolah rusak, perpustakaan, laboratorium dan lapangan olahraga yang minim, serta kesejahteraan guru. Juga membiayai anak-anak putus sekolah.

Hal ini selaras dengan keinginan sebagian warga dari Sembulang Hulu, Pulau Rempang yang mana di daerah nya termasuk kedalam program pembangunan sekolah rakyat menyarankan untuk mempertimbangkan kembali program ini. 

Seperti, sekolah gratis sudah ada yaitu sekolah negeri atau sekolah umum dan pemerintah sebaiknya fokus untuk memastikan bantuan sekolah yang ada tersalurkan tepat sasaran sehinga semua orang bisa merasakan pendidikan (BBC.com, 11/04/2025). 

Pendidikan gratis, mudah dan efisien adalah dambaan semua orang dari kalangan orang kaya, menengah dan miskin. Jika tidak digratiskan akibatnya terjadi kecurangan, seperti sebetulnya dari golongan mampu tapi ikut mendaftar dalam bantuan pendidikan gratis. 

Oleh karena itu tanggung jawab dari pemerintah yang menyediakan pendidikan gratis dan hak semua orang dapat merasakan pendidikan dengan mudah menjadikan SDM yang berkualitas dan unggul.

Harapan pendidikan gratis dan mudah diakses semua orang bisa dirasakan di zaman Rasulullah SAW sampai masa kekhilafahan. Karena diwajibkan untuk semua orang menuntut ilmu agama atau ilmu dunia. Sebagaimana dalam Q.S. Al-Mujadalah ayat 11, yang artinya sebagai berikut:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahiouan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Juga Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).

Menuntut llmu bagi semua orang terutama orang Islam hukumnya wajib. Namun, mereka tidak merasa terbebani. Tetapi cintanya terhadap ilmu senantiasa terus tumbuh karena tidak terbebani oleh keuangan atau masalah lainnya, bahkan cinta terhadap Allah dan nabi Muhammad Saw senantiasa bertambah dengan dibuktikan dari kepribadian islamnya dalam lingkup individu, masyarakat, atau negara. 

Sedangkan di negara Islam yakni khilafah, pendidikan gratis didapat dari harta wakaf dan hasil keuntungan negara dari tambang yang diproduksi hingga menjadi barang jadi lalu dijual. Pengelolaan infrastruktur dan fasilitas pendidikan memadai, guru pun dimuliakan dengan apresiasi gaji yang sangat besar. 

Bahkan penelitian di masa khilafah yang berfokus pada bidang-bidang ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat akan didanai dan manfaat besar yang dirasakan bagi semua orang dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Akibat positifnya membentuk generasi gemilang tidak fakir ilmu atau miskin dalam ekonomi.


Oleh: Ainnur 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar