Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Takut kepada Allah SWT



Topswara.com -- Takut kepada Allah SWT.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ  

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Sobat. Kepada orang-orang yang beriman diperintahkan agar bertakwa kepada Allah, dengan melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Termasuk melaksanakan perintah Allah ialah memurnikan ketaatan dan menundukkan diri hanya kepada-Nya, tidak ada sedikit pun unsur syirik di dalamnya, melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan, dan mengadakan hubungan baik sesama manusia.

Dalam ayat yang lain diterangkan tanda-tanda orang bertakwa: Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (al-Baqarah/2: 177)

Dalam Al-Qur'an ungkapan kata takwa mempunyai beberapa arti, di antaranya: Pertama, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan diajarkan Rasulullah saw seperti contoh ayat di atas. Kedua, takut melanggar perintah Allah dan memelihara diri dari perbuatan maksiat.

Orang yang bertakwa kepada Allah hendaklah selalu memperhatikan dan meneliti apa yang akan dikerjakan, apakah ada manfaat untuk dirinya di akhirat nanti atau tidak. Tentu yang akan dikerjakannya semua bermanfaat bagi dirinya di akhirat nanti. Di samping itu, hendaklah seseorang selalu memperhitungkan perbuatannya sendiri, apakah sesuai dengan ajaran agama atau tidak. Jika lebih banyak dikerjakan yang dilarang Allah, hendaklah ia berusaha menutupnya dengan amal-amal saleh. Dengan perkataan lain, ayat ini memerintahkan manusia agar selalu mawas diri, memperhitungkan segala yang akan dan telah diperbuatnya sebelum Allah menghitungnya di akhirat nanti.

Suatu peringatan pada akhir ayat ini agar selalu bertakwa kepada Allah, karena Dia mengetahui semua yang dikerjakan hamba-hamba-Nya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, yang lahir maupun yang batin, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya.

Sobat. Keselamatan badan terletak pada sedikitnya makan. Keselamatan ruh terletak pada sedikitnya dosa. Keselamatan agama terletak pada sholawat kepada manusia terbaik (Muhammad SAW) disebutkan Oleh Imam al-Ghazali dalam kita Mukasyafatul Qulub.

Pernyataan tersebut menyoroti tiga aspek penting dalam kehidupan: keselamatan fisik, keselamatan spiritual, dan keselamatan agama. Menurut Imam al-Ghazali, ketiga aspek ini memiliki hubungan erat dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

1. Keselamatan Fisik (Badan): Imam al-Ghazali menyatakan bahwa sedikitnya konsumsi makanan dapat membantu menjaga kesehatan fisik. Ini mungkin merujuk pada praktik puasa atau kontrol diri dalam hal makanan untuk menjaga kesehatan tubuh.

2. Keselamatan Spiritual (Ruh): Imam al-Ghazali menekankan pentingnya menghindari dosa-dosa sebagai cara untuk menjaga keselamatan spiritual atau kebersihan hati dan jiwa seseorang. Dengan mengurangi dosa, seseorang dapat mencapai kedamaian batin dan keselamatan rohani.

3. Keselamatan Agama: Dalam konteks ini, Imam al-Ghazali menekankan pentingnya sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai cara untuk menjaga keselamatan agama. Sholawat kepada Nabi Muhammad dianggap sebagai tindakan ibadah yang penting dalam Islam, yang memperkuat hubungan seseorang dengan Allah dan mengokohkan keimanan.

Dengan menjaga tiga aspek ini, seseorang diharapkan dapat mencapai keselamatan yang lengkap, baik secara fisik, spiritual, maupun agama. Ini mencerminkan pandangan Islam tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan dan menjaga hubungan yang baik dengan Allah serta menjaga diri dari dosa.

Allah SWT menyuruh beriman untuk takut kepada-Nya. Dia juga memerintahkan untuk memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk bekal hari kiamat kelak. Artinya, hendaklah mereka bersedekah dan melakukan ketaatan agar bisa memetik buah pahala di hari kiamat.

Pernyataan tersebut mencerminkan ajaran dalam Islam tentang pentingnya beriman, takwa kepada Allah, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, khususnya hari kiamat. Berikut adalah beberapa poin penting yang bisa disimpulkan dari pernyataan tersebut:

1. Beriman dan Takwa: Beriman kepada Allah dan takwa kepada-Nya adalah prinsip dasar dalam Islam. Takwa merupakan sikap hati yang penuh kehati-hatian dalam menjalani kehidupan, dengan menjauhi dosa dan melakukan perbuatan baik sesuai dengan ajaran agama.

2. Memperhatikan Amal: Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan amal perbuatannya. Ini mencakup semua tindakan yang dilakukan selama hidup, baik dalam hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Setiap amal baik yang dilakukan akan menjadi bekal di hari kiamat.

3. Bersedekah dan Ketaatan: Salah satu bentuk amal yang ditekankan adalah bersedekah dan melakukan ketaatan kepada Allah. Bersedekah adalah tindakan memberikan sebagian dari harta yang dimiliki kepada yang membutuhkan, sebagai bentuk kepedulian dan kebaikan kepada sesama manusia. Ketaatan kepada Allah mencakup menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

4. Mengharap Pahala di Hari Kiamat: Tujuan dari melakukan amal baik, termasuk bersedekah dan ketaatan kepada Allah, adalah untuk memperoleh pahala di hari kiamat. Hari kiamat merupakan saat dimana manusia akan dihisab atas segala amal perbuatannya. 

Dengan melakukan amal baik, seseorang berharap dapat memetik buah pahala dan mendapatkan keselamatan di akhirat.

Dengan memperhatikan ajaran ini, umat Islam diharapkan untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan tujuan hidupnya, yaitu mendapatkan keridhaan Allah dan keselamatan di akhirat.

Orang mukmin adalah orang yang takut kepada Allah dengan menjaga seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan dosa.
Pernyataan tersebut mencerminkan konsep mukmin (orang yang beriman) dalam Islam yang memperhatikan pentingnya takwa kepada Allah dan menjaga diri dari perbuatan dosa. Berikut adalah beberapa poin yang bisa diperjelas dari pernyataan tersebut:

1. Takwa kepada Allah: Takwa merupakan sikap hati yang penuh kesadaran akan kehadiran Allah dan kepatuhan terhadap-Nya. Orang mukmin dituntut untuk memiliki takwa dalam setiap aspek kehidupannya, baik dalam hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia.

2. Menjaga Seluruh Anggota Tubuh dari Dosa: Ini menegaskan pentingnya menjaga kesucian dan kehormatan diri dari segala jenis perbuatan dosa. Hal ini mencakup menjaga lisan dari perkataan yang buruk, menjaga mata dari melihat hal yang haram, menjaga telinga dari mendengarkan hal yang tidak pantas, dan menjaga tangan dari melakukan perbuatan yang melanggar aturan agama.

3. Kesadaran akan Akibat Dosa: Orang mukmin memahami bahwa setiap perbuatan dosa memiliki konsekuensi di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, mereka berusaha keras untuk menjauhi dosa dan menghindari segala bentuk godaan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka.

4. Komitmen terhadap Kebajikan: Selain menjauhi dosa, orang 
mukmin juga aktif dalam melakukan kebaikan dan amal yang mendekatkan diri kepada Allah. Mereka berusaha untuk menjalankan segala perintah Allah dan mengikuti contoh yang baik dari Nabi Muhammad SAW.

Pentingnya menjaga diri dari perbuatan dosa dan memiliki takwa kepada Allah adalah bagian integral dari ajaran Islam. Ini merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat.

Abu al-Laits Assamarqandi menjelaskan ada tujuh tanda takut seorang kepada Allah akan tampak pada tujuh hal : 1. Lidahnya. 2. Hatinya. 3. Pandangannya. 4. Perutnya. 5. tangannya. 6. kakinya. 7. Ketaatannya.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa takwa kepada Allah tidak hanya sekadar pernyataan verbal atau penampilan luar saja, tetapi juga tercermin dalam berbagai aspek perilaku dan batin seseorang. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tujuh hal yang disebutkan Abu al-Laits Assamarqandi dimana tanda-tanda takwa kepada Allah akan tampak:

1. Lidahnya: Tanda takwa akan terlihat dari apa yang seseorang ucapkan. Orang yang takut kepada Allah akan berbicara dengan sopan, menghindari berbicara yang sia-sia atau menyakiti perasaan orang lain, dan menggunakan lidahnya untuk mengucapkan kata-kata yang baik dan membawa manfaat.

2. Hatinya: Takwa akan tercermin dalam keadaan batin seseorang. Hatinya akan dipenuhi dengan rasa ketaatan, cinta kepada Allah, dan kesadaran akan kebesaran-Nya. Orang yang memiliki takwa akan menjaga kebersihan hatinya dari penyakit-penyakit seperti hasad (iri hati), dengki, dan kebencian.

3. Pandangannya: Tanda takwa akan tampak dalam cara seseorang memandang dunia dan orang-orang di sekitarnya. Orang yang takut kepada Allah akan menjaga pandangannya dari melihat hal yang haram, menghindari pandangan yang tidak pantas, dan menggunakan pandangan mereka untuk tujuan yang baik dan bermanfaat.

4. Perutnya: Takwa akan tercermin dalam cara seseorang memilih makanan dan minuman. Orang yang takut kepada Allah akan menjaga kehalalan makanan yang mereka konsumsi, menghindari makanan yang haram atau syubhat (diragukan), dan memperhatikan kesehatan tubuh mereka dengan menjaga pola makan yang sehat.

5. Tangannya: Tanda takwa akan terlihat dari apa yang dilakukan oleh tangan seseorang. Orang yang takut kepada Allah akan menggunakan tangannya untuk melakukan perbuatan baik, seperti memberikan sedekah, membantu orang lain, dan melakukan pekerjaan yang bermanfaat.

6. Kakinya: Takwa juga tercermin dalam langkah-langkah seseorang. Orang yang takut kepada Allah akan menggunakan kakinya untuk berjalan menuju tempat-tempat yang bermanfaat, seperti tempat ibadah, tempat belajar, atau tempat berkumpul dengan orang-orang yang beriman.

7. Ketaatannya: Tanda utama takwa adalah ketaatan kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Orang yang memiliki takwa akan mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, baik yang berkaitan dengan ibadah maupun akhlak.

Melalui pemahaman dan pengamalan tujuh hal ini, seseorang dapat mengembangkan takwa kepada Allah dalam setiap aspek kehidupannya, dan hal ini merupakan landasan penting dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan mendapatkan keberkahan dari-Nya.
Balasan terbaik bagi orang-orang yang takut kepada Allah atau Bertakwa kepada-Nya. Sesungguhnya mereka akan selamat dari Api neraka pada hari kiamat dan dimasukkan Surga oleh Allah SWT.

Balasan terbaik bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah adalah janji keselamatan dari azab neraka dan penerimaan Surga dari Allah SWT di hari kiamat. Ini adalah janji yang diberikan oleh Allah kepada mereka yang taat dan bertakwa dalam menjalani kehidupan di dunia. Berikut adalah beberapa poin yang bisa diperjelas dari balasan terbaik bagi orang-orang yang takut kepada Allah:

1. Selamat dari Api Neraka: Orang-orang yang bertakwa kepada Allah akan dijamin keselamatan dari azab neraka di hari kiamat. Allah telah menjanjikan bahwa mereka yang menjalani kehidupan dengan taat dan bertakwa akan diselamatkan dari azab neraka dan diberikan tempat yang mulia di Surga-Nya.

2. Dimasukkan ke Surga oleh Allah: Selain diselamatkan dari azab neraka, mereka yang bertakwa akan diberi anugerah oleh Allah untuk dimasukkan ke Surga-Nya. Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara, dan menjadi tujuan akhir bagi orang-orang yang taat kepada Allah.

3. Anugerah dan Kasih Sayang Allah: Balasan terbaik bagi orang-orang yang bertakwa juga mencakup anugerah dan kasih sayang Allah yang tiada henti. Allah memberikan perlindungan, petunjuk, dan pertolongan kepada mereka yang bertakwa, serta memberikan karunia-karunia-Nya kepada mereka di dunia dan akhirat.

4. Kebahagiaan Abadi: Keselamatan dari azab neraka dan penerimaan surga oleh Allah merupakan jaminan bagi kebahagiaan abadi bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka akan menikmati kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara di Surga selama-lamanya, sebagai balasan dari kesetiaan dan ketakwaan mereka kepada Allah di dunia.

Dengan memahami janji-janji Allah bagi orang-orang yang bertakwa, diharapkan umat manusia akan semakin termotivasi untuk menjalani kehidupan dengan penuh taat dan bertakwa kepada Allah, serta berusaha untuk mendapatkan keberkahan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar